The Baby'S Mafia

Harold dulu bekerja sebagai supir dari ibu Keiner saat muda. Ibu Keiner adalah pewaris tunggal keluarga tapi gadis itu justru mencintai supirnya sendiri.

Akhirnya mereka menikah dan memiliki Keiner, setelah melahirkan ibu Keiner sering sakit-sakitan. Untuk itu dia memberi wasiat jika dia meninggal nanti, semua hartanya harus jatuh ke tangan Keiner.

Harold tidak bisa berbuat banyak, walaupun begitu dia juga mendapat sebuah perusahaan untuk Harold kelola. Tapi namanya Harold bukan pebisnis jadi perusahaan itu justru bangkrut, kini hidupnya tergantung dari Keiner.

Karena itulah Keiner sangat marah saat Harold tidak memberitahu mengenai pernikahannya. Keiner membatasi anggaran untuk Harold yang membuat hidupnya susah karena sudah terbiasa hidup mewah.

Sementara Clara sendiri salah sasaran, dia pikir Harold adalah pemilik Volstaire Group ternyata lelaki tua itu hanya menumpang hidup selama ini.

"Lebih baik kita sudahi pertemuan kita, sampai jumpa di Altar!" ucap Keiner yang sudah berdiri dengan menarik tangan Juvel.

Juvel yang sedari tadi hanya diam menatap semua makanan yang tersaji begitu juga dengan Chade. Mereka tidak berani makan karena terjadi perdebatan sengit dan sekarang Keiner tiba-tiba membawa Juvel pergi?

"Makanannya..." gumam Juvel dalam hati.

Karena suasana hati Keiner tidak baik, Juvel menurut saja.

*****

Di dalam mobil begitu hening, tidak ada yang membuka suara satu sama lain. Juvel tentu paham akan kondisi Keiner, walaupun belum tahu mengenai masa lalu Keiner setidaknya Juvel tahu jika Keiner dan Clara memiliki hubungan emosional.

Kruk! Kruk!

Tiba-tiba perut Juvel berbunyi yang membuat Keiner langsung sadar jika bayinya belum makan.

"Anak daddy lapar ya, maafkan daddy, okay." Keiner mengusap perut Juvel seolah berbicara pada bayinya.

"Um, apa aku boleh makan Shawarma?" tanya Juvel kemudian.

"Apa bayiku ingin makan itu?"

"Ya, dia menginginkan itu!" Juvel menarik tangan Keiner dan mengalungkannya ke perutnya. Dia ingin suasana hati Keiner kembali membaik dan Juvel tahu jika bayi yang dia kandung yang bisa melakukannya.

Posisi itu membuat Keiner dan Juvel jadi sangat dekat. Bahkan hembusan nafas mereka menerpa di wajah mereka satu sama lain.

"Berjanjilah padaku, kau akan menjaga bayiku!" pinta Keiner terdengar pilu. Dia tidak ingin nasib bayinya di kandungan Juvel bernasib sama dengan bayinya yang dikandung Clara.

"Aku berjanji jadi tenanglah!" Juvel mengusap rambut Keiner. Saat Keiner sudah tenang nanti dia akan mencoba bertanya pada Keiner, apa yang sebenarnya terjadi.

Mobil berhenti di salah satu kedai yang menjual Shawarma, supir turun dan membeli beberapa Shawarma atas permintaan Keiner.

Saat Shawarma pesanan sudah jadi, Juvel segera memakannya dengan terburu-buru. Dia sangat lapar, hamil membuatnya cepat kelaparan.

"Hmm..." Juvel sampai tanpa sadar melenguh karena keenakan.

"Kau tahu saat aku selesai melakukan misi, aku dan Jullian pasti akan mencari Shawarma untuk merayakannya," ungkap Juvel yang mulai membuka diri. Juvel bercerita tentang dirinya dan Shawarma.

Keiner tersenyum tipis mendengar celotehan Juvel, memang benar jika gadis itu bukan mafia pada umumnya.

"Ternyata kau banyak bicara," komentar Keiner kemudian.

"Aku harus banyak bicara karena aku kan calon peternak sapi dan penjual susu, jadi harus pintar-pintar bicara supaya susuku laris nanti," ucap Juvel ambigu.

Pada saat itu ada saos yang menempel di mulut Juvel, Keiner yang melihat itu segera meraih dagu Juvel dan membersihkan saos menggunakan bibirnya.

Juvel sangat kaget mendapat perlakuan seperti itu. "Apa ini bagian dari belajar kontak fisik? Apa ini latihan sebelum kami berciuman di Altar?"

"Baiklah, Tuan Sombong. Aku akan membalas ciumanmu!"