NovelToon NovelToon
CIZA_Pergaulan Bebas

CIZA_Pergaulan Bebas

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Selingkuh / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Harem / Fantasi Wanita
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nuna Nellys

BOCIL HARAP MENEPI DULU.
*
"
Valencia Remi, seorang gadis muda usia 19 tahun dari desa. Dia memiliki rambut hitam panjang dan mata coklat yang indah. Senyumnya manis dan lembut, membuat semua orang jatuh cinta pada-nya. Cia Pergi ke kota jakarta untuk mengejar impian kuliah di universitas.
*
Cia berteman dengan seorang yang sudah lama tingal di jakarta dan memperkenalkan Kehidupan malam kota yang glamor.
*
Cia mulai terjebak dalam pergaulan bebas dan mengenal Aksa yang menawarkan Kehidupan mewah.

*******
"Jadi Cewek Gue, makan seluruh kehidupan Lo....Gue yang tanggung." Kata Aksa.
*
"Kamu tau kan ? Aku sudah punya pacar." Jawab Cia.
*
*
Penasaran dengan pilihan Cia ? Yuk ikuti kisahnya..!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19. Murkanya seorang Aksa

0o0__0o0

Kini jalan sepi itu menyisahkan dua anak manusia beda gender. Cia masih setia pada posisi-nya jongkok dan menangis dalam diam.

Di depan-nya Aksa berdiri menjulang tinggi menatap datar ke arah Cia, amarah masih sangat meliputi seluruh jiwa-nya.

"Berdiri" Titah-nya dingin.

Namun Cia tetap diam, tubuh'nya semakin gemetar. Ia takut apalagi melihat begitu beringas Aksa menghajar para preman itu.

Apalagi saat ini wajah Aksa terlihat sangat menyeramkan, cowok itu mirip singa yang siap mencabik-cabik mangsa-nya. Dan itu semakin membuat gadis kampung itu Ketakutan.

"GUE BILANG BERDIRI, VALENCIA." Bentak Aksa. Ia sangat emosi karena Cia selalu saja membantah-nya.

Cia langsung terperanjat kaget, Ia bahkan sampai terduduk di aspal saking kaget-nya. Pertama kali dalam hidup-nya Ia mendapatkan bentakan keras seperti ini.

Cia merapatkan kemeja-nya yang terbuka dengan tangan gemetar, kancing kemeja-nya hilang semua karena di tarik paksa sama orang-orang yang melecehkan-nya.

Cia mendongak menatap Aksa penuh dengan Ketakutan, air mata-nya masih terus mengalir membasahi pipi-nya.

"A_aksa..." Cicit-nya takut. Bibir bergetar. wajah sangat pucat.

Saat ini Cia mirip seekor kucing anggora yang memelas mintak di kasihani, karena tidak di beri makanan.

Aksa jongkok, menatap mata Cia datar. "Kenapa takut ? Bukankah ini yang Lo mau, Hem ?" Kata-nya dingin.

Tangan Aksa menghapus lembut air mata Cia,"Buat apa menangis, Hem ? Bukankah ini resiko yang harus Lo tanggung ?"

"Berapa kali gue bilang untuk Lo berhenti kerja, Valen ? karena ini yang gue takutkan."

"And See ? Kejadian juga kan ?"

Cia tetap diam tidak menjawab, bibir-nya keluh, air mata-nya terus mengalir tanpa di minta.

"Bagaimana nasib Lo jika tadi gue tidak lewat sini, Hem ?" Tanya-nya dingin.

Cia meng-gelengkan kepala'nya ribut dengan tangan yang semakin kuat mencengkram kemeja-nya. Tubuh-nya kembali bergetar saat mengingat kejadian tubuh-nya di pegang-pegang oleh mereka.

"JAWAB GUE VALEN." Bentak Aksa emosi. Napas-nya memburu naik-turun.

Cia memeluk erat tubuh-nya dengan kepala di tenggelamkan di lutut-nya. Ia terisak lirih dengan tubuh yang semakin bergetar.

Cia benar-benar ketakutan, apalagi harus menghadapi kemarahan Aksa yang kali ini tidak main-main.

Aksa mencoba mengontrol emosi-nya, Ia melihat tubuh Cia yang bergetar dan terisak. Suara tangisan lirih Cia seakan menyayat hati-nya.

Aksa duduk di aspal, Ia mengangkat tubuh Cia lalu di duduk-kan ke atas pangkuan-nya. Cia langsung memeluk erat tubuh Aksa dan tangisan-nya semakin pecah.

Aksa membalas pelukan Cia sama erat-nya, Ia merasa sangat takut jika saja tadi tidak lewat di sini bagaimana dengan nasib-nya ?

Memikirkan tubuh Cia di jadikan mainan oleh mereka membuat emosi-nya memuncak tinggi.

Aksa sangat ingin membunuh mereka semua saat ini juga, namun Ia masih menahan-nya.

"Ini yang gue takutkan Valen, jika Lo terus bekerja dan pulang malam-malam sendirian. Lo bisa jadi santapan empuk orang-orang jahat." Ujar-nya berbisik.

