Karena kelalaian nya dalam berkendara. Mobil yang dikendarai oleh Alina pun akhirnya mengalami kecelakaan hingga membuat sang kakak yang saat itu akan melahirkan meninggal dunia.
Dan suami dari sang kakak, yang merupakan kakak ipar Alina mengalami kelumpuhan. Beruntung, bayi yang tengah dikandung oleh Alisa masih bisa diselamatkan.
Karena hal itulah, Alina pun akhirnya terpaksa menikah dengan Pras, kakak iparnya sendiri demi mempertanggung jawabkan perbuatan nya. Meski itu tidaklah disengaja.
Lalu, akankah pernikahan mereka berjalan dengan baik ditengah kebencian Pras pada Alina karena sudah menghilangkan nyawa sang istri dan membuatnya lumpuh??
Akankah Pras lulus dan mau memaafkan Alin setelah melihat ketulusan Alina dalam menjaga dan merawat Alesya, putrinya.
yukk simak kisah mereka...
Jangan lupa tinggalkan jejak ya,like,komen dan subscribe.
Biar Othor lebih semangat saat menulis,terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part.25
***
Alina menatap takjub dirinya sendiri lewat pantulan cermin meja rias yang ada didalam kamar Pras.
Pagi ini, mama Widia dan mama Tari kompak datang ke rumah sang anak dengan membawa serta MUA ternama untuk mempercantik Alina yang hari ini akan melaksanakan wisuda nya.
Akhirnya, hari yang dinanti nanti setiap mahasiswi dan mahasiswa itu pun tiba juga. Hari dimana mereka akan melepas status sebagai seorang pelajar dan mengganti dengan menyandang gelar yang baru, yaitu seorang sarjana.
Yang setelah hari itu, mereka akan di hadapkan pada kenyataan bagaimana kejam nya dunia dan dunia kerja.
"Masya Allah, kamu cantik sekali Nak?" ucap mama Tari yang baru saja memasuki kamar itu di ikuti oleh mama Widia.
"Terima kasih Ma," jawab Alina masih menampilkan senyum manis nya meski hatinya tengah dilanda rasa sedih yang luar biasa.
"Bagaimana? Apa kamu sudah bisa menghubungi Pras?" tanya mama Widia yang begitu menyadari akan kesedihan sang menantu.
Meski Alina terus saja tersenyum, namun mama Widia tahu betul bagaimana kondisi hati Alina saat ini.
"Balum Ma, nomor nya masih tidak bisa dihubungi," jawab Alina sendu.
Pasalnya, sudah sejak Pras pergi, pria itu tidak bisa dihubungi sama sekali. Bahkan Wahyu si sang asisten pun ikut ikutan menghilang dari kehidupan Alina.
"Maafkan Pras ya Nak, dia memang sangat gila kerja," ucap mama Widia menyesalkan tindakan Pras yang pergi di saat Alina akan wisuda.
"Iya Ma, tidak apa apa. Lagi pula, Mas Pras juga pergi untuk bekerja kan?"
"Baiklah, kalau sudah siap lebih baik kita pergi sekarang,"
"Iya Ma, ayo."
Alina pun beranjak dari tempat duduknya lalu mulai beranjak menuju ke arah pintu. Namun, seketika langkah nya terhenti saat Alina menerima sebuah pesan foto dari nomor yang tidak dikenalnya.
08xxxx
["Lihatlah, bahkan dia lebih bahagia saat bersamaku dari pada bersama denganmu. Maka dari itu, pergilah dari kehidupan nya dan biarkan dia bahagia bersama denganku."]
Deg...
Jantung Alina pun berdenyut nyeri saat melihat sebuah foto yang dikirimkan oleh wanita yang kemarin datang ke rumah nya.
Dimana didalam foto itu tengah menampilkan Pras dengan seorang wanita yang tersenyum manis. Senyum yang tidak pernah Alin lihat sepanjang pernikahan mereka terjalin.
Didalam foto itu, Pras terlihat begitu bahagia. Alina pun mematikan ponselnya lalu kembali melanjutkan langkahnya.
"Sayang, kamu kenapa?" tanya mama Tari saat melihat putrinya terlihat murung dan sedih.
"Tidak ada Ma, Alina hanya tegang saja," jawab nya dengan sedikit berbohong.
"Baiklah, kalau tidak apa apa. Senyum dong sayang, kan ini hari bahagia kamu yang akhirnya lulus juga dengan hasil terbaik lagi,"
"Ya Ma, maaf. Aku senang kok,"
Dengan perasaan yang campur aduk, Alina pun mencoba terus tersenyum demi membuat orang tuanya merasa tenang.
*
*
*
Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam, akhirnya Alian beserta keluarga pun tiba di ballroom dimana acara wisuda untuknya itu akan di gelar.
Dengan menggunakan balutan kebaya modern berwarna nude, Alina tampak begitu terlihat cantik dan anggun.
