Juan memutuskan membeli rahim seorang wanita karena istrinya belum juga hamil. Tapi pada saat wanita itu hamil, ternyata Allah berkata lain dengan membuat istri Juan hamil juga.
Setelah mengetahui istrinya hamil, Juan pun lupa kepada benih yang saat ini sedang tumbuh di dalam perut Kamila. Dia mengacuhkan Kamila dan benih itu membuat Kamila marah dan berniat balas dendam kepada Juan dengan menukarkan anaknya dengan anak Raina pada saat dilahirkan nanti.
Akankah Juan dan Raina tahu, jika anak yang selama ini mereka besarkan bukan anak kandung mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24 PPYD
Juan berjongkok dan menjambak rambut Kamila membuat Kamila meringis kesakitan. Sedangkan Dandi hanya bisa menangis sembari memeluk Mamanya itu. "Kamu yang sudah membuat aku seperti ini Mas, kamu tidak pernah sedikit pun perhatian sama aku dan anak yang aku kandung makanya aku menukar anakku dengan anak Raina supaya aku bisa melampiaskan rasa sakit hatiku kepada anak kalian," ucap Mama Kamila dengan senyumannya.
Plak....
Juan kembali menampar Kamila. "Dari awal, saya hanya ingin membeli rahim kamu untuk mendapatkan anak dan sebelumnya kamu pun sudah menyetujui semua itu. Lalu kenapa kamu malah menuntut saya untuk memperhatikan kamu? tugas kamu hanya mengandung dan melahirkan karena saya sudah bayar kamu sangat mahal. Seharusnya kamu jangan menuntut perhatian dari saya karena sampai kapan pun kamu tidak akan mendapatkan itu!" bentak Daddy Juan.
"Terus, bagaimana dengan anak itu? saya mengandung anak Mas, setidaknya Mas punya hati kepada saya karena bagaimana pun, saya masih ibu dari anak Mas," sahut Mama Kamila.
"Setiap bulan saya mengirim uang yang lebih dari cukup, supaya kamu bisa mengurus anak itu dengan baik. Nanti setelah dewasa, baru saya akan bawa anak itu tapi sekarang kamu justru melakukan hal fatal. Apa yang kamu lakukan di waktu dulu dan kepada Alesha merupakan tindak kejahatan, jadi kamu harus menanggung akibat dari perbuatanmu, Kamila!" bentak Daddy Juan.
"Tunggu, Daddy! sebenarnya siapa dia? kenapa Daddy kenal kepada Alesha?" tanya Jovanka tiba-tiba.
Juan bangkit dari jongkoknya, lalu menatap Jovanka. "Jo, maafkan Daddy. Kamu memang putri Daddy, tapi Mommy kandung kamu bukanlah Mommy Raina, tapi dia Ibu kandung kamu," ucap Daddy Juan sembari menunjuk ke arah Kamila.
Jovanka membelalakkan matanya. "Apa! tidak, ini tidak mungkin. Pasti Daddy sedang bercanda 'kan? tapi candaan Daddy sangat tidak lucu," ucap Jovanka dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Daddy tidak bercanda, dia adalah ibu kandung kamu dan semua ini akibat kesalahan Daddy di masa lalu," sahut Daddy Juan.
Jovanka melotot, dia tidak menyangka jika selama ini Raina bukan ibu kandungnya. "Tidak mungkin, tolong Daddy jangan bercanda," seru Jovanka dengan deraian air matanya.
"Kapan Daddy pernah bercanda? kamu memang anak Daddy, tapi ibu kamu bukan Raina melainkan dia. Sedangkan anak Daddy dan Raina adalah Alesha," sahut Daddy Juan.
Jovanka sampai memegang dadanya mendengar penjelasan Juan. Dia serasa mimpi, ternyata selama ini Raina yang begitu menyayangi dan mencintainya bukan ibu kandungnya. "Jovanka tidak mau ikut dengannya Daddy, Jovanka tidak mau hidup susah!" teriak Jovanka histeris.
Jovanka berlari masuk ke dalam rumah dengan deraian air matanya. Juan kembali menghampiri Kamila dan Dandi. "Saya tidak akan membiarkan kamu hidup bebas, kamu harus mendapatkan hukuman atas apa yang sudah kamu lakukan kepada Alesha," ucap Daddy Juan.
Juan menarik tangan Kamila dengan kasar. "Tuan mau bawa Mama aku ke mana?" teriak Dandi.
"Mama kamu akan masuk penjara untuk menebus semua kejahatan yang sudah dia lakukan," sahut Daddy Juan.
"Jangan bawa Mama ke penjara!" teriak Dandi dengan deraian air matanya.