Aksa menahan sekuat tenaga emosi-nya yang berada di ujung ubun-ubun. Ia tidak mau membuat gadis-nya semakin Ketakutan.

"Bagaimana jika tadi Lo di perkosa oleh mereka semua, Hem ? Tubuh Lo di gilir sampai Lo merenggang nyawa." Aksa menjeda ucapan'nya.

"Bagaimana Valen ?" Lanjut-nya berbisik geram.

Cia meng-gelengkan kepala'nya ribut dengan tangan semakin erat memeluk tubuh Aksa. Mem-bayangkan itu membuat-nya semakin di landa Ketakutan.

"Nurut sama gue dan Berhenti bekerja di cafe." Titah-nya tegas. Cia mengangguk patuh. Tanpa suara.

Aksa mendesah lega saat Cia mau menuruti Perintah-nya tanpa bantahan. Tangan Aksa mengelus lembut punggung bergetar Cia dan itu cukup membuat hati Cia merasa hangat.

Cup..!

Aksa mengecup sekilas kening Cia "It's ok ! Gue akan hukum mereka semua dengan setimpal. Gue janji." Ucap-nya tegas.

Cia hanya diam tidak mengeluarkan suara, namun telinga-nya bisa mendengar suara detak jantung Aksa yang begitu cepat. Dan itu sama dengan yang saat ini Ia rasakan.

Aksa berjalan menuju mobil-nya, saat hendak memasukkan Cia ke kursi penumpang. Cia meng-gelengkan kepala'nya tidak mau.

Brak..!

Aksa menutup kembali pintu mobil-nya, Ia berjalan menuju kursi mengemudi lalu masuk dengan Cia yang masih nemplok bak cicak yang tidak mau lepas.

Aksa duduk bersandar di kursi-nya dengan Cia yang masih memeluk erat pinggang-nya.

"Tatap gue, Valen." Titah-nya tegas.

Cia meng-gelengkan kepala'nya pelan, Ia sangat takut jika nanti Aksa akan marah lagi jika melihat wajah-nya.

"VALENCIA." Tekan-nya dingin. Tidak mau di bantah.

Mendengar itu bulu kuduk Cia jadi meremang takut, dengan memberanikan diri. Ia mengangkat kepala-nya menatap wajah datar Aksa.

Aksa membalas tatapan mata Cia dengan tajam, apalagi saat melihat bibir Cia bengkak dan terluka. Entah luka karena Cia gigi atau karena di gigit bajingan itu.

Wajah Cia memerah, mata-nya bengkak dan hidung-nya merah. Andai Aksa tidak sedang menahan amarah-nya mungkin dia sudah menghujani wajah meng-gemaskan Cia dengan ciuman.

"BRENGSEK, Bajingan itu mencium bibir mu, Hem ?" Tanya-nya dingin. Dan Cia mengangguk. Sesekali se-segukan.

Aksa langsung meneng-gelamkan kembali wajah Cia ke dada bidang-nya, Ia tidak mau sampai lepas kendali dan berakhir membentak gadis-nya lagi.

Tanpa sepatah kata Aksa Langsung tancap gas full menuju apartemen-nya, rahang-nya mengeras, tatapan mata-nya menajam. Ia semakin menginjak dalam pedal gas hingga membuat mobil itu melaju kencang berkali-kali lipat.

Dada Aksa bergemuruh penuh emosi tertahan saat melihat bibir Cia membengkak akibat di sentuh sampah itu. Ia sangat-sangat tidak terima akan hal itu.

Cia jelas bisa mendengar detak jantung Aksa berkali-kali lipat lebih kencang. Dan Ia tahu saat ini Aksa sedang menahan amarah-nya.

Cia mendongak pelan, mengintip wajah Aksa dari bawah. Namun cowok kulkas itu tetap menyadari-nya.

"Jangan tatap gue, Valen. Lo tidak akan mampu menghadapi kemarahan gue." Ujar'nya datar. Tidak main-main.

Cia langsung meneng-gelamkan kembali wajah-nya dengan cepat. Air mata-nya langsung menetes deras, Ia merasa sakit hati saat Aksa menolak untuk di tatap.

Aksa jelas bisa merasakan gadis-nya sedang menangis dalam diam dan itu terbukti dengan kaos'nya yang terasa basah.

"Sial, gue Membuat Little Bunny menangis." Namun apa boleh buat, saat ini Ia di lingkupi api amarah.

Aksa tidak mau sampai kelepasan lagi membentak gadis-nya atau lebih parah berbuat kasar pada-nya. Ia tidak mau sampai itu terjadi.

Jadi lebih baik Cia merasakan sakit hati dari pada harus menerima amarah-nya.

10 Menit kemudian mobil Aksa sudah memasuki basemen apartemen. Laki-laki itu langsung turun dengan menggendong Cia memasuki lift.

Aksa tetap bungkam tanpa suara dan itu membuat hati Cia merasa di remas, gadis itu semakin menangis namun tetap tanpa suara. Dan itu terasa berkali-kali lipat menyakitkan.

