Menjadi seorang pengasuh putra dari seorang single Daddy tidaklah mudah bagi Jalwa Karima yang menggantikan pekerjaan Ibunya yang sakit.Butuh usaha keras untuk membuat seorang Arkana putra Darmendra 5 tahun menyukainya.
Namun siapa sangka Jalwa tidak hanya bisa membuat Arkana sangat bergantung padanya tetapi diam - diam Sang Ayah pun mulai menyukai pengasuh sang anak.
Apakah akan ada persaingan antara ayah dan anak?Bagaimana Jalwa menghadapi keduanya?
yuk mampir ke karya ke 2 aku🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ani Sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lamaran
Sesuai rencana, mereka berangkat menuju ke Bandung sepulang anak - anak dari sekolah.
Perjalanan mereka menuju ke Bandung cukup ramai dibandingkan sebelumnya karena Arkana dan Boni selalu melemparkan pertanyaan dan candaan mereka.
Pak Raka dan Bu Annisa sudah terlebih dahulu tiba di Bandung,mereka menginap di rumah kerabat mereka di daerah kota.
Dan merekapun menuju kesana terlebih dahulu.
"Oma" seru Arkana dan Boni,mereka berlari menghampiri nenek dan kakeknya.
"jangan lari - lari" ucap Bu Annisa.
"assalamualaikum" ucap Arshaka dan Jalwa.
"Waalaikumsalam" jawab Bu Annisa dan Kakaknya yang bernama Ibu Ratna.
Arshaka dan Jalwa mencium kedua tangan para wanita paruh baya itu.
"Jalwa kamu menginap disini?" tanya Bu Annisa.
"tidak Bu, adik saya lagi di jalan mau jemput." jawab Jalwa.
"ya sudah lebih baik kalian istirahat dulu" ujar Bu Ratna.Mereka semua pun masuk kedalam rumah.
Setelah magrib Jalwa pulang ke rumah orang tuanya setelah adiknya Ragil datang menjemputnya.
"assalamualaikum"ucap Jalwa saat memasuki rumah.
"Waalaikumsalam" jawab ayah dan ibunya yang sedang duduk di dalam rumah sedang menunggunya.
Bu Zalima memukul bokong Jalwa dengan pelan" kamu ya ga bilang - bilang kalau mau nikah sama tuan Arshaka."
Jalwa hanya nyengir saja " hehe, kan kalau ada yang ngajak nikah katanya Jalwa ga boleh nolak."
"kamunya aja yang ngebet pengen kawin" ucap ayahnya.
"nikah dulu yah, baru kawin" sela Ragil.
"kamu ini" seru bu Zalıma langsung menjewer telinga anak bungsunya itu.
Jalwa duduk di sebelah ayahnya " Yah, aku ragu."
"ragu kenapa?" tanya pak Yusuf pada Jalwa heran.
"mereka orang kaya Yah, trus aku juga ga nyangka kalau mas Shaka punya perasaan sama aku dari pertama kali aku datang buat gantiin ibu."jelas Jalwa.
"kami juga terkejut saat kamu bilang mau di lamar kirain ayah kamu bercanda" ucap Pak Yusuf.
Ibu Zalıma duduk di hadapan mereka terus menatap wajah Jalwa dengan penuh kecurigaan "kamu ga macem - macem kan?."
Jalwa menggelengkan kepalanya"aku masih tersegel ya bu."
"udahlah bu, kita bersyukur saja memang jodohnya Jalwa itu tuan Arshaka."
"iya pak, udah sana istirahat besok kita ke pasar" kata Bu zalima pada anak - anaknya.
Jalwa dan Ragilpun naik kelantai dua menuju kamarnya masing - masing.
Di kamar Jalwa tidak langsung beristirahat karena Arshaka menghubunginya dengan alasan Arkana merengek terus.
"Arkana nya mana?" tanya Jalwa yang tidak melihat Arkana di sebrang sana.
"udah tidur barusan."
"trus?."
"aku juga kangen sama kamu."
"perasaan kita baru pisah 2 jam deh."
"sindrom bucin kali."
Jalwa tertawa " Mas Shaka bucin?."
"mungkin."
"lebay."
" aku ga lebay sayang."
"hati Eneng langsung meleleh di panggil sayang."
di seberang sana Arshaka tertawa terbahak-bahak mendengar candaan dari Jalwa.
Dan tanpa di sadari oleh Arshaka di belakangnya berdiri ibu dan tantenya yang senang mendengar kebahagiaan yang terpancar dalam diri arshaka .
