NovelToon NovelToon
Di Ujung Borneo

Di Ujung Borneo

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Anak Yatim Piatu / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Mata-mata/Agen
Popularitas:453
Nilai: 5
Nama Author: Hanah Shakila

Entah untuk alasan apa Gladys memilih kembali ke sebuah pulau di ujung negri. Dia memiliki banyak kenangan masa kecil yang indah disana. mungkin jejak kenangan itu yang bisa menyembuhkan luka yang entah sejak kapan mulai terbentuk.

berbekal ingatan masa lalu yang sudah puluhan tahun, dia pun nekat untuk memulai petualangannya. .....

mencari sisa kenangan bersama keluarganya, teman dan orang lain yang dahulu sangat akrab dengan nya. berharap disana juga kelak dia bisa membuat kenangan yang sama seperti yang dia rasa di masa lalu.

dapat kah Gladys mewujudkan nya ?

Apakah semua akan berjalan seperti pengharapan nya?

ikuti kisah nya.......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanah Shakila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

-

Sepeninggal bima, Gladys tak tinggal lagi berbaring. Dia segera membersihkan diri. Kurang dari ,20 menit dia sudah menyusul bima ke dapur. Lelaki kekar itu terlihat lucu dengan celemek nya dan berkutat dengan serius didapur sampai tak menyadari kehadiran Gladys .

Gladys buru-buru kedapur sebab khawatir suami nya akan membuat gebrakan baru di dapur. Tapi setibanya disana, sepertinya kekhawatiran itu hanya sia-sia. Rupanya bima sangat lihai didapur. Walau begitu, terlihat jelas bahwa dia memang lah bukan spesialis perdapuran. Lihat saja terlihat cukup berantakan. Untuk orang yang hanya menyiapkan mie nya instan.

"kamu sudah disini ?" tanya bima yang baru menyadari kehadiran istri nya.

"yah " jawab Gladys singkat.

"silahkan duduk, ini baru saja akan siap."ucap nya sambil mematikan kompor.

Kemudian datang dengan dua mangkok.

", hehehe.. Maaf, aku tidak terpikirkan akan ini. Rupanya hanya ada mie instan. Seharusnya kita berbelanja dulu. "

"tidak apa-apa. Terimakasih sudah membuatkan nya."

"hehehe..... Sama-sama. Silahkan di cicipi....." ucap bima sambil menyodorkan semangkuk mie kehadapan Gladys .

Bima menunggu Gladys mencoba mie instan buatan nya. Inikan hanya mie instan biasa, seharusnya sih tidak ada yang aneh yah ?

Gladys menyeruput kuah nya dan ......

"uhhuk.... Uhuk...."

Dia terbatuk parah bahkan sampai hampir muntah. Bima terlihat panik dengan mengambil kan air minum sambil menepuk pelan punggung istri nya itu. Setelah minum dan cukup tenang, dia menarik nafas dalam-dalam lalu bertanya.

"apa yang kamu masukkan kedalam nya? Kenapa ini sangat pedas.?" tanya Gladys dengan wajah yang sudah memerah.

"maaf, maaf. Biasanya aku tambahkan cabai yang sudah dihaluskan. Tapi ku lihat cabai yang tersisa dikulkas sudah mengering. Mungkin karena di tinggal cukup lama, jadi aku berinisiatif untuk menggantikan nya dengan lada bubuk. Ku fikir itu akan membantu." jelas nya sambil kepanikan. Dia mengambil susu didalam kulkas. Tak lupa memeriksa tanggal kadaluarsa nya. Tapi terlihat beberapa bulan lagi. Dia menuangkan kedalam gelas dan memberikan pada istrinya yang masih kepedasan.

Setelah kehebohan sendiri, bima terlihat sudah sangat berkeringat. Dia duduk di sofa ruang keluarga yang bersisian dengan dapur. Sambil menunggu istri nya yang merapikan dapur setelah di buat nya bak kapal pecah.

Setelah semua di rasa sudah selesai. Gladys berjalan menghampiri bima yang terlihat sejak tadi memperhatikan nya diam-diam.

"maafkan aku sayang !!!" ucap bima sambil meraih tangan istrinya dan mengecupnya.

Gladys mengangguk sambi tersenyum.

"tunggu sebentar yah, aku akan membersihkan diri sedikit lalu kita keluar untuk makan siang. Sekalian belanja juga." ucap bima

"baik lah. Aku juga akan memeriksa daftar harang yang harus di beli "

",,okey."

setelah sepakat, keduanya berpencar. Bima kekamar dan membersihkan diri. sementara Gladys kembali mengeksplor dapur kecil dan memeriksa apa saja yang kira-kira akan dibeli nya nanti.

***

"bima ?" panggil seseorang, bima tak menoleh sebab mengenali siapa pemilik suara itu. Dia berjalan tergesa-gesa berusaha melarikan diri. bahkan melewati istrinya yang terlihat tengah memilih-milih buah. Baru saja dia akan menegur suami nya, tapi urung sebab melihat seseorang dari belakang seperti mengejar nya.

"kamu ?" tanya jihan sambil menatap heran ke arah Gladys . Tapi mata nya juga secara bergantian mencari keberadaan bima tadi.

"kenapa kamu minggat gak pamit ?"tanya jihan terdengar jutek, namun penuh rasa penasaran.

