Manisnya Pembalasanku

julia tidak tahu harus bagaimana menanggapi perasaan bastian yang mengebu gebu. sambil memegang dahi julia berkata. "aku benar benar bukan wanita yang baik baik, ada banyak hal yang sulit aku jelaskan padamu.. "

" kalau begitu, nggak perlu kamu jelaskan. lagipula, aku memang suka pertualangan sejak lahir, dan nggak tertarik dengan wanita baik baik."

Bastian mengangkat gelas anggur di samping nya, kemudian mengumumkan tangan untuk bersulang dengannya. Sambil menatapnya lekat lekat bastian berkata. " gadis seperti kamu dengan jiwa yang bebas dan misterius.. aku benar benar ingin mengenalmu lebih jauh. "

Julia tidak bisa berbuat apa apa, dia hanya tersenyum sambil mengangkat gelasnya untuk bersulang dengan pria itu.

Dia tersenyum karena merasa bastian menggemaskan.

Selama bertahun-tahun ini, julia sudah sering menerima berbagai macam pernyataan cinta dari pria, ada yang genit menjijikan, ada yang penuh perasaan, romantis,puitis, ke kanan kanakan, bahkan ada yang bersumpah.. tapi semua itu selalu dia anggap sebagai bumbu pelengkap hidup saja, cukup di tangapi dengan senyuman.

Itulah sebabnya, saat mendengar pernyataan cinta bastian, hatinya juga tidak bergetar, dan hanya menanggapi dengan tersenyum.

Di sisi lain, julia menyadari bahwa dia merasa nyaman dan bahagia saat bersama bastian.

Hanya saja,saat bersama dengan bastian, dia tidak perlu bersikap manipulatif, tidak perlu berpura pura, tidak perlu bersikap sinis dan tak perlu bersikap defensif..

Setelah itu,mereka menyelesaikan makan dengan suasana menyenangkan, bastian memangil pelayan untuk mengurus pembayaran, sementara julia pergi ke kamar kecil untuk merapikan riasannya.

Kemudian, julia keluar dan pergi ke sudut lantai dua restoran untuk mencari bastian.namun, begitu mengangkat kepala, dia tanpa sengaja melihat sosok tinggi yang sangat familiar...

Pria itu...

Awalnya dia mengira salah melihat karena pencahayaan di restoran ini redup. namun, saat sosok pria itu makin mendekat, dia pun yakin tidak salah orang..

jangan jangan pria itu mengikutinya..

Tampak seorang asisten berjalan berjalan di sampingnya, di belakangnya ada dua orang pengusaha asing berasal dari Frako

Seorang pelayan mengarahkan mereka menuju ruang vip ke arah sini dengan sopan.

Jelas.. pria itu datang ke sini untuk makan malam bersama klien.

Julia menarik napas dalam dalam dan segera menenangkan diri

dia tidak melarikan diri dan tidak juga bersembunyi, dia hanya tetap berdiri dengan tenang tempatnya, sampai pria itu melihat nya.

".... "

saat melihat julia, pria itu berhenti melangkah.

" ..... "

Orang-orang di sekelilingnya juga menatap julia.

" paman.. "

setelah membayar tagihan, bastian melihat paman nya dan langsung menyapa. " paman juga makan di sini. "

Melihat ponakannya muncul di sini bersama julia, pria itu segera memahami segalanya.

Ekspresi pria itu berubah menjadi dingin. "... "

" oh ya, paman.. dia adalah nona julia yang pernah ku ajak berenang di vila paman, paman pasti mengenalnya,kan."

bastian mengatakan nya sambil merangkul bahu julia dengan mesra. Kemduian berkata dengan sejujurnya. " kami baru saja selesai makan, sebentar lagi rencananya mau main bulu tangkis.nanti malam kemungkinan aku akan pulang agak terlambat. "

Revan tidak mengatakan apa apa, tetapi tatapan dinginya terus tertuju pada julia.

Sementara itu,julia tersenyum sinis ketika merasakan kemarahan dari tatapan pria di seberangnya. saat ini, dia membiarkan bastian merangkul bahunya.

" ya sudah, paman silahkan lanjut kerja, kami mau pergi dulu. " saat melihat Revan sedang bersama para pengusaha asing, bastian pun tidak banyak berbasa basi, bastian pun langsung menarik julia pergi.

Saat lewat di samping Revan, julia sekali lagi mengangkat kepalanya, julia menatapnya lekat lekat, kemudian mengikuti bastian turun ke bawah.

Wajah Revan terlihat tenang, sebenarnya hatinya berniat membalas dendam pada julia.

Sesampainya di parkiran, bastian menyarankan agar mereka pergi ke gedung olah raga dekat kompleks tempat tinggal julia untuk bermain bulu tangkis, julia pun duduk di kursi penumpang depan.

".. " julia menerima ajakannya. namun, saat dalam perjalanan, dia tampak melamun.

Bastian melihat suasana hati julia tampak buruk, jadi pemuda itu bertanya. " sedang memikirkan apa. "

" oh, nggak. "

Julia berpura pura berkata dengan santai.

" kebetulan sekali, kita bertemu dengan pamanku tadi, ya. "

" ehemm, sebenarnya, restoran itu milik temannya, dia biasa mengundang klien asing ke restoran itu, jadi nggak heran kalau kita bertemu dengan dia."

Saat berbicara, bastian refleks agak mencondongkan tubuhnya ke arah julia, kemduian mengatakan dengan santai.

" pemikiran pamanku selalu sejalan denganku, terutama dalam masalah mencari pacar, siapapun gadis yang kupilih dia pasti akan setuju,selama pamanku setuju, nenekku pasti juga akan setuju, orang tuaku nggak akan bisa menentangnya. "

Saat melihat wajah cerah pria itu, pikiran julia tanpa sadar mengingat kembali kenangan antara dia dan pria itu.hal itu membuatnya agak gelisah, seperti takut rahasianya akan terbongkar.

Namun, perasaannya itu segera menghilang.

Dia bukanlah orang yang ragu ragu atau lemah, dia selalu sadar akan apa yang dia inginkan, dan juga tahu apa yang dia lakukan.

Selanjutnya, dia pergi ke gedung olaraga bersama bastian untuk bermain bulu tangkis selama dua jama seperti biasanya.

Dia bermain sampai tubuhnya berkeringat, setelah olaraga dia merasa tubuhnya merasa rileks hingga ke pori pori, dan suasana hatinya pun menjadi jauh lebih baik.