Percaya tidak kalau keberuntungan seseorang yang pertama kali adalah terletak di rahim mana Ia di lahirkan. Terlahir dari rahim seorang yang punya moral tidak baik harus membuat Kayla Lestari berjuang extra agar tidak mengikuti jejak sang Ibu.
Mampukah Tari melakukan itu ??
Yuk simak selengkapnya, jangan lupa dukung karya Author
Rate, like, komen, fav dan share ya, makasih.
Love you all💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terpksa meninggalkan Operasi
Hari ini Maudy memutuskan kembali ke kota S, tiga hari di Ibu kota banyak tempat yang Ia kunjungi termasuk ke makam kedua orang tua mereka yang meninggal karena kasus tabrak lari.
" Wah tidak terasa kita berpisah lagi, padahal aku belum puas mengunjungi beberapa tempat bersama mu "
Maudy tersenyum dan menggeleng pelan melihat ekspresi Aini.
" Kapan kapan kita atur waktu bertemu lagi, atau Mbak saja yang ke kota S. Bukankah Mbak sangat ingin bertemu dengan Putri ku "
Aini berpikir sejenak dan kemudian mengangguk berulang kali.
" Baiklah nanti Mbak usahakan kesana buat melihat calon menantu Mbak "
Maudy terkejut dan sontak melotot.
" Dia putri ku Mbak, bukan menantu. Ingat Mbak, aku tidak akan mengijinkan siapa pun menyakiti nya termasuk anak nakal itu "
Aini megatupkan tangannya di depan dada sambil tersenyum cekikikan, sejak tadi Ia sudah susah paya menahan tawanya ketika menggoda adik iparnya itu.
" Iya iya maaf, tapi kan tidak ada yang salah. Bukankah anak mu adalah anak ku juga, apa kamu tidak mau berbagi kasih sayang dengan ku "
Aini sedikit memelas dengan ekspresi ingin menangis sehingga Maudy pun akhirnya mengalah.
" Baiklah dia juga Putri mu, tapi tetap ingat. Jangan pernah berpikir macam macam, karena meskipun si nakal itu keponakan ku tetap saja aku tidak akan segan segan menghajarnya kalau Ia menyakiti Putri ku "
Perdebatan keduanya juga di saksikan Pak Bagus saudara tertua Maudy yang hanya bisa geleng-geleng kepala.
" Apa sudah selesai berdebat nya Dek, coba lihat sekarang sudah jam berapa )"
Maudy langsung melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
" Ya ampun Mas, aku hampir terlambat. Kenapa Mas tidak ngomong dari tadi sih "
...Maudy akhirnya berpamitan dan segera meninggalkan kediaman Aini dengan tergesa-gesa. Aini ikut mengantarkan Maudy ke bandara sedangkan Bagus harus segera berangkat bekerja sehingga tidak bisa mengantar Adik bungsunya itu....
...ΩΩΩΩΩ...
Tari tidak bisa menjemput kepulangan Maudy karena Ia sedang melakukan operasi cesar pada seorang Ibu hamil.
" Tante Aya ! "
Sebuah suara memanggil Maudy sontak Ia menoleh mencari asal suara.
" Tante Aya, maaf El baru bisa menemui Tante. Tante kan tahu El sibuk sekali selama berada disini, jadi sedikit tidak punya waktu untuk memikirkan hal yang lain " El benar-benar merasa bersalah.
Maudy mengedarkan pandangan nya kesana kemari mencari seseorang.
" Kamu kemari sendirian El " Tanya Maudy.
El mendadak bingung
" Ia Tan, El kemari sendiri. Memangnya Tante berharap El datang sama siapa "
Maudy juga masih bingung melihat El tiba-tiba ada disana.
" Apa Ibu mu yang meminta mu menjemput Tante "
El mengangguk membenarkan, Ia memang terpaksa ke bandara karena mendapatkan perintah dari Ibu nya. Sebenarnya hari ini Ia ada jadwal operasi bersama Dokter lain tapi karena Ibunya menelponnya sambil marah marah ya terpaksa pekerjaan nya Ia tinggalkan dan mungkin di limpahkan pada Dokter lain.
" Mari Tante, biar El yang bawa "
El merebut koper Maudy dari tangannya dan membawanya ke mobilnya, Ia berlari kecil membukakan pintu untuk Maudy.
" Apa kita langsung pulang Tan, atau Tante mau mampir ke tempat lain lebih dulu " Tanya El.
" Kita langsung pulang saja El " Maudy menggeleng.
Saat ini Ia hanya ingin pulang agar secepatnya bisa bertemu dengan cucu kesayangan nya. Tiga hari berpisah membuatnya sangat rindu pada bocah dingin itu.
Mobil melaju meninggalkan bandara, mereka bercengkrama di sepanjang jalan.
" Bagaimana hubungan mu dengan wanita itu, apa baik baik saja "
Ekspresi El langsung berubah ketika Maudy menanyakan hal yang sensitif menyangkut masa lalu nya.
" Kenapa diam, apa kalian ada masalah "
El menghela nafas berkali kali
" Sudahlah Tan, nggak usah bahas soal itu lagi "
Mendengar itu Maudy memilih diam, meskipun Ia sangat ingin tahu namun Ia tidak ingin lagi membahas nya. Mungkin keponakannya akan menceritakan padanya lain waktu.
Suasana menjadi mencekam hingga tak terasa mereka tiba di kediaman MC. Maudy turun lebih dulu, Ia memperhatikan El yang tidak juga beranjak dari tempat duduk nya.
" Apa kamu tidak ingin masuk " Tanya Maudy, El menggeleng pelan.
" Tidak Tan, mungkin lain kali saja. Maaf Tan tapi sekarang El harus segera kembali "
Maudy tersenyum dan mengangguk mengiyakan.
" Baiklah, janji mampir lain kali ya. Hati hati di jalan "
Maudy melangkahkan kakinya ke dalam rumah dan langsung mencari cucu kesayangannya.
" Ar, Ar ~ kamu dimana sayang "
Arka yang mendengar namanya di panggil segera keluar.
" Oma, Oma sudah pulang " Ia melangkah mendekat dan mencium punggung tangan Oma Maudy.
Maudy merentangkan tangannya dan memeluk tubuh Arka.
" Bagaimana kabar kamu Nak, maaf kalau Oma tinggalkan lama ya "
Arka menggeleng cepat
" Tidak apa apa Oma, Arka baik baik saja kok begitu juga dengan Mama "
Maudy tersenyum Ia sangat bersyukur karena semuanya baik baik saja, semua yang Ia takutkan tidak terjadi.
El - Tari
Kevin - Vania
Alvin - Risma
Ilmi - Imel
🥰🥰🥰🥰🥰