Seorang prajurit di dunia modern tewas dalam tugas, namun takdir berkata lain.
Prajurit itu mendapatkan kesempatan kedua, dia dihidupkan kembali dengan mengemban misi besar untuk sebuah dunia.
Dengan kesempatan keduanya untuk hidup, dia menjelajahi dunia keduanya dan mencoba menanjaki puncak tertinggi dunia kultivasi.
Segala rintangan dia hadapi, segala masalah dia selesaikan demi menjalankan misi yang dia terima sebagai bayaran akan kehidupan keduanya.
ikuti terus perjalanan kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suja Andy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 22 - Pertemuan dengan Biksu Light Thunder Temple.
Light Thunder Temple, kuil yang sudah berdiri selama lebih dari 3000 tahun lamanya. Kuil ini adalah kuil yang mengajarkan dan menyebarkan kebenaran, Light Thunder Temple dipimpin oleh seorang Biksu tertinggi dengan gelar Light Thunder Master dan setiap generasinya selalu memiliki kekuatan seorang cultivator Nascent Soul Peak-stage ke atas.
Pada saat Xi Suja berumur sepuluh tahun atau tepat dengan hari saat dia telah memasuki Forging Qi tingkat 1, kuil ini juga merayakan naiknya seorang biksu baru sebagai pemimpin tertinggi kuil ini.
Pemimpin baru kuil ini menggantikan pemimpin lama yang telah tutup usia, pemimpin saat ini merupakan biksu dengan kekuatan Nascent Soul Great Circle-stage dan memiliki gelar sebagai Great Monk dan berasal dari Light Thunder Guardian yang merupakan sebuah kumpulan biksu yang merupakan pasukan rahasia kuil ini.
Great Monk mewarisi gelar Light Thunder Master dengan tambahan Monk di belakang kata Master, dan merupakan seorang Great Thunder Monk Master generasi ke-100 sebagai pemimpin tertinggi kuil ini.
Saat ini Great Thunder Monk Master yang memiliki nama asli Wu Yun tengah berada di dalam ruangannya bersama dengan dua orang biksu senior dan seorang biksu junior murid langsung sang Great Monk, Great Monk meminta muridnya untuk menghadap dalam rangka untuk membuat relasi dengan pemimpin Asosiasi Batik Biru agar kuil mereka mendapatkan pemasok sumber daya yang selama ini mereka butuhkan.
"Wu Dao, kau adalah muridku yang paling berbakat dari semua seniormu. Namun selama kehidupanmu kamu tidak pernah meninggalkan kuil, dan menurut guru tugas yang akan kuberikan ini akan memberikanmu waktu untuk melihat dunia luar selama beberapa waktu.
Gunakanlah waktu yang kamu miliki di luar sana untuk mencari pengalaman, jika memungkinkan tolong carilah obat untuk gurumu ini".
Wu Dao, biksu muda berumur 20 tahun itu mendengarkan dengan baik semua perkataan gurunya. Semua petinggi kuil, Core Disciple, dan Legacy Disciple Light Thunder Temple mengetahui kondisi sang guru besar, Great Monk mengalami luka dalam yang serius karena mengalami gangguan saat berusaha menerobos dinding penghalang kokoh saat mencoba menerobos ke ranah selanjutnya.
Dua biksu petinggi itu juga sebenarnya merupakan salah dua dari ratusan murid sang Great Monk selama lima ratus tahun ini, keduanya diangkat oleh Guru Besar sebelumnya sebagai petinggi kuil karena melihat potensi kedua murid sang Great Monk.
"Guru, murid akan berusaha melaksanakan tugas ini dengan baik. Dan murid juga berjanji akan mendapatkan obat untuk guru, atau setidaknya cara mengobati luka dalam yang guru alami" Wu Dao memahami betul keadaan gurunya, dan dia berjanji akan mencari segala kemungkinan yang bisa menyembuhkan sang guru yang dia hormati.
Great Monk Wu Yun dan kedua petinggi kuil tersenyum, mereka menaruh harapan besar pada Wu Dao yang sudah mereka didik selama ini.
"Saat kau keluar kuil nanti, bawalah persediaan secukupnya. Jangan membawa benda yang akan menyesatkanmu kepada hal-hal duniawi, bawalah mangkok kayu untuk meminta derma dan sebuah tongkat sebagai penunjuk jalan" Senior Wu Dao, Wu Ling, dan Wu Ming bergantian memberikan pesan-pesan penyemangat untuk junior mereka.
