NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Kinan

Takdir Cinta Kinan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Apple Cherry

Rank 1 Terpopuler / Tamat dalam tagar #Spiritual (1/1/2022)

Menikah untuk Ibadah dan kebahagiaan orang tuanya, itulah tujuan awal Kinan menerima lamaran seorang dokter yang datang padanya. Akan tetapi bukan bahagia yang Kinan dapatkan, melainkan sebuah pengkhianatan.

Perasaan Kinan hancur, terluka dan kecewa.
Hingga seorang laki-laki bernama Dude Danuarta datang. Niat awal hanya memberikan selamat pada suster yang sudah merawat anaknya.

Namun takdir bekerja tanpa perkiraan. Pria itu malah menawarkan diri untuk menikahi Kinan Adelia. Pria yang Kinan tahu sudah memiliki pasangan dan seorang anak.

Takdir Cinta Kinan ~

Karya Apple Cherry
Murni dari pemikiran author.
Jangan dicopas tanpa izin. Terima kasih :)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Apple Cherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

024 : Mimpi Kinan

Kinan terbangun dengan napas ngos-ngosan. Matanya membulat sembari mengedarkan pandangan melihat sekitarnya

"Astaghfirullah. Aku mimpi?" ucap Kinan pelan sambil mengusap dadanya, dia lalu menyentuh tubuhnya yang masih mengenakan pakaian lengkap.

"Kinan, kamu kenapa?" tanya Dude yang baru saja ikut terbangun karena berulangkali Kinan terdengar merintih seperti sedang mengeluarkan suara erangan tapi tidak begitu jelas.

"Mas, ini pukul berapa?" tanya Kinan pada suaminya. Kinan menatap suaminya sedang mengenakan pakaian tidur, berbeda dengan apa yang dia impikan, semua sangat bertolak belakang.

"Pukul empat lebih lima menit, Ki. Baru saja saya akan bangun untuk buang air kecil, kamu mimpi buruk?" tanya Dude lagi.

Kinan menggeleng. "Bu-bukan, Mas."

Wajah Kinan memucat, seandainya Dude tahu apa yang baru saja Kinan mimpikan. Semua itu hanya mimpi, Kinan mimpi bercinta dengan Dude. Seumur hidup Kinan baru kali ini dia bermimpi basah seperti itu, sangat frontal.

"Kinan ke kamar mandi dulu, ya, Mas. Sekalian mau salat subuh."

Tanpa menunggu jawaban Dude, Kinan langsung masuk ke kamar mandi.

Dude menggaruk kening, dia sendiri tidak mengerti apa yang terjadi, kenapa Kinan kelihatan gugup seperti menyembunyikan sesuatu.

"Apa dia barusan bermimpi yang sangat buruk?" gumam Dude.

Di dalam kamar mandi, Kinan langsung mengguyur sekujur tubuhnya. Dia kehabisan kata-kata dengan apa yang terjadi di mimpinya, dan itu benar-benar seperti kenyataan.

"Kenapa aku bisa sampai bermimpi seperti itu? Kenapa? Aku sampai lupa bahwa semalam aku dan Mas Dude langsung tidur saking ngantuk dan lelahnya. Mas Dude tidak melakukan apapun padaku, tapi kenapa di mimpiku?"

Kinan menutup mulut, dia malu sendiri dengan apa yang terjadi di mimpinya. Apakah mimpi itu suatu pertanda, dia menginginkan hal itu benar terjadi? Kinan merasa seperti wanita yang sangat agresif.

Setelah dia mandi, kemudian berganti pakaian, tanpa berbicara sepatah kata, Kinan salat subuh sendirian. Padahal Dude mengira, Kinan akan mengajaknya salat berjamaah seperti kemarin.

Dude tidak berani menegur Kinan yang mungkin sedang ingin diam. Selepas dia menunaikan salat subuh, dia langsung berganti pakaian karena ada pertemuan mendadak di kantornya. Pukul delapan nanti Dude harus sudah memulai rapat penting.