"Mas, aku mohon maafkan aku. Kalau aku di penjara, bagaimana nasib Dandi?" ucap Kamila memohon.
"Bawa saja anak kamu ke penjara," sahut Daddy Juan dengan kejamnya.
"Mas, aku mohon. Dandi tidak tahu apa-apa, jangan libatkan dia dalam masalah kita," ucap Kamila memohon kembali sembari memegang kaki Juan.
Juan menghempaskan kakinya untuk melepaskan pelukan Kamila. "Terus kenapa kamu menyiksa anakku, Kamila! dia sampai mengalami cidera pada tulang kaki dan tangan akibat siksaan kamu, bahkan Alesha mengalami malnutrisi karena kekurangan asupan makanan, apa yang sudah kamu lakukan kepada anakku selama ini!" bentak Daddy Juan penuh amarah.
Dandi sampai ketakutan mendengar bentakan Juan, tapi dia membenarkan apa yang sudah Mamanya lakukan. Selama ini Kamila memang sudah menyiksa Alesha bahkan Alesha jarang makan karena Kamila melarang Alesha makan jika pekerjaan rumah belum selesai. Dandi juga sering melihat kakaknya itu ketiduran di dapur saking lelahnya mengerjakan pekerjaan rumah.
Kamila terdiam, dia memang mengakui kesalahannya. Juan menyeret Kamila membuat Dandi histeris memeluk Mamanya. "Tuan, jangan bawa Mama aku," rengek Dandi.
"Sekarang kamu tinggal pilih, bawa anak kamu ke penjara atau kamu titipkan anak kamu ke keluarga kamu," ucap Daddy Juan.
"Nak, untuk sementara kamu tinggal sama Nenek dulu ya di kampung, Mama gak mau melihat kamu ikut bersama Mama. Mama memang sudah bersalah dan Mama pantas mendapatkan hukuman ini," ucap Mama Kamila dengan deraian air matanya.
"Enggak Ma, Dandi gak mau Mama di penjara," sahut Dandi.
"Tidak apa-apa, Mama harus menerima hukuman ini. Mama akan kembali dan menemui kamu jika Mama sudah bebas nanti," ucap Mama Kamila.
Kamila menyerahkan dompet dan ponselnya kepada Dandi. "Di sana ada nomor Nenek, kamu hubungi Nenek dan suruh jemput ke sini," ucap Mama Kamila lagi.
"Tapi, Ma-----"
Juan kembali menyeret Kamila, amarahnya sudah sampai titik paling tinggi. Tidak ada belas kasihan lagi untuk Juan, apalagi kalau mendengar penjelasan dokter mengenai kondisi Alesha. Akhirnya Kamila hanya bisa menangis melihat Dandi yang hanya bisa berdiri dengan deraian air matanya melihat ke arahnya.
Juan menyuruh sopir pribadinya untuk segera melajukan mobil menuju kantor polisi. "Mas, saya mohon jangan buang Jovanka karena bagaimana pun dia tetap anak kamu, darah daging kamu," ucap Mama Kamila kembali memohon.
"Itu urusan saya, kamu jangan ikut campur," sahut Daddy Juan dengan dinginnya.
Kamila hanya bisa pasrah dengan semua ini, dia pantas mendapatkan hukuman. Sesampainya di kantor polisi, Juan langsung membuat laporan dan Kamila langsung digiring ke balik jeruji besi. "Semoga kamu bisa merenungi atas semua kesalahan kamu," ucap Daddy Juan.
Tanpa banyak basa-basi lagi, Juan pun segera meninggalkan Kamila. Sementara itu di rumah sakit, Alesha mulai membuka matanya dan itu membuat Raina bahagia. "Sayang, akhirnya kamu sudah sadar juga," ucap Mommy Raina bahagia.
"Tante Raina, kenapa Tante ada di sini?" lirih Alesha.
"Panggil Tante, Mommy karena Tante adalah Mommy kamu, Nak," sahut Mommy Raina.
Alesha mengerutkan keningnya, dia tidak mengerti dengan ucapan Raina. Raina tahu jika Alesha kebingungan, dia pun menggenggam tangan Alesha dan tersenyum manis kepada Alesha. Perlahan Raina menceritakan semuanya hingga air mata Alesha pun menetes mendengar cerita itu.
"Jangan menangis sayang, jangan takut, mulai sekarang tidak akan ada lagi orang yang bisa menyakiti kamu," ucap Mommy Raina sembari mengusap kepala Alesha.
Air mata Alesha semakin deras, sekarang dia tahu kenapa Kamila sejak kecil tidak menyukainya karena Alesha memang bukan anaknya.