Kakak readers tersayang, tolong jangan di boomlike ya! Budayakan kasih like setelah membaca. Terima kasih 🙏🏻
Saat dia dicampakkan oleh kekasihnya, dia bertemu dengan seorang lelaki yang kemudian menjadi suami sirinya.
"Dengar! Meski kita sudah menikah, tapi kamu jangan berharap banyak padaku, karena aku sudah memiliki seseorang yang aku cintai," Dave Sky Pradipta
"Aku tidak keberatan jika kamu menceraikanku sekarang juga. Lagipula pernikahan kita hanya siri," Sevia Kireina Dzakiya
Pernikahan yang awalnya dijalani tanpa cinta, tetapi saling menguntungkan untuk keduanya, mampu menumbuhkan benih-benih cinta tanpa disadari oleh Sevia dan Dave.
Sampai pada saat cinta semakin berkembang dalam pernikahan rahasia mereka. Keduanya sepakat untuk mengungkapkan perasaan di hari yang telah di tentukan. Namun ternyata, hari itu adalah awal dari perpisahan yang tidak mereka harapkan. Sementara tanpa Sevia ketahui, dia telah mengandung anaknya Dave. Mungkinkah cinta dapat menyatukan mereka kembali ataukah hanya menjadi sebuah kenangan yang tak akan terlupakan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon thatya0316, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Terjebak Brondong Tajir
"Kenapa aku jadi teringat dengan lagu jadul yang judulnya Sephia. Apa kamu juga kekasih gelap?"
"Aku?" Sevia menunjukkan mukanya sendiri dengan telunjuknya.
"Bukan! Tapi duyung yang sedang duduk di atas pasir," sindir Adam.
Sevia yang mengerti maksud Adam akhirnya terkekeh sendiri menertawakan dirinya sendiri. Yang awalnya tertawa karena sindiran Adam, kini berubah menjadi tawa sinis. Sevia terus saja menertawakan dirinya sendiri yang menjadi seorang istri simpanan. Tak jauh beda nasibnya dengan lagu jadul itu.
Melihat Sevia yang tertawa seperti itu, Adam menjadi termenung. Dia tidak menyangka kalau candaannya ternyata mendapat reaksi seperti itu. 'Apa aku telah menyinggungnya?' pikir Adam.
Sementara di tempat yang berbeda, nampak Dave yang mulai panik saat Harry mengabarinya tidak mendapati Sevia berada di kamar. Dia meminta Harry untuk mencarinya. Namun ternyata asistennya itu tidak bisa menemukan keberadaan istri simpanan bosnya. Sampai akhirnya, Dave meretas CCTV resort dan mendapati Sevia menuju ke arah pantai.
Setelah dia berpamitan pada keluarganya, Dave bergegas untuk mencari sendiri keberadaan Sevia. Dia khawatir, istrinya tersesat sampai ke hutan lindung yang memang sengaja memelihara beberapa hewan buas di sana. Namun, saat dia baru sampai dekat mes karyawan, darahnya mendadak mendidih melihat istrinya sedang berdua dengan seorang lelaki yang dia kenal sebagai manajer resort. Tanpa bicara lagi, Dave langsung menarik tangan Sevia agar mengikutinya tanpa memperdulikan Adam yang terlihat kaget dengan kedatangannya.
"Bagus ya berduaan dengan seorang lelaki di saat senja tiba," sarkas Dave.
"Dave lepaskan! Tanganku sakit," rengek Sevia.
"Mr. Dave, Anda salah paham! Tadi gadis itu hampir tersesat ke hutan," bela Adam.
Mendengar apa yang Adam katakan, Dave seketika menghentikan langkahnya. "Kamu, tidak usah ikut campur!" tunjuk Dave lalu dia melanjutkan kembali langkahnya.
Adam hanya menatap nanar kepergian Sevia yang ditarik paksa oleh Dave. Hatinya sedikit tercubit melihat gadis yang baru ditemuinya diperlakukan seperti itu.
Apa dia kekasihnya Mr. Dave? Bukankah Mr. Dave kekasihnya Nona Zee?
...***...
Dave langsung membawa Sevia ke kamar mandi. Dia sangat marah saat tadi melihat Sevia sedang bersenda gurau dengan lelaki lain sedangkan dia dibuat kelabakan mencari keberadaan istrinya. Tanpa bicara, dia langsung menyalakan shower dan menyiram seluruh tubuh Sevia dengan air dingin. Sevia hanya pasrah, karena sedari tadi dia memberontak pun hanya lelah yang didapat ditambah lagi tangannya semakin perih karena cengkeraman Dave yang semakin kuat.
Dave kembali memandikan istrinya, dia tidak suka ada bekas tangan lelaki lain yang menyentuh miliknya. Setelah selesai membersihkan seluruh tubuh istrinya, dia pun langsung memakaikan handuk dan membawanya keluar dari kamar mandi. Lagi-lagi Sevia hanya diam menurut seperti seorang anak kecil. Gadis malang itu hanya diam menunduk duduk di tepi tempat tidur. Dia membiarkan suaminya mencari baju dan perlengkapan lainnya untuk dia pakai.
