NovelToon NovelToon
DUA RATU DI KAKI CEO

DUA RATU DI KAKI CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Engga Jaivan

Mengapa mereka memeluk kakiku? Pertanyaan itu menghantui Arion (25) setiap hari."
​Arion memiliki dua adik tiri yang benar-benar mematikan: Luna (20) dan Kyra (19) yang cantik, imut, dan selalu berhasil mengacaukan pikirannya. Pagi ini, adegan di depan pintu mengonfirmasi ketakutannya: mereka bukan hanya menggemaskan, tapi juga menyimpan rahasia besar. Dari bekas luka samar hingga gelang yang tak pernah dilepas, Arion tahu obsesi kedua adiknya itu bukan hanya sekadar kemanjaan. Ini adalah kisah tentang seorang kakak yang harus memilih antara menjaga jarak demi kewarasannya, atau menyelami rahasia gelap dua bidadari yang mati-matian berusaha menahannya agar tak melangkah keluar dari pintu rumah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Engga Jaivan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB XXV: U-Turn dan Penguasa

Pesan dari Mata Buta terasa seperti sambaran petir di dalam gerbong kereta yang dingin. Penguasa Utama Ikatan Mata berada di Jakarta. Itu berarti, perburuan telah mencapai klimaksnya di tempat asal mereka.

Arion menatap kedua gadis itu, wajahnya dipenuhi tekad yang dingin.

"Kita tidak jadi ke Sanctuary," putus Arion, suaranya tegas. "Penguasa Utama ada di Jakarta. Jika kita terus bergerak ke timur, kita akan memberinya waktu untuk menunggu kita di rumah."

Kyra, yang kini terikat kuat pada peran Pengawas, segera memproses logika itu. "Penguasa itu pasti tahu kita sudah pergi. Dia akan datang ke rumah kita untuk mengambil sesuatu yang penting—mungkin Kunci Pematian yang dicari Danu, atau mungkin Luna."

"Tepat," Arion mengangguk. "Kita melakukan U-Turn. Kita kembali ke Jakarta. Kita akan mencegat Penguasa itu di rumah kita."

Luna, yang tadi kembali tenang, mulai gelisah. "Kembali ke sana? Tapi gelangku sudah pecah! Danu akan tahu aku tidak terkunci!"

"Danu sudah tahu, Luna," kata Arion, memegang tangan Luna yang memegang cincin 'L'. "Tapi Danu tidak akan menyangka kita kembali secepat ini. Kita harus menggunakan elemen kejutan."

Kyra mengeluarkan peta rel keretanya. "Kereta berikutnya ke Jakarta akan tiba dalam dua puluh menit di stasiun kecil berikutnya. Kita harus bergerak sekarang."

Mereka bertiga turun di stasiun kecil berikutnya, melompat ke kereta yang kembali ke arah berlawanan. Selama perjalanan kembali, ketegangan itu semakin tinggi. Jakarta terasa seperti magnet berbahaya yang menarik mereka.

Arion menggunakan waktu di kereta untuk memikirkan skenario. Jika Penguasa ada di rumah, Arion harus tahu apa yang paling diinginkan Ikatan Mata di sana.

* Luna: Sebagai potensi emosional murni.

* Kunci Pematian: Kunci untuk menonaktifkan pelacak Luna (yang sekarang tidak ada gunanya, tetapi penting untuk masa depan).

* Kotak Perkakas Ayah: Tempat Kunci Pematian itu disembunyikan.

Arion yakin Penguasa itu datang untuk barang-barang itu. Dan Penguasa itu pasti akan datang melalui tempat yang paling tidak terlihat: pintu belakang atau gudang bawah tanah.

"Kyra, siapa Penguasa Utama ini?" tanya Arion.

Kyra menggeleng. "Aku tidak pernah melihatnya. Hanya Danu yang berkomunikasi dengannya. Tapi Ayah kami—Ayah biologis Luna dan aku—adalah salah satu anggota inti Ikatan Mata. Dia mungkin..."

"Dia mungkin Ayah biologismu, atau orang yang memerintah Ayahmu," Arion menyelesaikan kalimat itu. "Kita akan tahu ketika kita tiba."

Mereka tiba di Jakarta saat hari sudah gelap. Mereka segera menyewa taksi tanpa menggunakan aplikasi, untuk menghindari pelacakan Danu.

Saat taksi berbelok ke jalan rumah mereka, jantung Arion berdebar kencang. Cahaya di rumah mereka menyala semua—tidak wajar untuk rumah yang ditinggalkan. Dan di depan gerbang, tidak ada mobil Arion, tetapi ada sebuah sedan hitam mewah yang terlihat sangat resmi dan mahal.

