NovelToon NovelToon
OB MILIK CEO

OB MILIK CEO

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:42.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: EmeLBy

Muna Hidayatullah
Anak gadis pasangan Betawi yang
karena terbentur biaya
Setelah lulus SMA
terpaksa melamar menjadi seorang OB
di sebuah perusahaan.

Takdir bernasib baik padanya.
Sebab pemilik perusahaan itu jatuh hati padanya.

Simak perjalanan kisah cintanya.
Happy Reading🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EmeLBy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25 : PENDEKATAN

Kevin dan Ferdy telah menyelesaikan makan siang mereka dengan wajah di penuhi rasa puas akan kenikmatan masakan buatan Muna.

"Fix. Segerakan saja Muna jadi milik mu Vin." Celetuk Ferdy seolah tak sabar.

"Aku belum mengenal dia lebih jauh lagi. Aku takut kecewa dan Muna sama seperti wanita-wanita nakal di luar sana. Cukup aku yang ga beres. Istriku harus seperti mami." Kevin benar merasa jika mami Beatrix adalah cinta pertamanya, satu-satunya wanita panutan. Yang berwajah cantik juga memiliki hati yang mulia.

"Kalau begitu mulailah mengenal dia dengan cermat. Doaku menyertaimu."

Kevin menarik kedua alisnya, membuang nafas kasar. Bingung harus mulai dari mana mengenal Muna.

Setelah satu hari penuh berdiam di rumah untuk beristrirahat. tentu saja mampu mengembaikan semangat Kevin untuk kembali bekerja dengan suasana hati yang sedikit berbeda.

Kevin benar-benar ingin memulai mendekati Muna. Agar tidak lagi ragu dan berniat membuang rasa trauma dan pandangan buruknya terhadap wanita, seperti yang selama ini ia bergelaut dalam pikirannya.

Setali tiga uang dengan Muna, kehadiran Kevin di ruang kerja itupun selalu mampu membuat semangatnya menyala kembali. Tidak redup seperti seminggu yang lalu, tanpa Kevin juga bersamaan dengan tembakan Koco yang benar membuat moodnya sempat memburuk.

"Muna... kemaren waktu aku tidak ada di kantor, kamu ga ada masak?" tanya Kevin saat melihat Muna yang baru selesai membersihkan kamar pribadi di ruangannya.

"Kagak tuan."

Kevin segera berdiri mendekati Muna. Tangan Kevin nyasar ke arah krah baju depan Muna, di tariknya, mendekat rapat dengan tubuh yang wangi maskulin dan deru nafas beraroma mint tepat di depan hidung Muna.

"Panggil apa?"

"Ii...iiye. Maaf. Kaga bang."

"Ini peringatan terakhir. Awas kalo ku dengar panggil tuan lagi." Ancam Kevin yang sesungguhnya hanya mencuri kesempatan ingin dekat dengan tubuh Muna yang seksi dan proporsional walau usianya masih muda belia.

"Iya... tapi hanya saat berdua aja kan? Kalo ada yang lain pokoknya Muna tetap panggil tuan atau pak bos." Muna tetap saja mengutarakan pendapatnya.

"Kalo ku bilang di mana saja, kapan saja dan di hadapan siapa saja, kenapa?"

"Lepas ini dulu bang, sakit." Ujar Muna mencoba melepas tangan yang masih saja mencengkram leher bajunya.

Kevin segera melepas cengkraman itu, tanpa bicara dan kembali duduk di meja kerjanya.

"Muna malu dan kagak enak sama teman yang lain bang."

"Apa salahnya...memangnya panggil abang dosa?"

"Ya kagak. Hanya Muna pan cuma OB, masa so' akrab gitu sama CEO."

"Sudahlah tidak penting membahas hal seperti itu." Kevin ingin mengalihkan topik pembicaraan mereka.

Muna beringsut ingin meninggalkan ruangan Kevin, karena pekerjaannya sudah selesai dengan cepat. Namun langkahnya tertahan, sebab lagi-lagi Kevin melontarkan pertanyaan padanya.

"Mun, waktu ku minta beli bubur. Muna makan di mana?"

