Bangun dari tidur Yola begitu terkejut saat melihat pria yang terlelap di sebelahnya.
Yola tidak tahu apa yang terjadi padanya setelah pesta kampus yang ia datangi semalam.
Dan kini ia harus berakhir dengan pria yang sangat berpengaruh di kampus.
Yola memilih pergi sebelum pria yang masih terlelap itu bangun, ia tidak ingin menimbulkan masalah apalagi pendidikannya terkendala.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al-Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HAPD_BAB 6
Fayola terbangun dengan wajah yang sangat menyedihkan, bahkan tubuhnya yang masih polos begitu mengenaskan.
Mengedarkan pandangannya, Fayola tidak melihat Calvin. Dosen me*sum yang sudah megambil keperawanannya dan sialnya Fayola terlena dengan percintaan Calvin.
Menggerakkan tubuhnya Fayola perlahan turun dari ranjang, tidak peduli tubuhnya yang masih polos, baginya ia sudah tidak perlu malu lagi dengan keadaanya.
Perlahan dengan sisa-sisa tenaganya, Fayola menuju kamar mandi, sejenak ia menatap jendela besar di kamar itu dan menatap jam dinding.
"Sebelas malam." Gumam Fayola.
Padahal ia ingat selesai terakhir bercinta tadi waktu masih sore, jadi dia sudah tidur cukup lama hingga hampir tengah malam begini.
Fayola masuk kedalam bathub yang berisi air hangat dengan aroma sabun yang menenangkan, setidaknya tubuhnya bisa rileks dan fresh.
Hampir tiga puluh menit Fayola berendam, tidak ingin terlalu lama karena perutnya sudah berdemo. Fayola dengan jalanya yang sedikit aneh keluar kamar mandi dengan menggunakan bathrobe. Rambutnya yang basah ia lilit dengan handuk.
"Kemana dia." Gumam Fayola saat keluar tampak tidak ada siapapun.
Fayola memilih jalan menuju dapur, siapa tahu ada sesuatu yang bisa ia makan.
Malam begini dan keadaannya yang lelah, Fayola tidak ingin pulang biarkan saja nanti ia akan menelpon rumah karena dirinya tidak akan pulang.
"Sedang apa kau!"
Fayola yang menungging di depan lemari pendingin tersentak saat mendengar suara bariton Calvin.
Gadis itu termenung sejenak dan kembali menatap isi didalam lemari pendingin itu.
"Aku lapar, setidaknya anda bertanggung jawab setelah memeras tenaga ku." Katanya ketus tanpa menatap lawan bicaranya.
Bibir Calvin menyunggingkan senyum tipis meskipun Fayola tidak melihatnya.
"Jadi kau meminta imbalan setelah memuaskan ku,hm" Calvin mendekat dan merengkuh pinggang Fayola.
Memeluknya dari belakang dan menghirup aroma harum dari tubuh gadisnya. Calvin mengecup leher jenjang Fayola yang sangat segar dan menggoda iminnya kembali.
"Umm, aku lapar pak mau makan." Fayola sedikit beringsut, apalagi merasakan napas Calvin yang terdengar berat, ia tidak ingin kembali dimangsa yang justru akan membuatnya berakhir buruk.
Calvin mengecup singkat leher Fayola, dan menjauhkan kepalanya. Bisa gawat jika dirinya kambali terpancing dan membuat Fayola kembali melayaninya.
Calvin menekan has*ratnya yang sempat terpatik, pria itu bergeser dan megambil sesuatu dari lemari pendingin.
"Hanya ada telur." Katanya sambil menunjukan dua buah telur di tangannya.
Fokus Fayola terpecah, yang dipegang Calvin memang telur, tapi kok otaknya justru berkelana dengan dua telur itu.
"Dua telur," Gumam Fayola dengan pikiran yang tiba-tiba muncul.
Calvin menaikkan satu alisnya, wajah Fayola bersemu merah tiba-tiba.
Cetak
Auwsss
Fayola menyentuh keningnya yang baru saja dibuat Calvin untuk memecahkan telur yang ia pegang.
"Kenapa anda menggunakan kening ku!" kesal Fayola sambil mengusap keningnya.
Calvin sudah berdiri didepan kompor, tanpa Fayola tahu pria itu memasak dua telur untuk gadis yang kelaparan tadi.
"Karena di otak mu ada telur-telur yang lain."
Fayola tersenyum malu, apakah wajahnya begitu ketara saat dirinya justru membayangkan telur Calvin.
"Ahh otak ku sudah tidak suci lagi." Gumamnya dalam hati.
Dua telur mata sapi dengan taburan pelengkap tersaji didepan Fayola, gadis itu menatap takjub sosok pria me*sum dan dosen killer baginya itu.
"Apakah saya harus bangga bisa merasakan masakan dosen." Katanya dengan tatapan meledek.
Calvin menenggak minuman sodanya, "Lebih banggalah jika kau bisa membuatku puas diatas rajang Baby."
Fayola mendelikkan matanya, sedangkan Calvin justru terkekeh melihat wajah menggemaskan Fayola.
"Anda memang dosen me*sum!" Dumelnya sambil menyuapkan makanan kedalam mulutnya.
Calvin menatap cara Fayola makan, bibirnya yang selalu membuatnya candu, lidah yang manis saat ia sesap. Mulut yang selalu merdu saat mendes*ahh.
"Sial!"
Calvin merasakan celana kembali sesak hanya karena menatap bibir mungil Fayola yang seksi.