"Mereka sudah di sana," bisik Kyra, cengkeramannya pada lengan Arion mengencang.

Arion membayar taksi dan menyuruhnya pergi. Mereka bertiga menyelinap ke semak-semak, mendekati pagar belakang rumah yang baru saja ia perkuat.

"Kita tidak boleh masuk lewat depan. Kita masuk lewat pintu belakang, lalu ke gudang bawah tanah," Arion berbisik.

Mereka menyelinap melalui celah pagar dan menuju pintu belakang. Arion mengambil kunci daruratnya.

Pintu belakang, yang baru saja ia pasangi vault baja, sudah terbuka sedikit.

"Sial," Arion mengumpat pelan. "Mereka lebih cepat dari yang kita duga."

Mereka bertiga masuk. Rumah itu sunyi. Mereka bergerak menuju tangga yang menuju gudang bawah tanah.

Saat Arion sampai di depan pintu gudang, ia mendengar suara dari dalam. Bukan suara menggeledah, melainkan suara percakapan yang tenang dan berwibawa.

Kyra menyalakan ponselnya, menggunakan aplikasi scanner infra-merah yang ia sembunyikan. Di layar ponselnya, ia melihat dua titik panas di dalam gudang.

Satu titik panas berada di samping kotak perkakas Ayah Arion. Itu pasti Penguasa Utama.

Satu titik panas lainnya berada di sudut yang jauh, dekat brankas tersembunyi Ayah Arion.

Arion menatap Kyra. "Kita harus berhati-hati. Kita tidak tahu ada berapa orang."

Tiba-tiba, suara di dalam gudang itu terdengar jelas.

"Kau tidak perlu menyentuh kunci pematian itu, Danu. Jangkar itu tidak akan kembali dengan kunci itu. Kita butuh sesuatu yang lebih berharga."

Suara itu berat, tua, tetapi tegas.

Arion dan Kyra saling bertukar pandang. Ada dua orang di dalam. Dan salah satunya adalah Danu.

Danu menjawab, suaranya penuh rasa hormat. "Maaf, Tuan Besar. Tapi Luna telah melepaskan gelangnya. Kita harus mengamankan Jangkar itu secepatnya. Sebelum dia... jatuh cinta."

Jatuh cinta.

Penguasa itu tertawa dingin. *"Biarkan dia jatuh cinta. Itu tidak penting. Yang penting adalah ikatan itu tidak bisa diputuskan."

Arion membuka sedikit pintu gudang. Di bawah cahaya redup, ia melihat seorang pria tua berwibawa mengenakan pakaian tradisional yang rapi, memegang tongkat perak berukir Mata Terkunci. Di sampingnya, berdiri Danu, memegang Kunci Pematian Ayah Arion.

Pria tua itu mengalihkan pandangannya ke sudut gudang, ke tempat kotak perkakas Ayah Arion disembunyikan.

"Cepat, Danu. Kotak perkakas itu berisi Kunci Pematian. Tapi aku datang untuk sesuatu yang lain. Aku datang untuk Pengantin Ikatan yang baru. Aku datang untuk Luna."

Arion, didorong oleh amarah dan naluri, mengambil keputusan. Ia harus membuat kehadiran mereka diketahui.

Luna melangkah maju. Ia melepaskan tangan Arion, berjalan ke ambang pintu gudang. Ia berdiri tegak, memancarkan aura emosionalnya yang liar.

"Aku bukan Pengantin Ikatan, Tuan," suara Luna tegas, tetapi ia memegang cincin 'L' di tangannya.

Pria tua itu berbalik. Wajahnya terkejut, melihat Luna yang berdiri di sana tanpa Gelang, tetapi memancarkan kekuatan yang berbahaya.

"Luna... Kau sudah terlepas," bisik pria tua itu, matanya lebar.

"Aku terlepas. Dan aku tidak akan kembali ke Sanctuary," balas Luna. "Aku memiliki Jangkar-ku sekarang. Dan Jangkar-ku adalah Arion."

Pria tua itu menatap Luna, lalu melihat ke belakang Luna, ke arah Kyra dan Arion yang kini terlihat di ambang pintu.

Pria tua itu tertawa, tawa yang menusuk telinga.

"Tentu saja kau terikat pada Arion, Luna. Karena aku yang merencanakannya. Selamat datang kembali, Nak."

Pria tua itu menunjuk tongkat peraknya ke arah Luna. "Aku adalah Ayah Kandungmu, Luna. Dan aku adalah Penguasa Utama Ikatan Mata.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!