Aku tidak akan membiarkan, Saudara tiri dan Ibu tiri menginjak-injak harga diriku.
Ikuti kisah Intan, yang berjuang agar harga dirinya tidak injak-injak oleh ibu tirinya dan kakak tirinya. Tidak sampai situ saja, ikuti kisah perjuangan Intan untuk bisa berdiri di kaki nya sendiri hingga dirinya sukses.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pchela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24
Maya dan Mila sibuk bergosip ria. Rupanya mereka keluar dari pagi-pagi sekali buat ikut bergosip dengan ibu-ibu rumpi. Dan tentunya bahan gosipan mereka ya, siapa lagi kalau bukan anak tirinya Intan.
Intan di fitnah lagi oleh Maya, mereka mengatakan jika Intan telah mencuri dan hasil curian itu di simpan di laci kamarnya. “Iya ibu-ibu, dia itu mencuri. Banyak persabunan, jajanan, ada minyak, gula sama tabung gas ada di dalam kamarnya. Sampai-sampai orang rumah nggak ada di kasih masuk ke dalam kamarnya. Kamarnya di kunci rapat sama dia, jadi saya tidak tahu aktivitas dia.” Kata Maya yang memfitnah Intan.
“Betul itu ibu-ibu, apa yang ibu saya katakan. Kalau bukan karena saya ketiban plafon rumah, dan pindah tidur di kamarnya. Mungkin sampai sekarang kita tidak akan tahu kalau dia itu pencuri. Hati-hati lo ibu-ibu.” ucap Mila yang ikut memfitnah Intan seperti ibunya.
“Tapi Bu, masa sih Intan seperti itu? Dia kelihatan anaknya baik-baik lo Bu.” Sahut mbak Jeni yang ikut bergosip sambil menimang anaknya.
“Ehh. Jangan terkecoh mbak. Saya sendri aja nggak nyangka juga. Di luaran nya memang kayak anak kalem, baik. Tapi, aslinya beuhh!! Pemalas luar biasa, kalau nggak dimasakin ayam dia nggak mau makan. Dia akan melempar semua piring-piring rumah, saya sampai istigfar mulu sama kelakuan dia mbak.” Bohong Maya, di timpali cekikikan oleh anaknya.
“Ya Allah, saya tidak nyangka Intan seperti itu lho mbak. Yang semangat ya mbak Maya, mungkin ujian mbak Maya ada di anak tirinya mbak itu.” Sahut mbak Mawar yang tengah menimang anaknya sambil bergosip juga.
“Udah ya ibu-ibu, saya pulang dulu. Saya takut kalau dia bangun makanan belum ada nanti saya di amuk olehnya. Permisi ya bu- ibu.” Kata Maya dengan wajah sendu di buat-buatnya. Mbak Jeni dan mbak mawar saling pandang, melihat kasihan dengan kehidupan Maya si tukang fitnah itu.
Saat di perjalanan pulang, Maya begitu kesenangan setelah membuat para ibu-ibu itu percaya dengan apa yang dia ucapkan itu. Sekarang nama baik Intan sebagai anak berprestasi telah terganti menjadi anak pencuri. Itu karena ulah Ibu tirinya dan saudara tirinya yang tidak punya hati itu.
“Ayok ma! Cepetan pulang. Aku capek banget pengen rebahan di kasur Intan. Kasur dia empuk bagettt! Jauh lebih empuk dari kasur yang mama belikan itu. Aku juga mau berias-rias, di depan kaca panjangnya intan. Cepetan ma!! Aku mau pulang!.” Ajak Mila menarik tangan ibunya itu. Hingga sampai lah mereka di rumahnya.
Dan begitu sampai di kamar Intan. Mila terkejut bukan main saat melihat kamar Intan sudah kosong. Kosong tanpa benda-benda satupun, kasur, dipan, lemari, lemari belajar, cermin panjang sudah hilang begitu saja. Mila sontak lari terpogoh-pogoh menuju ke arah ibunya yang tengah menyalakan berita gosip di tv.
Mendengar langkah kakinya anaknya dan teriakan nya yang begitu heboh. Maya sontak menoleh dengan kesal. “ kenapa kamu heboh gitu Mila? Kamu kira ini di hutan!! Nggak usah teriak-teriak gitu! Pergi sana tidur! Katanya mau tidur!!” Ujar Maya yang geram anaknya menganggu waktunya untuk menonton gosip.
Mila menarik nafas panjangnya, dia merasa lelah saat dia harus berlari dari arah kamar Intan. “Bu!! Kenapa barang-barang di kamar Intan itu hilang semua? Kemana perginya kasur dan lemarinya dia?” Ujar Mila ngos-ngosan. Dia sudah mengecek ke kamarnya juga dia kira Intan memindahkan kasurnya ke kamarnya itu. Namun nihil, tidak ada kasur empuk Intan disana.
“Lah!! Apa maksud kamu itu Mila? Ngigo kali kamu ya!!” Tanya Maya.
“Bu!! Nggak Bu!! Beneran hilang, ikut sama aku Bu!! Lihat ke kamar intan sekarang!! Kosong!!” Kata Mila. Maya yang melihat wajah panik anaknya itu, ikut penasaran dengan apa yang dikatakan oleh anaknya itu.
“Yasudah, ayo!!” kata maya berjalan mendahului Mila. Mila mengikuti langkah ibunya menuju kamar Intan.
Alangkah terkejut mereka bukan main. Kamar Intan beneran kosong melompong. Tidak ada barang-barang Intan. “Kemana barang-barang dia?! Di mana anak nggak guna itu? Cari dia sekarang Mila!!” Teriak Maya, Mila langsung mencari keberadaan Intan mulai dari rumah sampai ke gudang namun dia tidak menemukan Intan juga.
Maya yang geram itu langsung menghubungi suaminya Herman yang masih di pabrik.
\~”Mas!! Anak kamu di mana ? Kenapa barang-barangnya nggak ada! Apa kabur dia mas??” Cerca Maya pada panggilannya itu, padahal Herman belum sempat bicara.
\~” dia pergi dari rumah, buat ngontrak! Dia tidak kuat tinggal di rumah dengan kamu! Dia memutuskan buat pergi! Jangan tanya aku dia tinggal di mana sekarang, karena aku pun tidak tahu. Kamar itu juga sudah dia berikan ke Mila, kalau Mila mau pakai, pakai saja.” Ucap Herman dalam panggilannya.
\~” Mas!! Mila itu mau kamar Intan beserta isinya! Bukan kosong kayak kamar hantu gitu! Mas kenapa mas bisa kasih barang-barang itu dia bawa? Padahal kalau dia mau pergi ya pergi aja! Jangan bawa barang- barang dari rumah kita?” Ucap Maya yang masih kesal.
\~”Itu barang-barang dibelikan oleh mamanya, jadi aku tidak punya hak untuk melarangnya membawa barang-barangnya itu. Maaf Maya, aku sibuk sekarang, harus lanjut bekerja.” Ucap Herman lalu memutuskan panggilan nya pada Maya yang suaranya terdengar masih kesal itu.
“Aahhhh!!! Siall! Anak nggak guna itu pergi bawa semua barang-barang. Mana kemarin aku nggak nemu emas di kamarnya lagi! Kesalnya akuu!! Siall!!” Sebal Maya
