Nirmala tak pernah menyangka jika kesuciannya akan di rampas paksa begitu saja. Sejak kejadian itu dia membenci sosok lelaki tak di kenalnya yang sudah menodainya. Namun siapa sangka, lelaki itu ternyata atasan yang baru di kantornya. Dia Alvin Sanjaya Kusuma, yang merupakan satu-satunya penerus perusahaan Sanjaya Group.
Akankah Alvin bertanggung jawab dengan perbuatannya? Atau dia akan pergi begitu saja? Sedangkan dia sangat mencintai mantan kekasihnya yang bernama Cantika.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amallia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode.25
Nirmala tidak menurut dengan Alvin. Dia tidak pergi menuju ke alamat rumah yang Alvin beritahukan. Namun dia pergi jauh dari ibukota. Mungkin sudah saatnya dia pergi dari kehidupan Alvin. Lagian dia takut jika nantinya jadi salah paham terus jika dia masih ada di sekitar Alvin.
Saat ini Nirmala ada di dalam bus. Dia akan pergi menuju ke tempat yang ada di jawa tengah. Namun dia masih bingung kemana tujuan pastinya. Yang pasti dia menunggu kemana Bus itu berhenti, maka dia turun disana.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, akhirnya bus itu berhenti di pemberhentian terakhir. Nirmala yang sedang tidur, dia dibangunkan oleh kondektur bus.
''Neng, bangun! Kita sudah sampai di Semarang,'' ucap kondektur itu.
Seketika Nirmala membuka kedua matanya.
''Dimana, Pak?''
''Semarang,'' jawabnya.
Nirmala mengambil uang di dalam tas miliknya lalu membayar. Setelah itu dia turun dari dalam Bus.
Nirmala menatap kanan kirinya. Dia tidak tahu arah tujuannya kemana. Dia terus berjalan kaki menyusuri jalan raya. Nirmala melihat ada kertas yang menempel di tembok depan toko. Dia mendekati toko itu, lalu membaca tulisan yang ada di kertas itu. Ternyata itu lowongan pekerjaan.
''Neng, mau beli apa? Masuk saja! Boleh di pilih-pilih dulu,'' ucap seorang pemilik toko.
''Ah tidak, saya sedang membaca lowongan pekerjaan ini.''
''Oh itu, kebetulan itu lowongan pekerjaan di rumah mantan majikan saya. Sebelumnya saya bekerja di rumah itu.''
''Apakah lowongannya masih ada? Kebetulan saya sedang mencari pekerjaan,'' ucap Nirmala.
''Masih, kalau berminat biar saya antar saja.'' wanita itu melihat Nirmala sepertinya wanita yang baik, jadi berani untuk menawarkan pekerjaan itu.
''Apa saya tidak merepotkan?''
''Tidak kok, sebentar ya saya tutup toko dulu,'' wanita itu langsung menutup tokonya.
Tak lama keduanya pergi dengan menaiki bus. Sekitar menempuh perjalanan 40 menit, mereka sampai di tempat tujuan.
Mereka berjalan kaki menuju ke kompleks perumahan. Akhirnya mereka sampai juga di depan rumah berlantai tiga dan terlihat luas.
''Permisi, Pak.'' ucap wanita yang bernama Marni.
''Eh Bi Marni, ada apa ya?"
''Ini saya membawa orang untuk bekerja disini.''
''Masuk saja! Kebetulan tuan ada di dalam.''
Keduanya melangkah memasuki halaman rumah yang cukup luas itu. Saat ini mereka sudah berdiri di depan pintu masuk. Bi Marni mengetuk pintu rumah itu. Tak lama Kenzo yang merupakan pemilik rumah, membukakan pintu itu.
''Bi, Marni. Lama tidak bertemu,'' ucap pemuda tampan yang tak lain adalah Kenzo.
''Iya, Tuan. Bagaimana kabar Tuan?''
''Saya baik, Alhamdulillah. Oh iya ada apa Bi Marni datang kesini?''
''Saya membawa pembantu baru yang akan bekerja di rumah ini, Tuan.''
''Mari masuk!'' ucap Kenzo kepada keduanya.
Mereka mengikuti Kenzo memasuki rumah. Kini ketiganya duduk di sofa yang ada di ruang keluarga.
''Nama kamu siapa?'' Kenzo bertanya kepada Nirmala.
''Nama saya Nirmala, Tuan.'' ucapnya.
''Sepertinya masih sangat muda sekali. Baiklah, saya terima kamu menjadi pembantu di rumah ini. Kebetulan di rumah ini juga ada dua pembantu, namun sekarang mereka sedang belanja keperluan rumah.''
''Terima kasih, Tuan. Saya senang karena diterima kerja disini.''