"Guru dan senior sekalian, murid ini meminta doa agar perjalanan murid ini bisa berjalan baik. Murid ini akan berusaha menerapkan ajaran sang Budha selama berkelana di luar sana".
Wu Yun menatap Wu Dao yang masih bersujud, lantunan suara sutra mulai terdengar dari mulutnya diikuti oleh Wu Ling dan Wu Ming.
Energi yang tertanam dalam sutra itu mengalir dan memasuki tubuh Wu Dao, perlahan batinnya merasakan perasaan tenang dan nyaman yang membuatnya merasa aman dan bersemangat untuk menjelajahi dunia luar.
**************
Di lain tempat Suja dan semua rombongannya telah melanjutkan perjalanan, kali ini mereka berada di kedalaman hutan untuk mencari Demonic Beast untuk dijadikan sasaran latih tandingnya.
Selama perjalanan Suja dan semua pengikutnya berbincang-bincang, selama perbincangan Suja lebih banyak diam mendengarkan para cultivator penjaganya menceritakan kisah-kisah mereka dan pengalaman-pengalaman di dunia cultivator.
Suqian dan Cing Cia juga menceritakan kisah mereka, kebanyakan kisah yang mereka ceritakan cukup membuat Suja merasa bersemangat.
Selama beberapa hari mereka berjalan dan akhirnya mereka keluar dari hutan dengan kondisi Suja yang mengenakan pakaian lain, semua itu terjadi karena selama beberapa hari dia terus bertarung melawan beberapa Demonic Beast yang kebanyakan memiliki kekuatan setara dengan cultivator Foundation Realm dan hanya sesekali melawan yang memiliki kekuatan setara Core Formation.
Tak jarang juga mereka berpapasan dengan Demonic Beast yang memiliki kekuatan setara dengan cultivator Nascent Soul Low-stage ke atas, jika sudah seperti itu kadang Suja akan ikut bertempur tapi kebanyakan para cultivator Nascent Soul yang mengawalnya lah yang akan melawan dan menghabisi semuanya.
Semua jasad Demonic Beast yang mereka lawan akan diberikan kepada Tasya dan juga dimasukkan ke ruang dimensinya melalui cincin spatial sebagai penyamaran, Long dan semua temannya akan menyantap semua daging binatang iblis itu dengan semangat karena daging-daging itu bisa meningkatkan kekuatan fisik mereka.
Saat mereka sudah dekat dengan suatu kota, Suja dan rombongan melihat suatu pemandangan yang membuatnya tertarik.
Seorang pemuda berpakaian biksu tengah bersandar di batang pohon sembari melantunkan syair sutra dengan lirih, tampaknya pemuda itu tengah menahan rasa lapar karena dalam beberapa saat tangannya akan menyentuh perut terbungkus pakaiannya.
Suja mendekati pemuda itu diikuti rombongannya, pemuda yang merasa didekati membuka mata dan menoleh melihat siapa yang mendekatinya.
"Salam biksu, apakah ada yang bisa kami tolong?" Wu Dao, biksu yang tengah mengalami kesusahan itu tersenyum lega saat melihat ada pemuda yang seperti seumuran dengannya mengajaknya berbicara.
"Saudara, perkenalkan namaku Wu Dao. Bolehkah aku mengetahui nama saudara?" Salah seorang cultivator pengawal Suja tampak marah dan hendak membentak Wu Dao namun dihentikan oleh Suqian.
"Saudara Wu Dao, perkenalkan namaku Xi Suja. Saudara bisa memanggilku Suja, apakah aku boleh memanggil saudara dengan nama Wu?" Wu Dao hanya mengangguk pelan sebelum mencoba bangkit berdiri.
"Saudara Wu, kalau boleh tau kenapa saudara bisa seperti ini?" Suja mengajak Wu Dao duduk di dekatnya saat melihat sang biksu kesulitan untuk berdiri.
"Terima kasih saudara, ceritanya cukup panjang ja….".
KRRRYYUUUKKK….!!!!
Belum sempat Wu Dao menceritakan masalahnya, suara perut terdengar membuat Suja tertawa pelan sementara Wu Dan merona malu karena suara itu berasal dari perutnya.
"Saudara Wu, lebih baik saudara memakan makanan dulu sebelum kita berbincang. Kebetulan aku juga cukup lapar, mari kita makan bersama" Wu Dao menerima ajakan itu dan pelayan Suja segera mengeluarkan banyak makanan dari cincin spatialnya.