"Ki, nanti Mas ke kantor, pulangnya sekitar pukul lima belas, ya," ujar Dude sambil mengoleskan selai di atas roti tawar nya. Kinan menaruh secangkir kopi di hadapan Dude, dia mendengar cara bicara Dude yang sangat formal, benar-benar berbeda dengan yang ada di mimpinya. Pantas saja, saat itu Dude begitu manis, romantis, dan berinisiatif merayunya. Ternyata itu hanyalah mimpi.

"Astaghfirullah." Kinan segera mengucap istighfar berulang-ulang untuk menjernihkan pikirannya.

"Ki, kamu dengar Mas?" tanya Dude sambil mengangkat cangkir yang berisi kopi buatan Kinan.

"Maaf, Mas, tadi Kinan melamun," jawab Kinan.

Dude menyesap kopi buatan Kinan lalu dia tersenyum. "Ini kopi buatan kamu?" tanyanya.

"Iya, apa ada yang salah? Kopinya nggak enak, ya?" jawab Kinan.

"Nggak, saya hanya kagum, bagaimana kamu bisa tahu bahwa saya suka kopi tanpa gula. Saya sempat mengira kopi ini manis, saya jarang minum kopi di rumah dan kamu bisa menebak kopi kesukaan saya tanpa saya beri tahu," ujar Dude dengan seulas senyum di bibir nya.

Kinan menggigit bibir, padahal dia lupa menaruh gula karena pikirannya terfokus pada mimpinya semalam. "Maaf, Mas. Tapi syukurlah kalau Mas suka kopi tanpa gula. Kinan tadi terlupa menaruh gula ke dalam kopinya," ucap Kinan dengan hela napas berat.

Dude lalu terkekeh. "Rupanya begitu, saya kira kamu tahu kopi kesukaan saya, Ki. Tapi tidak apa, takdir kali ini sangat pas, bukan?"

Kinan ikut tertawa kecil, untunglah Allah menutup aibnya, kalau saja Dude mendengar suara aneh semalam yang keluar dari bibirnya, dia pasti amat malu sekarang.

Dude lalu berpamitan pada Kinan untuk berangkat ke kantor. Kinan mencium tangan Dude dan mengantar Dude sampai ke halaman rumah.

Dia belum menghabiskan masa cuti dari pekerjaannya. Masih ada waktu sekitar beberapa hari lagi. Tapi Dude, dia adalah seorang pemimpin perusahaan, wajar saja kalau tiba-tiba ada rapat penting.

Memang apa yang dibayangkan Kinan? Apakah Kinan berharap bisa bermesraan dengan suaminya. Padahal jelas-jelas mereka baru menjalin hubungan pertemanan dulu. Satu-satunya sentuhan yang nyata Dude berikan padanya adalah sebuah kecupan di keningnya kemarin.

Kinan mengutuk diri karena ingatan tentang mimpi itu belum juga hilang. Mimpi itu bahkan menganggu Kinan hingga dia tidak bisa fokus melakukan hal apapun.

"Mbak Kinan, ini ada telepon untuk mbak Kinan," ujar Bibi yang membantu di rumah Dude, dia menyerahkan telepon rumah kepada Kinan.

"Telepon dari siapa, Bi?" tanya Kinan.

"Katanya dari rumah sakit, Mbak," jawab bibi.

"Rumah sakit? Pasti ini tentang ibu," sahut Kinan lalu mengambil telepon pemberian bibi. "Makasih, ya, Bi."

"Iya, Mbak."

Kinan lalu menempelkan gagang telepon itu di telinganya. "Halo, ya, benar ini Kinan. Ada apa, ya?"

Kinan mendengarkan ucapan dokter, kemudian dia tersenyum lega mendengarnya. "Jadi ibu saya sudah bisa pulang?"

Kinan mengucap syukur karena keadaan ibunya sudah membaik.

"Baik, terima kasih, saya akan menjemput ibu saya sekarang, ya."

