NovelToon NovelToon
Gadis Cantik Yang Ku Bully Kini Jadi Iparku

Gadis Cantik Yang Ku Bully Kini Jadi Iparku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cintapertama
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mas Bri

bagaimana jadinya jika seorang gadis desa yang sering dirundung oleh teman sekolahnya memilih untuk mengakhiri hidup? Namun, siapa sangka dari kejadian itu hidupnya berubah drastis hingga bisa membalaskan sakit hatinya kepada semua orang yang dulu melukainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mas Bri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Tidak lama setelah itu, keluarga besar William datang termasuk kedua orang tuanya. Perlu diketahui, semua pelayan yang ikut bekerja di rumah keluarga Issac sama-sama mendapatkan perhatian lebih saat sedang kesusahan.

Tuan Isaac dan istrinya menganggap mereka semua seperti keluarga. Tidak ada bedanya antara pelayan dan majikan, semua sama. Bahkan makanan mereka juga sama. Makanya semua pelayan di sana sudah berumur kecuali Ayu. Mereka betah ikut bekerja di keluarga William.

“Bagaimana keadaanya, Will?” tanya papanya begitu sampai.

“Sudah stabil, Pa. Tapi kata dokter tunggu sampai nanti malam. Kalau bisa melewati masa kritisnya, kemungkinan besar bisa sembuh.”

“Ibu kamu terjatuh di mana? Apa tidak ada saudara di rumah kamu, Ayu?” tanya Nyonya Maya.

“Tidak ada, Nyonya. Saya dan ibu tinggal sendiri. Hanya ada tetangga yang biasanya membantu ibu. Ibu jatuh di kamar mandi dan sepertinya kepalanya membentur benda keras sampai terjadi pendarahan di otak,” jelas gadis cantik itu.

Mereka semua berkumpul di depan ruang operasi sementara sambil menunggu pemindahan ibu pelayan cantik itu ke ICU.

Setelah mendapatkan ruang, kini tinggal empat orang yang berjaga. William, Ayu, Juan dan Vano yang lain sudah kembali terlebih dahulu dan bergantian jaga esok hari.

“Aku keluar cari makan dulu,” ucap Vano sebelum pergi.

William hanya menganggukkan kepalanya.

Mereka kini duduk di ruang tunggu sambil menunggu perkembangan. William sejak tadi terus menempel dengan pelayannya, sedangkan Juan juga tidak mau kalah. Dia ikut duduk tepat di samping Ayu dengan posisi gadis itu berada di antara dua laki-laki.

“Kamu mau sesuatu?” tanya William. Perutnya sudah mulai lapar karena belum terisi sejak membuka mata.

“Tidak, Tuan,” lirihnya. Wajahnya tertunduk lemas memikirkan nasib orang tua satu-satunya.

Juan ikut merasa sedih melihat Ayu seperti tidak ada semangat hidup. Rasanya ingin sekali dia memeluknya erat dan menumpahkan semua sesak di dadanya dalam pelukan.

Laki-laki bermata biru itu ingin gadis yang pernah disakiti berbagi kesedihan dan kebahagiaan bersamanya. Dirinya ingin melindungi dan menyayanginya kali ini.

Sedangkan sang kakak tanpa basa-basi tangannya melingkar begitu mudah di atas pundak gadis cantik di sampingnya. Mendekapnya, mengusapnya penuh kasih sayang, dan . . . entahlah, Juan tidak bisa berpikir kali ini.

Hatinya terasa nyeri melihat pemandangan tak enak di sampingnya. Jantungnya terus berdebar kencang, sulit untuk mengontrolnya.

“Ada apa denganku? Kenapa aku merasa sakit melihatnya? Kenapa aku tidak suka dia dengan Kakakku? Kenapa?” batin Juan.

Saat bergelut dengan pikirannya, Vano baru saja datang dan membawa beberapa makanan dan minuman hangat.

Dia lebih dulu menawarkan kepada gadis cantik incarannya dan memberikan segelas susu coklat untuk memberinya semangat. Semua itu tidak luput dari pandangan William dan adiknya. Mereka tidak menyukai tindakan Vano yang menurutnya berlebihan. Padahal hanya memberinya segelas susu coklat saja.

“Minumlah selagi hangat agar kamu tidak ikut sakit,” ujar Vano penuh perhatian.

Saat akan menerima gelas pemberian Vano, terdengar suara benturan keras yang tidak diketahui asal-usulnya.

Ayu reflek menumpahkan minuman itu ketangannya karena kaget. Tiga laki-laki yang ada di sana langsung heboh dan memegang tangan gadis itu bersamaan. Seketika tatapan horor saling mengisyaratkan sesuatu.

Gadis itu terlihat sedikit tidak enak karena membuat semua tuannya khawatir.

“Apa yang kamu lakukan?” tanya William dengan dua orang di hadapannya.

“Kakak sendiri?”

“Kamu sendiri ngapain?”

Suasana semakin canggung. William dan yang lain saling berdehem untuk menetralkan suasana.

“Aaww!”

“Sakit ya?” begitu kompak ucapan tiga bujang lapuk yang mengelilinginya.

Ayu bingung sendiri dengan tingkah mereka. Hari ini mereka begitu aneh.

“Aku bawa ke UGD, ya?” kini giliran Vano bertanya.

“Tidak usah, Tuan. Nanti akan sembuh sendiri.”

“Tidak bisa begitu, ini tangan sangat berharga. Kalau sampai terluka, aku akan sedih,” lanjutnya.

Sedangkan gadis itu mengerutkan keningnya. Otaknya terlalu lama untuk peka.

“Em … maksudku, bagaimana kerjanya kalau nanti tanganmu terluka,” jelas Vano canggung setelah mendapat tatapan mengintimidasi dari dua rekannya.

“Ini tidak terlalu panas, Tuan. Jauh sebelum ini saya sudah pernah terkena air panas, juga baik-baik saja.”

“Apa?! Air panas?!”

Ayu jadi ketakutan melihat tiga bujang lapuk itu berteriak kompak. Mereka tidak sadar kalau saat ini berada di rumah sakit.

1
Maggie Toth Lim
🤣🤣🤣🤣🤣kocak
Maggie Toth Lim
siapa ya😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!