Suja mempersilahkan Wu Dao mengambil lebih dahulu, namun Wu Dao malah meminta Suja mengambil bagian dahulu dan mengatakan seorang biksu hanya makan jika pemilik makanan telah mengambil bagiannya lebih dahulu.
Suja mengambil sebuah sate dari daging Demonic Beast berwujud rusa yang dilawannya beberapa hari yang lalu diikuti semua rombongannya, Wu Dao awalnya mencari santapan yang berbahan sayuran namun karena semuanya diolah dari daging akhirnya dia mengambil setusuk sate daging rusa yang juga dimakan oleh Suja.
"Saudara, daging apa ini? Rasanya sangat enak, baru pertama kali aku memakan daging yang seperti ini. Meskipun kami para biksu selalu memakan sayuran, tapi kami juga akan memakan daging jika terpaksa. Tapi rasa daging ini sangat berbeda dari yang pernah aku makan".
Wu Dao memang pernah memakan daging beberapa hari lalu saat persediaan makanannya habis, tapi daging dari derma yang dia dapatkan rasanya berbeda dengan yang dia makan saat ini.
"Sudara Wu, daging ini adalah daging dari Demonic Beast jenis rusa yang kulawan beberapa hari lalu. Aku maklum jika saudara merasa rasanya berbeda dari kebanyakan daging lainnya, itu karena daging ini diolah dengan cara yang berbeda dan ditambah dengan bumbu-bumbu seperti ini".
Wu Dao mengangguk mengerti, tapi saat dia melihat bentuk bumbu yang disebutkan oleh Suja dia tidak bisa tidak melotot.
Bumbu yang diperlihatkan Suja adalah bumbu seperti daun barli, bawang putih, bawang merah, dan beberapa rempah lainnya yang kebanyakan digunakan sebagai bahan obat-obatan.
"Saudara, apakah rempah-rempah ini yang saudara gunakan untuk mengolah daging ini? Bukankah rempah ini adalah tanaman obat?" Wu Dao heran saat melihat semua rempah itu, karena sepengetahuannya semua rempah itu adalah salah satu bahan obat yang sering digunakan oleh tabib untuk mengobati penyakit.
"Saudara Wu, rempah-rempah ini sebenarnya adalah bumbu masakan. Penggunaannya sebagai bahan obat oleh para tabib hanyalah salah satu dari khasiat semua rempah-rempah ini, memang kebanyakan orang menganggapnya sebagai bahan obat namun sebenarnya ini adalah bumbu dapur yang dapat digunakan untuk melezatkan makanan" Wu Dao mendengarkan semua penjelasan Suja dengan baik.
Cing Cia, Suqian, dan cultivator lainnya juga cukup terkejut saat mengetahui apa penyebab dari rasa enak daging yang mereka makan selama beberapa hari itu. Mereka memang melihat bagaimana cara Suja mengolah daging, tapi mereka tidak pernah menyangka butiran-butiran halus yang ditaburkan ternyata adalah rempah-rempah yang sering dipakai sebagai bahan obat-obatan oleh para tabib.
Setelah mereka selesai makan Suja mengajak Wu Dao untuk berbincang, sementara yang lain memilih untuk melakukan praktik karena energi Qi di sekitar mereka cukup banyak dan mereka tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu.
"Saudara Wu, bisakah saudara menceritakan apa saja yang saudara alami?" Wu Dao tersenyum dan mengingat semua apa yang dialaminya selama perjalanan.
"Penderma Xu, maaf jika penderma tersinggung kupanggil demikian" Suja menggeleng dan mengatakan dia tidak mempermasalahkannya.
"Beberapa hari yang lalu aku keluar dari kuil utama di wilayah Kekaisaran Wei dengan tujuan mencari lokasi keberadaan Asosiasi Batik Biru, dari yang kudengar selama perjalanan Asosiasi ini berada di Ibukota Kekaisaran Han.
Dalam perjalanan aku banyak membantu para pengikut kuil kami, kebanyakan masalah yang kualami juga disebabkan oleh Demonic Beast bahkan beberapa hari yang lalu persediaan makananku direbut oleh seekor Demonic Beast jenis kera……..".
Wu Dao menceritakan semua pengalamannya selama keluar dari kuil, dia juga menceritakan bagaimana konyolnya dia saat saling rebut makanan dengan kera yang mencuri persediaannya.
Suja mendengarkan dengan penuh perhatian, sesekali dia akan tertawa saat mendengarkan bagian yang menururnya lucu dari kisah si biksu.
.
.
.
.
.
,
,