Kedatangan sekretaris baru yang bernama Erina membuat Darren, pemimpin di sebuah perusahaan Adipati Gemilang jatuh hati dan tergoda pada sekretaris nya sendiri karena kemolekan tubuhnya.
Apa yang akan terjadi di antara keduanya?
Follow IG @wind.rahma
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wind Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ajakan
Saat di antar pulang tadi, Darren sempat memberi tahu dirinya jika ia harus bersiap-siap nanti jam setengah tujuh malam lantaran pria itu akan kembali datang ke kost-an untuk menjemputnya. Begitu di tanya ia akan di bawa kemana, pria itu tidak memberi tahunya.
Sekarang ia jadi bertanya-tanya kemana pria itu akan membawanya pergi. Dan yang lebih anehnya ia di minta untuk dandan cantik.
"Apa tuan tuan Darren akan mengajakku ke pernikahan seseorang?" pikir Erina.
"Apa aku akan di ajak makan malam?"
"Apa dia berencana mengajakku nge-date?"
Apa? Apa? Apa? Berbagai macam pertanyaan memenuhi sesisi kepala Erina. Jantungnya kembali berpacu di atas normal. Entah kenapa ia merasa gugup saat ini.
"Apa aku harus menolak ajakannya saja ya?"
Erina merasa itu yang terbaik. Daripada ia berpikiran kemana-mana sementara pria itu tidak juga memberi tahu dirinya.
Erina mengambil ponsel di tas slempang nya dan mendial nomer pria itu di layar ponsel. Mendekatkan benda pipih ke daun telinga seraya menunggu sambungan telepon terhubung.
"Halo, Erina. Ada apa?" ujar Darren dari sebrang sana.
"Tuan. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Tapi kau jangan marah, ya." ucap Erina seraya menggigit bibir bawahnya bagian dalam menahan takut.
"Bicara apa? Kenapa aku harus marah? Katakan saja!"
"Mmm ..." Erina berusaha menyusun kata-kata agar ucapannya tidak sampai membuat Darren tersinggung.
"Maaf, tuan. Sepertinya aku tidak bisa ikut sesuai ajakanmu," ucap Erina secara hati-hati.
"Kenapa???" seru Darren terdengar terkejut.
"Erina, kau harus tetap ikut denganku. Jam setengah tujuh nanti kau harus sudah bersiap-siap. Okay!?"
"Tapi, tuan-"
"Aku tidak mau tahu, kau harus tetap ikut dan jangan membantah permintaan ku."
"Ini kan di luar kerja, tuan. Apa aku juga akan di kenakan hukuman jika tidak menuruti permintaanmu?"
Darren terdiam sejenak. Ia memikirkan bagaimana cara agar Erina ikut dengannya. Ia sudah menyiapkan hal ini dari tiga hari lalu dan ia tidak ingin ini batal.
"Pokoknya kau harus ikut!"
Erina menghembuskan napas sedikit kasar. Kenapa pria itu suka sekali memaksanya.
"Dengan satu syarat." Erina mengajukan syarat pada pria itu.
"Apa itu?"
"Beri tahu aku kemana kau akan membawaku pergi."
"Aku tidak bisa memberi tahu ku, Erina. Karena ini surprise."
"Surprise?"
"Iya."
Erina kembali diam. Seketika ia mengingat tanggal ulang tahun nya. Tapi masih dia bulanan lagi. Lalu pria itu memberinya surprise dalam rangka apa?
"Ulang tahunku masih jauh, tuan."
"Jangan banyak bertanya, Erina. Aku ingin kau tetap ikut dan aku akan menjemput mu jam setengah tujuh malam."
Pria itu mengakhiri sambungan telepon nya.
Sementara Erina masih terheran dengan surprise yang pria itu maksud.
"Surprise untuk apa ya?" pikirnya sembari berusaha menerka-nerka.
Sementara di sebrang sana Darren berharap jika Erina mendengar permintaan nya. Ia harus menjemput wanita itu lebih awal, khawatir wanita itu bersantai dan belum siap-siap seperti yang ia minta.
"Aku harap malam ini menjadi malam berkesan di sepanjang hidupku. Oh Erina."
Darren menyandarkan kepalanya di sandaran sofa kamar, kedua matanya terpejam. Ia membayangkan wajah cantik dan kemolekan tubuh Erina yang semakin membuatnya menggila. Rasanya sudah tak sabar menunggu jam tujuh nanti. Ia pastikan malam ini akan menjadi malam yang paling bersejarah.
_Bersambung_