Alina pun menjalani wisuda nya dengan perasaan penuh dengan suka cita. Bahagia, karena akhirnya Alina bisa menyandang status sarjana dengan nilai Cumlaude.
Sungguh pencapaian yang luar biasa di tengah kesibukan nya menjadi seorang istri dan juga ibu dadakan. Namun, hal itu menyisakan kesedihan tersendiri di hati Alina.
Dimana, suami yang harusnya menjadi orang terspesial yang hadir di acara itu nyatanya tidak menampakan batang hidung nya sama sekali.
"Selamat ya sayang. Akhirnya lepas juga dari status mahasiswi nya," ucap mama Widia yang dengan setia nya menunggu Alina selesai melalukan proses demi proses acara wisuda itu dari luar gedung.
Berhubung hanya orang tua saja yang di ijinkan mendampingin didalam ballroom, mama Widia dan papa Hadi pun akhirnya menunggu diluar.
Namun keduanya sama sama tidak keberatan dan tetap menunggu hingga acara didalam ballroom selesai dan Alina keluar dari dalam sana bersama dengan kedua orang tua nya.
"Terima kasih Ma, terima kasih sudah datang dan menemani disini. Walau pun nggak bisa masuk." ucap Alina memeluk erat mertuanya itu.
Keduanya pun larut dalam rasa suka cita dalam pelukkan masing masing. Hingga suara bariton seseorang mengalihkan perhatian keduanya.
"Selamat ya. Maaf saya datang terlambat,"
Mendengar suara yang sangat familiar itu, baik Alina maupun Mama Widia sama-sama mengurai pelukan mereka.
Keduanya tampak dibuat kaget dengan kehadiran Pras disana. Pras yang datang bersama Wahyu, sang asisten pun tersenyum lembut ke arah Alina.
Dengan satu buket bunga dengan ukuran yang sangat besar, Pras mendekat ke arah Alina dengan di bantu oleh Wahyu.
"Mas Pras?"
"Pras?" ucap Alina dan mama Widya secara bersamaan.
Pria yang duduk di kursi roda itu pun mendekat dengan dibantu oleh sang asisten untuk membantunya lebih mendekat ke Alina
"Ini untuk kamu. Selamat ya akhirnya kamu lulus," ucap Pras pada Alina yang masih Diam membeku di tempatnya.
Alina yang masih shock karena kedatangan sang suami yang tiba tiba itu hanya bisa terdiam terpaku sambil menatap Pras serta buket bunga yang dibawa pria itu secara bergantian.
"Sayang kenapa bengong? ambil bunganya Nak," ucap Mamah Widia saat melihat Alina hanya terdiam tanpa mengambil bunga yang disodorkan oleh Pras.
"I_iya Ma, maaf..Terima kasih Mas, Terima kasih sudah datang."
Saking bahagianya akan kedatangan Pras di sana, Alina pun tanpa sadar sampai bergerak maju, lalu menubrukkan tubuhnya ke tubuh Pras.
Pras yang mendapatkan serangan tiba-tiba dari sang istri hanya diam membeku dengan mata yang membulat sempurna. Sungguh ini sangat kejutan bagi Pras. Pasalnya, Alina tidak pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya.
"Terima kasih Mas, Terima kasih karena sudah datang," bisik Alina tepat di telinga Pras sambil memeluk erat tubuh kekar Pras.
"Jangan berlebihan, aku datang hanya demi orang tuaku. Cepat lepaskan, aku tidak nyaman," balas Pras dengan berbisik juga.
"Tahan dan Bersabarlah sebentar saja, aku mohon. Anggap ini sebagai hadiah pertemuan dan perpisahan kita," jawab Alina dengan nada lirik saat Pras meminta nya untuk melepaskan pelukan di tubuhnya.
"Terima kasih," lanjur Alina dengan nada yang kian lirih.
Semua nya pun tampak larut dalam rasa sukacita menyambut hari dimana Alina kini menyandang status sarjana ekonomi dengan nilai Cumlaude.
Acara pun kini berlanjut dengan sesi foto foto. Sepanjang melakukan foto bersama. Alina tidak pernah melepaskan senyuman dari wajah cantik dan anggunnya itu.
Bahkan di sepanjang mengenal Alina Ini pertama kalinya Pras melihat senyum Alina yang begitu cantik dan lembut. Sungguh meneduhkan dan mendamaikan hati hingga tanpa sadar Pras pun ikut tersenyum saat keduanya melakukan sesi foto bersama.
Ini adalah foto pertama Alina bersama dengan Pras hanya berdua saja. Karena saat menikah dulu. Pras menolak untuk melakukan foto berdua bersama dengan Alina.
Hingga mereka pun tidak memiliki foto berdua. Dan ini adalah pertama kalinya Alina dan Pras melakukan sesi foto bersama dan berdua saja.
.
*
***