"Alhamdulillah mbak, sekarang aku bisa melihat kebahagiaan dari Arshaka" ujar ibu Annisa yang matanya berkaca - kaca.
Bu Ratna mengusap bahu adiknya itu "kita doakan semoga bahagia selalu untuknya."
❄️❄️❄️
Paginya setelah membantu ibu dan bibinya memasak kini Jalwa sedang di kamarnya bersama para sepupunya yang antusias mendandani Jalwa.
"udah dong jangan tebel teuing atuh" ucap Jalwa yang sejak tadi terus dipoles oleh Jihan.
"teteh diem aja" sahut Zahra.
"ih, kalian mah,teteh cuma lamaran bukan nikahan."
"tetep aja teh,,walaupun lamaran teteh harus kelihatan cantik" timpal Jihan.
Tak berselang lama rombongan dari Arshaka tiba dengan 4 mobil.
Jalwa dan Jihan masih di kamarnya menunggu untuk di panggil.
"Ji, teteh deg degan nih" ucap Jalwa yang gugup.
Jihan tertawa melihat jalwa yang berkeringat "teteh bedaknya luntur."
"ih, kamu mah mikirin bedak."
Lalu Zahra masuk ke kamar dan mengajak Jalwa untuk turun menemui Arshaka dan keluarganya.
Jalwa begitu gugup saat tiba di hadapan Arshaka dan keluarga hingga Arkana dan Boni berlari ke arah Jalwa.
" Bunda."
Jalwa tersenyum dan memegang tangan kedua anak itu.
"sekarang kita lanjutkan acaranya dengan menyematkan cincin yang akan menjadi tanda bahwa Jalwa sudah terikat dengan Arshaka."ucap paman dari Jalwa yang menjadi pembicara saat ini.
Ibu Annisa maju berdiri di hadapan di hadapan Jalwa dan menyematkan cincin di jari manis Jalwa " sekarang kamu panggil saya mama ya."
Jalwa mengangguk " iya Ma."
Ibu Annisa memeluk Jalwa dengan penuh haru.
Selesai acara lamaran semua menikmati hidangan yang di sediakan oleh keluarga Jalwa.
Sedangkan Arshaka tampak cemberut di samping Jalwa karena kedua putranya terus menempel pada Jalwa.
" ayah kenapa ?" tanya Boni dengan polosnya.
Arkana tersenyum melihat Ayahnya yang tidak bisa berduaan dengan Jalwa " iri ya."
"apa?" tanya Arshaka sambil menatap tajam pada putranya itu.
"kita makan yuk" ajak Jalwa pada anak - anak.
" ayo" seru Arkana dan Boni.
Ibu Annisa yang melihat Arshaka yang cemberut langsung mengajak cucu - cucunya mengambil makanan di dalam rumah.
"terima kasih mah" ucap Arshaka pada ibunya yang pengertian.
Arkana menoleh pada ayahnya dengan kesal dan arshaka membalasnya dengan senyuman manis penuh kemenangan.
"jangan gitu sama anaknya" tegur Jalwa.
Arshaka menggenggam tangan Jalwa "cuma kamu yang tau bagaimana kami berdua selalu bersaing untuk mendapatkan perhatian kamu."
"aku juga heran Mas,padahal waktu aku baru datang ke rumahmu kalian berdua kayak yang mau makan orang" jelas Jalwa mengingat saat pertama kali dia datang ke kediaman Arshaka.
Arshaka tertawa saat mengingatnya "Aku kira kamu akan sama seperti mereka yang selalu menggoda ku."
Jalwa menoleh pada Arshaka dan menatapnya dengan tatapan menyelidik "Mas pernah kegoda?."
Arshaka menggelengkan kepalanya" Alhamdulillah, selalu ada Reyhan yang jadi garda terdepan."
"itu calon istrinya Mas Reyhan ya" tunjuk Jalwa pada Reyhan yang sedang makan berdua dengan seorang wanita.
"iya, mereka sahabat sejak kecil."jelas Arshaka.
"kayak lagu sahabat jadi cinta."ucap Jalwa.
"Jalwa."
"ya."
"aku pasti kangen sama kamu" ujar Arshaka dengan lesu.
"cuma tiga Minggu juga" jawab Jalwa.
Arshaka memeluk Jalwa "kita nikah hari ini aja ya."
""AYAH BELUM MUHRIM" seru Arkana yang menarik Arshaka untuk melepaskan pelukannya pada Jalwa.
Jalwa menutup wajahnya dengan tangan karena suara Arkana membuat semuanya kini sedang memperhatikan mereka.
Sedangkan Arshaka semakin kesal saja pada putranya itu.