"Oh... Muna makan ketoprak di pinggir jalan Bang. Nyak, Babe Muna pan jualan ketoprak di depan gerbang perkantoran. Jadi Muna tinggal ngacir deh ke sana bentar."

Kevin merapikan berkas yang berserakan di meja kerjanya.

"Kita makan siang di sana yuk." ajak Kevin dengan tiba-tiba.

"Kagak gitu juga kali bang becandanya." Kekeh Muna yang merasa ajakan itu sangatlah konyol.

"Lho kenapa? ada yang salah?"

"Abang Kevin, tempat jualan nyak sama babe ntuh. Gerobakan biasa bang. Sekali di serbu Satpol PP juga pada bubar semua. Kagak cocok sama jabatan abang kalo nongkrong di sana."

"Masa... terus kemaren Muna bisa makan disana, kenapa aku tidak?"

"Sulit ye... ngomong ama abang. Udah... gini deh. Ntar Muna beliin ke sono sebentar. Abang makannya di pantry aja, oke. Babay." Pamit Muna dengan cueknya meninggalkan Muna yang sudah ngacir melengos pergi meninggalkannya.

Tanpa berpikir panjang Muna sudah berada di basemant gedung perusahaan itu untuk mengambil scoopy merahnya dengan tujuan gerobak ketoprak nyak babenya.

Tapi baru saja Muna melajukan motor itu, di gerbang keluar ia sudah dicegat satpam. Atas perintah Kevin sang pemiik perusahaan.

"Helm." Pinta Kevin pada satpam yang berdiri di depan motor Muna. Segera Satpam yang lain memberikan helm pada Kevin.

"Pindah kebelakang atau mau ku peluk dari belakang." Ucap Kevin dengan suara yang tidak hanya di dengar Muna, tetapi sangat jelas beredar di indra dengar kedua satpam di antara mereka.

Muna bingung, juga malas ribut. Ia segera turun dengan wajah sedikit cemberut mendelikan matanya pada Kevin dalam ketidak mengertianya.

Kevin sudah berada di atas scoppy merah milik Muna.

"Buruan naik." Perintahnya jelas untuk Muna.

Masih dengan mode bingung, Muna menaiki dudukan motornya, di belakang Kevin. Sementara di sana tampak sorotan tak percaya dari mata kedua satpam seolah minta penjelasan.

"Kasih tunjuk di mana tempat mangkalnya." Kevin berbicara dengan sedikit memundurkan punggungnya ke arah belakang untuk lebih rapat dan dekat dengan Muna.

"Iya terus saja, mentok sampe depan sono." Jawab Muna dengan nyaring sebab ia masih memberi jarak pada tubuh meraka di atas motor tersebut.

Chiiiit.

Kevin mencengkram rem depan dan belakang motor itu secara besamaan.

Tentu saja hal itu membuat tubuh Muna maju, tertempel mirip bayi kembar dempet tanpa sela pada punggung Kevin.

"Wooy...jangan modus yak!!!" Jiwa preman Muna meronta saat tidak ada kucing, orang atau pun polisi tidur yang menghalang jalan di depan mereka, tetapi motor itu tiba-tiba berhenti dengan paksa.

Kevin terkekeh dengan hardikan Muna.

"Pegangan dong Mun, abang kaya tukang ojek. Kalo tangan Muna ga melingkar di perut abang." Dengan lembut Kevin menarik tangan Muna mengarah pada perut sixpacknya.

"Hey... bang Ke. Mesum!! Aye jalan kaki aja balik ke kantor." Gusar Muna sembari menurunkan satu kakinya untuk benar menuruni motor tadi.

"E...eeh. Muna. Abang lapar. Buruan antarin ke tempat makan ketoprak itu."

"Udah abang sendiri ja, noh udah keliatan noh gerobaknya. 'Ketoprak Nyak Time' tuh bacaannya." Muna sudah berdiri di atas aspal dan mulai berjalan ke arah menuju kantornya kembali.

Kevin membalik arah motor, berusaha mensejajarkan laju motor dengan Muna.

"Kenapa abang ikut balik?"

"Abang ga jadi makan."

"Katanya lapar?"

"Biarin ga usah makan, abang cuma minta di temenin aja ga mau." Kevin mematikan motor itu, dan memasang standarnya. Lalu berjalan kearah yang sama menuju kantornya dengan Muna.

