Erika yang merupakan gadis cantik dan baik, harus menikah kontrak dengan pria yang sudah merebut kesuciannya.
Perjanjian mereka hanya sampai Erika melahirkan seorang anak untuk Bima.
Tanpa di duga Erika melahirkan bayi kembar, tapi Erika tapi dia merahasiakan dirinya mengandung bayi kembar. Dan setelah lahir, Erika mengambil salah satu dari bayinya, dan satunya lagi di ambil oleh Bima.
Akankah Erika bisa bertemu lagi dengan bayi kembarnya yang bersama Bima, dan apakah Bima dan Erika bisa menjadi keluarga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelukan hangat
Malam harinya Erika hanya bisa memejamkan mata, dia berusaha untuk tidur tapi entah kenapa dia susah untuk tidur.
Tiba-tiba ada tangan kekar memeluknya dari belakang. "Kenapa kau belum tidur?" Bisik Bima tepat di telinga Erika.
Lalu Erika pun membalikkan wajahnya ke arah Bima, kini wajah mereka saling bertatapan satu sama lain. "Enggak tahu, saya susah tidur. Mungkin belum ngantuk." Jawabnya.
Terlihat Bima memandang dalam mata Erika, di belainya rambut panjang Erika. Kemudian Bima langsung memeluk tubuh Erika, "Berhenti bergerak.." Ucap Bima.
Kemudian Erika pun terdiam, secara perlahan rasa kantuk pun mulai menyerang. Di dalam dekapan Bima, Erika mulai bisa tertidur nyenyak.
Bima yang masih belum tertidur pun langsung melihat Erika yang sudah terlelap di dalam pelukannya.
Sebuah senyuman terukir di wajah Bima, dia ingin selamanya bisa seperti ini dengan Erika. Bagi Bima Erika adalah wanita idamannya, wanita yang sangat cocok untuk menjadi istrinya.
Tapi sayangnya pernikahan mereka hanyalah sebuah kontrak yang akan berakhir sebentar lagi.
"Aku mencintaimu, akan selalu mencintaimu.." Ucap Bima sambil mencium mesra kening Erika.
Setelah mengatakan hal itu, Bima pun ikut terlelap bersama Erika.
...
Matahari memancarkan sinarnya, membuat Erika yang sedang tertidur lelap untuk terganggu oleh cahaya matahari yang menembus di sela-sela gorden.
"Emm....." Erika mulai meregangkan otot-otot tubuh yang kaku, dan matanya pun melihat ke arah tempat tidur Bima.
Tapi Erika tak menemukan keberadaan Bima di sampingnya.
"Kemana mas Bima? apa dia sudah berangkat ke kantor?" Pikir Erika.
Kemudian Erika pun segera beranjak dari ranjangnya, dia segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
...
Setelah selesai mandi, Erika langsung bergegas ke ruang makan. Dan di meja makan sudah ada Fania seorang diri tanpa ada Bima.
"Oww.. Putri tidur baru bangun.." Sindir Fania.
"Emm. Iya mbak." Jawab Fania sambil tersenyum.
"Cih, kamu tuh yah. Harusnya bangun pagi-pagi, beres-beres rumah, masak. Bukannya tidur kaya putri, inget kamu tuh orang miskin jangan mimpi jadi tuan putri. Orang miskin tetep orang miskin.. Sadar diri." Bentak Fania.
Erika pun terdiam saat mendengar Fania menghinanya terus menerus, wajah Erika sudah merah padam. Amarah nya sudah mulai memuncak tapi dia berusaha untuk tetap sabar menghadapi wanita di hadapannya itu.
"Iya saya tahu saya orang miskin, lagi pula mas Bima pun tak keberatan jika saya bangun siang atau tak melakukan apa-apa. Lagi pula meski saya hanya istri kontrak, tapi saya adalah istri sahnya." Ucap Erika.
Perkataan Erika langsung membuat Fania naik darah, di dorong nya tubuh Erika hingga terjatuh ke lantai.
"Awww...." Erika terduduk di lantai sambil memegangi perutnya yang sakit.
Darah segar mengalir dari ************ Erika, Fania yang melihat hal itu hanya bisa terdiam. Dia shok dengan apa yang telah dia perbuat pada Erika
"Nyonya..." Teriak kepala pelayan yang datang sambil membawa makanan.
"Ada apa ini? Kenapa nyonya bisa menjadi seperti ini?" Tanyanya dengan wajah panik.
Lalu kepala pelayan dan beberapa pelayan lain langsung membawa Erika ke rumah sakit.
Sementara Fania, dia bingung. "Jika Bima mengetahui hal ini apa yang harus aku lakukan? Dia pasti akan menyalahkan ku." Gumam Fania.
Otaknya sudah tak bisa berpikir jernih, "Dasar, wanita hina itu. Dia sengaja berbicara seperti itu agar aku marah, dan mendorongnya. Agar Bima menyalahkan ku atas kecelakaan ini." Gumam Fania.
Lalu seorang pelayan berjalan melewati Fania. "Hey kau.."
"Iya nona?"
"Mas Bima, kapan dia pulang?"
"Tuan, pulang 2 Minggu lagi karena dia sedang ada bisnis di luar kota." Jawab pelayan itu.
Sebuah ide cemerlang muncul di otak Fania, kini dia akan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk mengusir wanita miskin itu dari rumah ini.
Tak beberapa lama datang ibunya Erika, dia di telpon oleh kepala pelayan.
"Bagaimana kondisi Erika?" Tanya ibunya sambil mata yang berkaca-kaca.
"Kondisinya nyonya cukup parah, Karena darah yang mengalir cukup banyak."
"Bagaimana bisa Erika menjadi seperti itu? Apa yang telah terjadi?"
"Maaf Nyonya, kami tak tahu. Karena waktu itu kami sedang berada di dapur untuk menyiapkan makanan."
Ibu nya Erika hanya bisa pasrah dengan kondisi anaknya, dia kali ini hanya bisa berdoa agar kondisi anaknya baik-baik saja, dan kedua cucunya bisa lahir dengan selamat.
...
Di rumah sakit, Erika hanya bisa menangis, sambil menahan rasa sakit di perutnya.
"Tolong, beritahu ibu ku." Ucap Erika kepada kepala pelayan.
"Baik Nyonya." Jawabnya.
Lalu Erika pun segera di bawa ke ruang operasi, karena dengan kondisi Erika yang sekarang tak memungkiri untuk melahirkan secara normal.
...
Berbeda dengan Erika, Fania tengah mengurus beberapa dokumen. Entah dokumen apa yang sedang dia buat tapi yang pasti itu. adalah dokumen yang memulai kehidupan bahagianya.
"Selamat tinggal wanita miskin,"