Kinan segera bersiap untuk pergi ke rumah sakit. Tadinya dia mau menghubungi Dude untuk memberitahu bahwa dia ke rumah sakit untuk mengantar ibunya pulang ke rumah. Tapi, dia baru ingat, bahwa dia tidak memiliki nomor ponsel Dude. Selama dia bekerja menjadi perawat Rey, dia menghubungi Dude lewat telepon rumah kalau ada hal penting.

"Ya Allah, gimana bisa kamu nggak ada nomor suami sendiri, Ki?"

Berhubung dia harus pergi dengan izin suaminya. Kinan menanyakan nomor ponsel Dude ke pelayan di rumah itu. Alhamdulillah, pelayan langsung memberikan nomor ponsel Dude pada Kinan.

Kinan mengirimkan pesan singkat, dia masih gemetar kalau menghubungi Dude lewat telepon sebab yang terngiang olehnya justru suara Dude di dalam mimpinya semalam yang memanggilnya 'Dek Sayang'.

Kinan : Assalamu'alaikum, Mas, ini Kinan. Tadi Kinan dapat nomor Mas dari Bibi. Mas, Kinan mau izin menjemput ibu di rumah sakit, ya. Ibu sudah boleh pulang hari ini. Maaf ganggu Mas kerja, ya. Wassalaamu'alaikum.

Kinan lalu menunggu balasan Dude sambil bersiap-siap. Dude sedang berada di dalam mobil saat pesan baru masuk ke dalam ponselnya.

"Kinan? Jadi dia mau menjemput ibu di rumah sakit?" ucap Dude sambil berpikir. "Masa Kinan sendirian ke rumah sakit. Seharusnya saya yang mengantar dia, kan?"

Lalu Dude yang saat itu di antar supir meminta supir untuk putar balik pulang ke rumahnya. Dude menghubungi orang kantor untuk menghandle pekerjaannya karena dia ingin mengantar ibu mertuanya.

Dude : Waalaikumsalam. Saya pulang sekarang, Kinan. Biar kita berangkat sama-sama saja. Tunggu saya, ya.

Kinan membaca pesan itu lalu dia agak meneguk ludah. "Kenapa Mas Dude nggak membiarkan aku pergi sendiri, ya? Aku masih gugup kalau harus melihat dia sekarang."

Mimpi semalam benar-benar masih memenuhi pikiran Kinan, sampai dia sulit berkonsentrasi.

...______...

...Gak nyangka ya, kalau cuman mimpi? 🤣...

1
Rahma Lia
Luar biasa
Andi Fitri
pembaca pada ikut dag dig dug..😁
Andi Fitri
karna karya author menarik maksx betah bacanya..🙂
Andi Fitri
dude kmu main nikah aja tpi ga menjelaskan pada kinan..apa mgkin hana adiknya dude?
Andi Fitri
ntah siapa yg benar Diana juga bersumpah atas nama Allah gtu juga dgn hamzah..
Andi Fitri
👍👍👍
Ida Rassya
Luar biasa
Afternoon Honey
ide ceritanya bagus ⭐👍
Riki Liusi
sukses selalu buat thor y..
Afrida Hasibuan
alur dan bahasa nya bagus
Ykhayza
good
Yayuk Ambon Rahayu Agustin
👍🏻🙏🏻
Sri Widjiastuti
tuh kan. klihatsn bodonya nii
Sri Widjiastuti
mikirlah kinan, seblm dude menikah si hana kan sdh sakit jiwa...
Sri Widjiastuti
untung ada dude... jd pengganti hamzahh... takdir ini bu...
Sri Widjiastuti
untung blm menikah... duhlahhh
Sri Widjiastuti
sukanya slh paham, berasumsi sendiri g jelas
Sri Widjiastuti
raihana ibu kandung nya raihan.... trus...??
Sri Widjiastuti
blm paham ni... ada akad trus kilas cerita nii
Hastono Wirjo
hati wanita sulit
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!