Dave menghela napas dalam saat dia berbalik dari mengambil baju dan melihat Sevia yang sedang menangis dalam diam. Sedari tadi Sevia menahannya untuk tidak menangis. Namun pertahanannya runtuh. Dia tidak kuasa menahan rasa sesak di hatinya, hingga hanya air mata yang mampu meringankan sedikit beban di hatinya.
Dave mendekat dan duduk di samping istrinya. Sedikit pun tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Dia bungkam, begitupun dengan Sevia. Sampai akhirnya keheningan itu pecah saat Sevia membuka mulutnya setelah dia selesai memakai baju.
"Dave, ayo talak aku! Aku tidak ingin menjadi penghalang di antara kamu dan gadis itu. Lupakan perjanjian konyol yang kita buat!" lirih Sevia.
"Kamu ingin berpisah denganku setelah bertemu dengan laki-laki itu? Jangan harap!" sentak Dave. "Aku tidak akan pernah melepaskan kamu, Sevia!"
Sevia tertawa sumbang disela tangisannya lalu dia berkata, "Kenapa aku baru sadar, kalau kamu itu egois, Dave? Kamu sama saja dengan Andika yang hanya ingin memanfaatkan aku. Kenapa aku harus terjebak dengan dua laki-laki yang egois?"
"Jangan samakan aku dengan brengsekk itu! Aku tidak pernah memanfaatkan kamu!" tegas Dave.
Sevia langsung merebahkan dirinya. Hatinya lelah, sangat lelah menghadapi hari ini yang sangat menguras air mata. Dia pun memutuskan untuk memejamkan matanya dan segera merajut dunia mimpi.
Sementara Dave hanya diam melihat apa yang Sevia lakukan, sampai matanya tidak sengaja melihat pergelangan tangan Sevia yang terlihat memerah. Dave segera mengambil tangan Sevia dan melihatnya dari jarak dekat.
Pasti sangat perih. Apa aku terlalu kencang tadi menariknya? Sampai tangannya terluka seperti ini. Maafkan aku, Sevia! Aku tidak bisa mengontrol emosiku saat tadi melihatmu bersama lelaki itu, batin Dave.
Dave langsung beranjak mencari kotak obat dan mengambil salep untuk luka lecet. Setelah mendapatkannya, perlahan Dave mengoleskan pada tangan Sevia yang memerah kemudian dia pun meniupnya agar salepnya cepat meresap.
Selesai mengobati tangan Sevia, Dave langsung bergegas keluar karena pasti om dan tantenya sudah menunggu untuk makan malam bersama. Nampak di luar kamar, Harry sudah menunggunya sedari tadi. Sebenarnya, dia mengikuti Dave saat melihat bosnya itu menyeret Sevia dengan paksa. Namun, dia tidak berani ikut campur dengan urusan Dave karena dia tahu kemarahan Dave akan semakin memuncak saat ada orang yang ikut campur urusannya.
"Harry, ayo kita ke villa!" ajak Dave.
Harry hanya menganggukkan kepalanya tanda menyetujui ajakan dari Dave. Sementara itu, selepas kepergian suaminya, Sevia kembali membuka mata. Rasanya dia ingin cepat-cepat pergi dari pulau ini. Hatinya sudah benar-benar lelah dengan apa yang terjadi padanya. Cobaan datang silih berganti menghampiri hidupnya sedari dia masih kecil. Hanya neneknya yang selalu mampu membuat dia tenang dari semua hal yang menyesakkan hatinya.
"Nenek, aku ingin pulang! Mereka terus menyakitiku. Apa salahku sampai harus disakiti terus? Nenek, aku hanya ingin bahagia. Merasakan dicintai oleh orang yang aku cintai," lirih Sevia dengan bulir air mata yang terus menetes dari pelupuk matanya.
Satu jam
Dua jam
Tiga jam
Terdengar pintu kamar resort ada yang membukanya dari luar. Nampak Dave masuk dengan kondisi setengah sadar karena pengaruh alkohol. Sepulang makan malam bersama, Dave mengajak Harry dan Barra untuk menemaninya ke bar. Awalnya mereka hanya minum yang ringan-ringan saja. Namun pada akhirnya, Dave meminta minuman yang mengandung alkohol dengan kadar yang tinggi. Sampai kondisi dia yang sudah mulai mabuk, Barra dan Harry memaksanya untuk pulang.
"Sevia, istriku sayang! Sampai kapan pun aku tidak akan pernah melepaskan kamu. Kamu tahu, hanya bersamamu aku merasakan jadi diriku sendiri. Jangan pernah berpikir untuk pergi meninggalkanku, karena aku akan mencari kamu sampai ke ujung dunia sekalipun." Dave terus saja meracau sampai akhirnya dia terlelap di samping istrinya. Sevia yang berpura-pura tidur, mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh suaminya.
Kenapa hidupku harus terjebak dengan brondong tajir ini? Kalau dia memang menginginkanku untuk tetap di sisinya, kenapa gadis lain yang dia cintai? Apa selamanya aku hanya akan dijadikan istri simpanannya saja?
...~Bersambung~...
Jangan lupa dukungannya ya kawan! Biar Author lebih semangat untuk up. Suka lemes kalau gak ada yang like atau komentar.