"gak kok, beberapa waktu ini memang ada keluarga yang meminta ku untuk ikut tinggal bersama nya. Hanya saja belum sempat pamit memang. ini niatnya mau kesana, ngambil sisa barang sekalian pamit."

"yakin ? Bukan nya mau kabur ?"

" kabur ? Memang nya aku ada buat salah, sampai harus kabur ?"

"yah siapa yang tahu? Pasalnya kamu kelihatan sangat mencurigakan ? " ujar nya sambil menyelidik dengan tatapannya dari atas ke bawah.

"mencurigakan?" ulang Gladys dengan nada bertanya.

"sudah lah. saya lagi buru-buru." ujarnya kemudian pergi.

Sepeninggal jihan, Gladys kembali memilih-milih buahnya. Sambil berfikir, sepertinya memang harus segera kerumah sewa dan berpamitan dengan baik. lalu pergi ketempat kerja nya dulu untuk pamit juga . Walaupun zarah bilang sudah mengurus semuanya saat dia berada di luar negeri saat menemani bima. Tapi, tidak enak rasanya jika benar-benar hanya menghilang begitu saja tanpa pamit. Apalagi dia bisa bekerja disana sebab bantuan ibu RT.

Setelah selesai, Gladys berjalan ke tempat parkir. Dan masuk ke dalam mobil setelah sebelumnya memasukkan belanjaan mereka ke dalam bagasi. Suaminya terlihat celingak-celinguk seperti mencari keberadaan seseorang.

"masih ada yang di tunggu ?" tanya Gladys

"dia gak ngikutin kamu kan ?" tanya bima balik.

"siapa?"

"siluman ular itu "

"maksud kamu jihan ?"

Bima mengangguk lalu menyalakan mobilnya setelah di rasa semua aman.

"tadi di dalam dia ngomong apa sama kamu ? " tanya bima sambil menjalankan mobil nya.

"dia cuma nanya aku kemana ? Kok gak pulang-pulang"

"tapi kalau di lihat dari ekspresi nya, dia bukan hanya membahas itu lah "

"memang nya kamu Pakar ekspresi."

"begini-begini aku bisa tahu isi hati seseorang hanya dengan melihat ekspresi wajah nya. Walau dia tersenyum, aku tetap tahu jika memang dia ada niat jahat yang terselubung."

"hemmmmh.... Maka nya jika kamu ada kesempatan, antar aku kesana untuk mengemasi sisa barang ku. Dan berpamitan dengan benar. "

"yah sudah, besok saja kita kesana. Aku juga harus bertemu zarah untuk membahas sesuatu."

Mendengar itu Gladys diam saja. Sebenarnya perasaan tidak nyaman menyelimuti hatinya kala mendengar nama zarah. Pasalnya dia merasa, wanita itu jauh mengenali suami nya dari pada dia.

"kenapa diam saja ?" tanya bima.

Tapi seperti enggan membahas apa-apa lagi. Gladys menyenderkan kepalanya, lalu memalingkan wajahnya kearah jendela mobil. Sambil memejamkan mata.

"kamu cemburu?"

"emang aku berhak ? Diakan rekan kerja mu ." jawab Gladys terdengar ketus.

mendengar itu spontan bima tergelak, Gladys pun sontak melihat kearahnya sebab keheranan dengan tawa bima yang baru kali ini di dengar nya selepas itu. Apa cemburu itu hal yang lucu sampai bima tertawa puas begitu. Namun kemudian dia kembali ke posisi tadi, memalingkan wajahnya.

"jika kamu tidak suka. Maka aku akan menjauhi diri dengan nya. Masih banyak rekan kerja lain yang bisa di ajak bekerja sama. Tapi memang ini harus ku serahkan langsung kepada nya " ujarnya sambil memperlihatkan sebuah map coklat. Yang entah sejak kapan berada disana.

"yah, terserah saja. Aku tidak ingin ikut campur dengan dunia kerja mu. " jawaban Gladys masih jutek. Dia juga masih malas melihat ke arah suami nya.

Cup.!!!

Kecupan singkat mendarat di pipinya.

"kamu ngapain? kamu mau bunuh diri bawa aku ? Bawa mobil dengan benar, " kali ini dia lebih ketakutan dari pada shok dengan serangan dadakan tadi. Dia tidak terfikir kan bahwa bima akan melakukan hal gila itu. Mengecup pipi nya sambil mengemudikan mobil , itu benar-benar sangat kacau.

Tidak tahu saja dia, bahkan bima bisa mengendara mobil tanpa melihat kedepan. Ini sering terjadi jika berada didaerah konflik, harus melaju dengan hujan peluru yang ditembakkan ke arah nya. Jika hanya duduk tenang di kursi kemudi, pasti peluru itu akan mudah menembus kepalanya.

Melihat wajah panik istrinya itu, bima kembali tergelak.

"begitu dong. Kalau ngomong tuh harus lihat kearah lawan bicara. Masa aku ngomong sama punggung."

1
Innaa
semangat berkarya 😘
emili19
Gemesin banget si tokoh utamanya.
Mama Beby: yok terus ikutin kisah mereka🤗
total 1 replies
Black Jack
Ingin membaca lagi dan lagi.
Mama Beby: yuk, dibaca lagi. udah update nih🤗
total 1 replies
Tình nhạt phai
Cerita yang bikin baper, deh!
Mama Beby: terimakasih 🥰🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!