Aksa mengepalkan tangannya kuat-kuat, Ia mempercepat langkah kaki-nya menuju pintu apartemen-nya. Dan menempelkan kartu aksesnya cepat.

Klik..!

Pintu terbuka, Aksa melangkah ke dalam dan menutup pintunya dengan dorongan satu kaki. Laki-laki itu melangkah ke dalam kamar-nya dan langsung menuju kamar mandi.

Aksa menurunkan Cia di bawah shower yang sudah mengalir air hangat. Tangan-nya dengan cekatan melepaskan semua baju Cia tanpa tersisa.

"Gue gak suka milik gue di sentuh orang lain." Ujar'nya dingin. Sambil melepaskan pakaian-nya sendiri.

Cia menunduk-kan kepala-nya dalam-dalam, Ia tidak berani menatap wajah Aksa sesuai dengan Perintah-nya saat di dalam mobil.

Aksa menyabuni seluruh tubuh Cia yang bergetar dengan se-segukan bak bocil. Gadis itu tetap diam dalam tangisan-nya. Cia tidak menolak ataupun berontak saat Aksa menyabuni seluruh tubuh-nya.

Tatapan mata Aksa semakin menggelap saat melihat tanda merah yang ada di atas dada Cia dan juga leher-nya yang lumayan banyak.

Dan Aksa sangat membenci itu, "Berani-berani nya sampah-sampah itu membuat tanda di tubuh Lo." Ujar-nya geram.

"Dimana lagi para sampah itu menyentuh Lo, Hem ?" Tanya-nya dingin.

Cia mendongak, jari telunjuk-nya menunjuk ke arah bibir, kedua telinga, leher, payudara, perut dan kedua tangan'nya.

Cia menatap Aksa dengan bibir bergetar takut, namun Ia tetap tidak bersuara dan tetap menangis dalam diam. Apalagi saat mendapati Aksa diam tidak bereaksi.

Hening tidak ada suara, selain surai air shower yang mengalir deras di atas tubuh ke-dua'nya dan juga nafas memburu Aksa.

BUG..!

BUG..!

BRENGSEK...!

"GUE BUNUH MEREKA SEMUA NANTI."

Aksa murka, Ia teriak sambil menonjok keras dinding kaca sampai retak. Dan itu membuat Cia semakin bergetar ketakutan.

Cia langsung menubruk tubuh Aksa dengan pelukan erat, Ia sangat Ketakutan melihat-nya yang terus menerus menonjok dinding kaca.

"Aksa berhenti. Aku takut." Cicit-nya bergetar.

Cia buka suara setelah sekian lama bungkam dan itu sukses meng-hentikan kegilaan Aksa. Cowok itu diam dengan nafas memburu naik-turun, namun amarah-nya sedikit mereda saat mendapati pelukan hangat Cia.

Aksa mematikan Shower, Ia langsung mendorong bahu Cia ke dinding kaca. Tanpa sepatah kata Aksa langsung melumat rakus bibir bengkak-nya dan tangan-nya meraba perut rata-nya lalu naik ke payudara-nya.

"Gue akan hapus semua jejak para sampah itu di tubuh Lo" Bisik-nya. Lalu melumat daun telinga Cia.

0o0__0o0

1
PaoLana MaLik
biang kerok tuh lexa, sepertinya lexa cemburu sama cia karena semua sahabat respek sama cia
PaoLana MaLik
siapa tuh yang nyuruh ? jangan jangan sih lexa lagi.
PaoLana MaLik
Lucu banget sih lo cia, pengen gue remes /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Wiwit Widiarti
apa lexa diam2 suka sama aksa ya
Wiwit Widiarti
lexa kenapa kamu jahat banget perbuatanmu itu bisa merusak persahabatan kalian
Nuna Nellys
update tiap hari, jangan lupa kasih bintang 5. thank you /Drool//Drool/
Nuna Nellys
update setiap hari ya say, jangan lupa kasih bintang 5 /Drool//Drool/
November
lanjut
Maulana Abraham
mulai...mulai... terperangkap juga Lo cia
Maulana Abraham
Nah loh CIA, otak Lo mulai berkelana ya /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Maulana Abraham
wah bener-bener Lo Aksa, menodai mata polos cia/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Maulana Abraham
wah ternyata Ery sadar diri juga /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Maulana Abraham
Angel wes...angel. cinta tidak di restui./Smug/
Nuna Nellys: semoga tidak terjadi pada kita ya, /Sweat/
total 1 replies
Maulana Abraham
Wkwkwk definisi kembang Deda yang masih kuncup /Sob//Sob//Sob/ aku suka kata-kata Ery
Maulana Abraham
owh, sumpah ya CIA, gue gemes banget sama lo/Sob//Sob/
Maulana Abraham
roman-roman Cia bakalan jadi incaran banyak cowok nih
Maulana Abraham
Sih Ery benar-benar temen laknat
Maulana Abraham
polos banget ternyata cia
Maulana Abraham
emang berat kalau harus tinggal jauh dari anak, semangat CIA /Grievance/
PaoLana MaLik
Bagus thor lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!