NovelToon NovelToon
I Love U! Suami Dadakan

I Love U! Suami Dadakan

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat / Teen School/College / Tamat
Popularitas:944k
Nilai: 4.9
Nama Author: unchihah sanskeh

Aku yang terjebak hubungan terlarang di luar nikah dan di tipu kekasihku yang membawaku kabur dari rumah ke kota, Tiba-tiba di lamar dan di nikahi oleh seorang Polisi yang terpaut 9 tahun lebih tua dariku. Polisi yang membantuku pulang ke rumah dan berdamai kembali dengan ayah.

Menjalani Pernikahan kilat dengan seorang pria asing yang sama sekali belum ku kenal sebelumnya, demi menebus dosa pada ayah yang sudah ku buat sedemikian hina.

"Kenapa kakak mau menikahi dan bertanggung jawab untuk seseorang yang tidak kamu kenal dengan baik?" ~ Karunia

"Karena aku tahu rasanya tidak punya orang tua." ~Anta Reza

meski begitu dia bukan sosok yang sempurna, dia memiliki kelemahan permanen yang membuatku akhirnya paham bahwa tidak ada seorang pria mau menikahi wanita asing yang mengandung anak dari orang lain dengan sukarela, sebagaimana pemikiran orang lain pada umumnya. hingga akhirnya aku mengetahui, bahwa ia memiliki alasan lain yang lebih masuk akal, selain dari yang telah dia ucapkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon unchihah sanskeh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25 - Antara Anta dan Masa Lalu

"Kakak kenal tidak?"

Karena tak kunjung mendapat jawaban darinya, kupikir mungkin Kak Anta tak mendengarnya, akhirnya ku coba untuk mengulangi lagi dengan lebih jelas.

"Anu... Kak, tentang pria masa lalu-ku, apakah kakak tahu? atau kenal?"

Mendengar aku melontarkan pertanyaan semacam itu, Kak Anta diam, tangannya yang tadi sibuk mengelus perutku tiba-tiba berhenti. Dia melempar tatapan tajam ke arahku.

"Kenapa tiba-tiba menanyakan soal itu?" katanya sambil mendengus.

Jantungku seakan melonjak, ketika dia menjadi serius. Namun aku memberanikan diri untuk menatap matanya. Rasa penasaranku sangat besar, hingga akhirnya rasa segan dan berdebar itu dapat ku tepikan, mataku seperti menyala-nyala karena tak sabar menunggu jawabannya.

"Hmm... begini Kak," Kataku tersenyum dan mengubah posisi duduk. "Aku tidak bermaksud untuk menengok masa lalu. Tidak sama sekali! hanya saja, aku sedikit penasaran. Karena... "

Aku terdiam sambil menggantung ucapanku. Dalam diam, aku memikirkan bagaimana jika aku memberi tahu Kak Anta soal pertemuan terakhirku dengan Petra malam itu. Bagaimana reaksi Kak Anta jika mengetahuinya?

"Karena apa?" Tanyanya padaku.

"Kak Anta, maaf aku pernah berbohong pada kakak. Sejujurnya saat malam aku tersesat waktu itu, karena aku bertemu Petra dan mengikuti dia. A-aku mengikutinya bukan tanpa alasan, saat itu dia mengatakan tentang kita. Dia tahu soal pernikahan, bahkan dia juga tahu tentang kakak, tentang pekerjaan kakak pun dia tahu.... "

Mataku nanar menatap kiri dan kanan, berusaha mencari kata yang tepat agar Kak Anta tak salah paham.

"Dia bicara apa saja?"

"Cuma itu, karena saat aku minta penjelasan dia kembali meninggalkanku diam-diam."

Begitu aku selesai menjawab pertanyaan Kak Anta, dia bangkit dan kembali duduk di kursi yang ada di depanku. Seraya mendengus, Kak Anta menyahut, "Aku tidak mengenal dia, oke?"

Mata cemerlangnya menatap wajahku lekat-lekat, meskipun sebenarnya aku masih kurang puas dengan jawaban Kak Anta. Jika mereka tidak saling mengenal, lalu bagaimana Petra bisa tahu tentang kami?

"Sungguh? Aku sebenarnya sangat penasaran, apalagi saat dia mengetahui tentang pernikahan kita dan Kak Anta. Agak janggal saja."

"Entahlah, mungkin dia mengetahuinya dengan cara tak terduga... "

"Maksudnya?"

"Aku tidak tahu siapa dia, Kania! Lagi pula kita sudah berdua, kan? jadi, tidak usah perdulikan tentangnya lagi."

Kak Anta bicara dengan nada mulai meninggi, ekspresi wajahnya yang tadi begitu teduh dan kekanak-kanakan kini berubah menjadi serius dan tajam. Seperti saat ia menginterogasi seseorang.