''Sama-sama, lagian kamu itu orang bawaannya Bi Marni, jadi mana mungkin saya menolak. Sebentar ya, saya mau ke kamar dulu,'' Kenzo langsung saja beranjak dari duduknya, lalu pergi ke kamarnya.
Kini Kenzo sudah kembali dengan membawa amplop coklat, lalu memberikannya kepada Bi Marni.
''Bi, ini ada sedikit uang dari saya untuk Bi Marni karena sudah mencarikan pembantu baru untuk saya,'' ucapnya, sambil menyodorkan uang itu.
''Wah terima kasih, Tuan.''
Kini Bi Marni berpamitan untuk pergi. Setelah mengantar Bi Marni ke depan, Nirmala kembali masuk ke rumah.
''Mala, mari saya antar ke kamar kamu,'' ucap Kenzo menawarkan.
''Baik, Tuan.'' Nirmala mengambil tas besar miliknya yang ada di atas lantai, lalu dia mengikuti kemana majikannya itu pergi.
Setelah mengantar Nirmala ke kamar, Kenzo langsung pergi dari sana.
Nirmala tampak memperhatikan kamarnya. Walaupun ukurannya kecil, namun sepertinya cukup nyaman. Ada kipas angin dan juga televisi berukuran kecil. Setelah menaruh pakaiannya ke dalam lemari, Nirmala keluar dari kamar. Dia pergi ke dapur. Namun dia melihat dua orang berpakaian pelayan yang sedang menyimpan bahan pokok.
''Permisi, apa ada yang bisa saya bantu?"' ucap Nirmala, dari arah belakang mereka.
Keduanya menoleh ke sumber suara.
''Siapa kamu?" tanya Ika, yaang merupakan pembantu muda yang kecentilan.
''Saya Nirmala, pembantu baru di rumah ini,'' jawabnya.
''Kalian bimbing Nirmala ya, dia masih baru disini,'' ucap Kenzo yang baru muncul.
''Baik, Tuan.'' ucap Bi Sri dan Ika bersamaan.
''Biar saya yang bimbing Neng Mala,'' ucap Bi Sri.
''Terima kasih, Bi.''
''Sama-sama, Neng. Ayo kita pergi ke belakang. Kamu bantuin saya menyapu di taman belakang ya.''
''Baik, Bi.'' Nirmala mengikuti kemana Bi Sri pergi.
Ika tampak tak suka dengan kehadiran Nirmala yang menurutnya sangat cantik. Bisa saja Nirmala menjadi saingannya untuk merebut hari Kenzo.
........
Alvin pergi ke rumah kontrakan untuk menemui Nirmala. Dia mengira jika Nirmala datang ke kontrakan yang sudah dia sewa untuknya. Tapi ternyata Nirmala tidak ada disana. Dia juga bertanya kepada pemilik kontrakan, bahkan tetangga kontrakan yang tinggal disana, namun mereka tidak ada yang melihat kedatangan Nirmala.
Dengan lesu Alvin melangkah menuju ke mobilnya yang terparkir di depan sana.
Sekarang Alvin benar-benar kehilangan Nirmala. Mungkin dia harus segera mencarinya, karena bisa saja Nirmala belum pergi jauh.
Tring tring
Di tengah perjalanan, Alvin mendengar ponsel miliknya berdering. Ternyata itu panggilan masuk dari istrinya.
'Ada apa sih dia menelepon segala,' batin Alvin.
Alvin menekan tombol hijau, dia langsung berbicara kepada istrinya.
''Ada apa sih pakai telepon segala?"' tanya Alvin, yang merasa tak suka.
''Cepat pulang! Ada papah Sanjaya di rumah. Katanya sih mau menginap,'' ucap Cantika.
''Menginap?'' Alvin terkejut saat tahu bahwa ayahnya akan menginap di rumahnya. Jika begini dia tidak bisa leluasa pergi keluar. Mungkin juga selama ayahnya menginap, dia tidak bisa mencari keberadaan Nirmala.
Akhirnya Alvin sampai juga di rumahnya. Saat memasuki rumah, dia melihat ayahnya dan istrinya yang sedang duduk bersantai sambil mengobrol.
''Vin, sini, Nak!'' pinta Pak Sanjaya.
''Iya, Pah.'' Alvin mendekati mereka. Dia menaruh tas kerjanya di sofa, lalu ikut duduk bersama mereka.
"Kamu jangan terlalu sore jika pulang kerja, Vin. Kasihan istrimu nungguin kamu pulang."
"Biasanya juga sore, Pah. Banyak kerjaan di kantor."
"Mulai besok harus sering-sering mempunyai banyak waktu untuk istrimu. Kasihan loh dia sedang hamil."
"Iya, Pah."
Sebenarnya Alvin malas sekali jika membahas Cantika, namun bagaimana lagi, masa dia cuek saat ayahnya mengajaknya mengobrol.
Cantika terlihat senang karena mertuanya terus memujinya di depan Alvin.