"Eh... bang Ke. TKnya kurang lama yak, gitu aja ngambek. Sini buruan Muna temenin." Muna memilih mengalah untuk mengambil motornya dan menyusul CEO sengklek di depannya itu.

Dalam posisi masih membelakangi Muna, Kevin tersenyum penuh kemenangan. "Ahhhaaaa, berhasil juga adegan norak yang aku lakukan tadi. Gila... Muna. Belum apa-apa kamu sudah berhasil menghura-haru hatiku." Batinnya senang.

"Abang yang bawa motornya." Pinta Muna menyodorkan kontak motornya.

"Nah gitu dong."

"Bentar, jangan naik dulu." Perintah Muna pada Kevin.

"Apaan lagi sih?"

"Siniin bentar kontaknya, Muna mau buka jok motor." Muna meminta kunci kontak motornya dan membuka lapak motor itu.

Kevin menuruti saja dengan yang Muna minta.

"Lepasin jas abang." Pintanya lagi.

Kevin lagi-lagi bagai terhipnotis dengan permintaan Muna.

Muna mengambil jas dari tangan Kevin, melipat sembarang dan meletakknannya dalam dasbord di balik lapak motor itu.

"Buka kancing tangan kemeja abang." Perintah Muna lagi.

Sambil membantu Kevin Melipat tangan bajunya.

"Iiih... ini ada ritual apa sih, mau makan ketoprak aja ribet banget." Gumam Kevin hampir hilang sabarnya.

Bersambung...

Gimana- gimana?

Udah mulai 'uwu' belom?

Komen ya... agar kita bisa sama-sama merasakan jalaran sengatan cinta mereka berdua

Jempolnya jangan kendor

Autrhor usahakan selalu 2x up sehari, okeeeh

lope lope sama klean semua❤️

1
Ellia Mardiana
baju pengantin sepertinya sdh beli dari Stevani ya
Andreas Dwi Purwanto
oke
.. Ma nyak...😁😁😁
Suyanti Suyanti
Luar biasa
🌼EmeLBy🌼: Terima kasih.
mampir juga di karya terbaruku
JADI CERAI, GAK?
Di tunggu yaaak
mksh
total 1 replies
§𝆺𝅥⃝©LUO YIˢ⍣⃟ₛ
bagus thor. cuma awalnya bacanya blepotan . eh ternyata bahasa betawi. semangat trus thor
🌼EmeLBy🌼: Waaah... selamat membaca
mampir du karya Ongoing mu yuuk
JADI CERAI, GAK?
makasih
total 1 replies
🌼EmeLBy🌼
sama
renataaprilia8@gmail.com
mampus lu sep ,😁😁😁
renataaprilia8@gmail.com
klo Gita Jodohny Gilang !pegimane ame Siska nyak gk ad kbr tu gadis Cikoneng 🤭
renataaprilia8@gmail.com
Alhamdulillah akhirnya launching. juga Kevin junior ny
renataaprilia8@gmail.com
♥️♥️♥️♥️♥️
renataaprilia8@gmail.com
eh bel siapa elu ,Muna bahkan pemegang saham Terbesar hello anda ngigau ya👿
renataaprilia8@gmail.com
aamiin ya Allah
renataaprilia8@gmail.com
asiaaaaaaap 👍
renataaprilia8@gmail.com
selamat untuk kedua mempelai, semoga jg keluarga samawa, Amin 🥳🥳🥳🥳🥳
renataaprilia8@gmail.com
akhirnya
renataaprilia8@gmail.com
wah nyak ngape di munculin calon plakor si👿
renataaprilia8@gmail.com
sabar ya Vin ini ujian 🥺
renataaprilia8@gmail.com
jangan lama-lama ye nyak LDR ny ntar si kepin jamuran Lo🤭🤭🤭🤭
renataaprilia8@gmail.com
semangat nyak kesayangan akuhh 😘😘😘
renataaprilia8@gmail.com
ya iya lah nyak kagak mikirin biaya rumah sakit la wong dah di bayarin ma Kevin gmn si
renataaprilia8@gmail.com
kykny Dirut rmh sakit itu org tuanya muna deh🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!