Aku melihat ke arahnya dengan sorot curiga, sementara wajahnya diliputi keraguan.

"Itu benar," Ujar ku. "Tetapi, Meskipun kita sudah bersama dan aku tak mengharapkan dirinya lagi, tapi aku masih merasa ada yang ganjal dan butuh penjelasan darinya." Aku diam sejenak menggantung kata-kataku. Kemudian melanjutkan;

"Kak... bisa bantu aku untuk menemukan dia? Aku berani bersumpah, bahwa aku tak mengharapkan apa pun padanya, hanya saja seperti yang ku katakan tadi, aku butuh penjelasan, agar hatiku tidak terus digerayangi rasa penasaran yang bisa membuatku gila."

Keheningan merebak di sekitar kami. Dari luar sayup-sayup suara burung bertengger terdengar bersahut-sahutan, mungkin sekarang mereka sedang berebut tempat. Walaupun aku masih merasakan ketegangan yang menguar dari diri Kami berdua, perlahan Kak Anta kembali melunak.

"Sudah malam, aku buat makan malam dulu ya! Kamu tunggu saja di sini."

Demikianlah dia pergi meninggalkan ku ke dapur, setelah mengusap lembut rambut kepalaku yang hampir di penuhi oleh telapak tangannya yang lebar. Dia menjawab tanpa memperdulikan apa yang aku pinta. Ini di luar kebiasaannya. Ada apa dengan dia? dan denganku? Mungkin dia mau menuruti keinginanku. Atau bisa jadi enggan. Seandainya yang ku katakan ada yang salah sehingga kami jadi sedikit canggung? Dan seandainya juga tidak?

Penghujung senja yang membingungkan. Satu hal yang menyelamatkanku dari gelisah adalah berangkat menghampirinya di dapur. Tapi, sebelum itu aku harus mengganti pakaian agar tubuhku jadi lebih nyaman sampai sang bulan datang, naik ke langit tinggi. Sementara ku biarkan dulu kak Anta sendirian.

Kak Anta tidak mungkin mendaki sampai ke posisi tinggi yang dicapainya saat ini tanpa memiliki kepribadian langka semacam itu, dan yang membuatnya unggul di profesinya. Pria seperti dirinya telah membuat karakter pribadinya tersendiri, seseorang yang pilihannya tak bisa ditebak. Antara ya atau tidak, dan itu sebabnya tidak seorang pun bisa membuat kesimpulan tentang dirinya.

Ketika Kak Anta memutuskan untuk melakukan sesuatu, hal itu harus dilakukan dengan sepenuh hati atau tidak sama sekali. Kendati fakta bahwa dia telah memiliki kekasih dan mereka saling mencintai, getar-getar rasa senang dan tanggung jawab merambatu punggungnya, karena untuk sementara ini Kak Anta memilih untuk menikahi ku.

Mungkin akhirnya dia siap untuk meninggalkan masa lalunya meski pilihan itu sedikit membuat semua orang hancur. Dan aku pun harus demikian, mungkin itu kehendak Kak Anta sehingga ekspresi wajahnya seketika berubah saat aku menanyakan tentang Petra. Bisa jadi dia menginginkan agar kami saling menatap ke depan dan saling membuka diri agar cinta dapat tumbuh lambat laun di hati.

Apa pun alasan di balik kehendak Kak Anta untuk menikahiku, seorang gadis yang hidupnya rusak karena hamil di luar nikah. Seorang gadis yang merasa berantakan, namun dia dengan sukarela untuk membimbing dan menata lagi hidupnya. Aku masih ingin bersamanya, untuk waktu yang lebih lama.

Sepertinya itu cara konyol untuk menyelamatkan dirinya dari perihal sesuatu yang menyulitkan. Entah karena kekasih hatinya yang membuatnya kecewa, atau mungkin hal lain yang lebih parah?

Prasangka-prasangka itu langsung hilang ketika aku sampai di kamar, baru ku ingat lagi tentang kaca jendela yang tadi pecah. Kondisinya masih sama seperti tadi, berantakan.

"Kak... "

"Kakak.... "

Mendengar teriakan ku, Sosok Kak Anta dengan sigap muncul. Napasnya terengah-engah karena jalan cepat-cepat, maklum aku belum pernah teriak begitu untuk memanggilnya.

Begitu masuk ke kamar dan melihat arah telunjukku, Dia mendengus. Kemudian mengambil papan dan perkakas di halaman samping. Aku membantunya dengan memberikan alat-alat yang dia butuhkan.

Matanya nampak berbinar saat memandang jendela kami yang sudah ditampal dengan papan. "Tidak buruk juga, besok pagi baru panggil tukang untuk membenarkannya."

Aku menjawabnya dengan tersenyum.

"Kania... " Ujarnya sambil merapikan kembali perkakasnya dalam wadah.

"Ya, kak?"

"Bagaimana perasaanmu dengan dia?"

"Dia siapa? maksud kakak Petra?"

"Tentu saja, memangnya siapa lagi?!"

Aku mengubah pandangan, menatap tinggi ke arah langit malam yang legam, penuh bintang. "Kalau bicara cinta, aku sudah tidak memiliki rasa itu lagi untuknya. Tapi, kalau benci. Seumur hidup rasanya perasaan itu tak akan hilang atau berganti."

Seraya menahan napas, aku kembali menoleh ke wajah kak Anta dan tersenyum tipis di depannya.

"Perempuan mana yang bisa memaafkan, setelah dicampakkan begitu saja oleh lelaki yang menghamilinya? kendati memang kami melakukannya karena suka sama suka. Tapi, aku tak bisa bohong kak, aku sakit hati." jawabku berusaha untuk tersenyum kemudian melanjutkan.

"Dia begitu tega membawa dan meninggalkan ku sendirian di kota ini, karena enggan bertanggungjawab setelah memintaku untuk menggugurkan kandungan. tetapi, ku tolak. Dia sampai hati membuatku hilang di kota orang. Dan itu terjadi bukan sekali, tapi dua kali. Makanya, kalau ditanya soal perasaan. Aku membencinya sampai ke akar-akar."

"Akar-akar, Maksudnya?" tanya Kak Anta padaku.

"Aku membenci dia secara keseluruhan, aku benci Petra juga dengan keluarganya. Kalau mengingat semua perbuatan dan kata-katanya padaku. Aku berani bersumpah bahwa akulah yang pertama kali bahagia jika melihat mereka semua hancur. Terdengar Jahat sekali ya kak?"

Kak Anta diam beberapa saat, tanpa memberi respon apa pun atas jawabanku. pandangan matanya yang tajam dan syahdu hilang seketika itu. Hanya saja bayang dirinya terasa begitu dekat di hati bahkan selepas dia bertingkah seperti menghindar. Apa pun yang sekarang ada dipikirannya setelah aku menjawab demikian, setidaknya aku telah mengatakan perasaan ku dengan jujur. Kejujuran itu adalah hal yang mutlak dan nomor satu.

"Tidak, tidak jahat. Memang sudah seharusnya begitu ..." Jawab Kak Anta, setelah berdiri. Kemudian dia pergi meninggalkan ku begitu saja, bahkan sebelum aku memberikan respon yang pas. Dia berjalan bagai bayang-bayang.

...****************...

Halo bestt...

Selamat siang, apa kabar? Terima kasih sudah menemani Kak Anta dan Karunia!! ಥ_ಥ jangan lupa jaga kesehatan, biar bisa terus ngawal kisah pasutri ini sampai akhir... author maksa banget!!!titik. ಥ_ಥ

kalau ada yang minggat, author datengin di mimpinya satu-satu 🤝

Jangan lupa mampir ke lapak bestiee kita satu ini 👇

1
Siti Aisyah
Kecewa
Siti Aisyah
Buruk
Juna Dong
luar biasa
Yatie Amoya
kok sedih yak
yuning
sempat merinding ketika kata sah terucap
yuning
Petra pasti adiknya pak pol
yuning
nyesek
yuning
pedih 😭
yuning
Kania pinter,tak mungkin seseorang meninggalkan kekasihnya tanpa alasan
Fitri 2708
kania nya aja emng hadehhh 😌😏😒
Wasilah Ismail
kalau secara dunia nyta dri pertama aku baca di sini Anta yg salah,tpi balik lgi ini dunia fiksi tp aku suka
hbsya
gathellll
Endah Setyati
Menerka nerka ,,dr ucapan anta yg berkata bergantung hidup dr orang lain dan berhutang Budi seumur hidup,,,apa mungkin anta berhutang Budi dengan keluarga Petra?? dan di suruh menikahi Kania untuk balas Budi keluarganya,,?? 🤔🤔🤔
Endah Setyati
Apa anta ada hubungan keluarga sama Petra ??
Khodijah Ijah
Kecewa
Khodijah Ijah
Buruk
Dee
Luar biasa
Dee
Di kasih hati minta jantung. Cocok untuk penggambaran sosok Isma ini 😏
Jumi Eko
bagus
Phiby Ortiz
sorry,tapi ini ga adil buat isma,isma ga salah apa2,tapi diputusin gtu aja,kalau jdi isma mana ada yg ga sakit hati
Wasilah Ismail: sabar ini hanya fiksi,aku pun sakit hati tp ya mau gmna lgi autor nya yg nulis cerita nya mau bagai mna lagi
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!