Elang Langit Perkasa, sifat yang dimiliki Elang sangat sesuai dengan namanya. Bebas, kuat dan juga pantang terkalahkan. Dan yang membuatnya semakin brutal karena terlahir di keluarga Mafia.
Dari sekian banyak wanita yang mendekatinya, hanya seseorang yang bisa mencuri hati Elang, Raysa Putri Ayu. Wanita yang dia temui di waktu yang salah, wanita yang menyelamatkan nyawanya. Tapi untuk mendapatkan Raysa tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh perjuangan ekstra dan juga air mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MJ.Rrn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kalung permata incaran Elang.
Hari demi hari berlalu, Elang dan Raysa terpaksa harus menjalani hubungan secara sembunyi-sembunyi karena papa Raysa melarang keras hubungan mereka. Mereka hanya bisa bertemu di malam hari saja dan di waktu-waktu tertentu, terkadang ketika Elang sibuk dengan pekerjaan maka mereka bisa tidak bertemu selama beberapa hari.
Malam ini sudah tiga hari lamanya Raysa tidak melihat kekasihnya itu, karena Elang sedang dalam perjalanan bisnis keluar negeri. Sebenarnya Raysa ingin ikut, tapi Elang menolak dan mengatakan kalau perjalanannya kali ini berhubungan dengan pekerjaannya. Dia tidak mau Raysa terlibat lebih dalam bisnis gelap yang dia geluti, akan membahayakan bagi wanitanya itu. Sampai detik ini Elang masih menyembunyikan hubungan mereka, biar para musuh tidak mengintai Raysa dan menyakitinya. Elang akan sangat merasa bersalah kalau Raysa sampai terluka karena bisnis gelap yang dia jalani.
…….
Raysa membunyikan klakson sebelum memasuki gerbang perumahan, Agus segera menaikkan besi pembatas dan tersenyum kepada Raysa.
“Selamat malam mbak.”
“Malam juga mas, oh iya..saya boleh bertanya?”
“Silahkan mbak, ada apa?” Tanya Agus penasaran.
“Saya sudah tiga hari tidak mendengar kabar Elang, dia hanya pamit ketika berangkat. Apa kamu mengetahui dia pergi kemana dan bagaimana kondisinya sekarang, saya kuatir.” Jawab Raysa dengan tatapan mata penuh harap, Agus kembali tersenyum menganggukkan kepala mengerti.
“Maaf mbak saya juga tidak mengetahuinya, selama saya di tugaskan disini maka apapun kegiatan tuan Elang atau kegiatan di markas tanpa sepengetahuan saya.” Balas Agus berbohong, karena dia mengetahui semuanya tapi Agus menepati sumpahnya untuk tidak membocorkan apapun yang berhubungan dengan Elang.
Raysa menghela nafas kasar, harapannya sia-sia karena tidak dapat info apapun dari Agus.
“Baiklah kalau begitu saya masuk dulu.” Ucap Raysa kembali melajukan mobilnya pergi, Agus membalas dengan anggukan kepala.
…..
Sudah tiga hari lamanya Elang bersama Heru dan juga beberapa orang anggota berada di sebuah pulau terpencil yang terletak di tengah laut. Mereka menghadiri pertemuan rahasia para mafia dan tentunya pertemuan ini sangat berbahaya karena bisa saja nanti akan terjadi perseteruan dan membuat nyawa mereka melayang. Maka karena itulah alasan Elang menyembunyikan dari Raysa, dia tidak mau membuat wanita itu kuatir dan mencemaskannya.
“Tuan.” Panggil Heru masuk kedalam kamar yang ditempati Elang, Elang yang baru saja selesai membersihkan diri menoleh ke arahnya.
“Info apa yang kamu dapatkan?” Tanya Elang dengan wajah serius.
“Malam ini permata itu akan dikeluarkan tuan dan sepertinya Philip mengincarnya.” Jawaban Heru, Elang menganggukkan kepala.
“Saya tetap ingin mendapatkannya secara sportif, jangan ada kecurangan. Permata itu berharga bagi saya.” Balas Elang mendudukan tubuhnya di sofa.
“Saya mengerti tuan, maka nya tuan harus waspada. Philip sangat licik, kalau tuan terjebak maka tuan tidak mendapatkan apa-apa. Jadi tuan harus jeli memilih minuman nanti malam, hindari yang diberikan oleh Philips.” Ucap Heru mengingatkan, Elang menganggukkan kepala paham dan menatap keluar jendela.
Kalung permata berbatu blue safir grade A itu nanti malam akan di keluarkan di acara pelelangan, Elang sudah melihat wujudnya dari email yang diterima. Elang sangat suka dan ingin memiliki, dia berencana akan menjadikan kalung itu sebagai mahar untuk pernikahannya dengan Raysa. Elang bahkan akan membayar berapapun harganya, karena sangat sulit untuk mendapatkan, barang itu sangat langka dan hanya ada di acara pelelangan akbar seperti sekarang.
….
Malam puncak pun akhirnya datang juga, biasanya di malam terakhir akan ada acara pelelangan. Berbagai macam barang ilegal akan diperjualbelikan malam ini, mulai dari Artefak, perhiasan dan juga seorang wanita. Pastinya wanita yang akan di lelang bukanlah wanita biasa, seorang model terkenal yang masih perawan dan wanita itu rela menjual tubuh mereka demi nominal yang sangat fantastik.
Selama ini Elang yang selalu berhasil mendapatkan wanita itu, tapi malam ini Elang tidak tertarik sedikitpun. Tujuannya hanya untuk mendapatkan kalung dan nanti setelah acara selesai dia akan langsung pulang. Elang sudah sangat merindukan Raysa dan tidak sabar untuk bertemu.
Elang duduk di meja yang disediakan untuknya, seperti biasa pria itu selalu bersikap dingin dan datar. Dia terlihat sangat angkuh dan tidak suka menyapa atau bergabung dengan yang lain, semua para mafia di sana sudah paham dengan sikapnya, makanya mereka yang mendatangi Elang dan menyapanya.
Philips ketua mafia dari negara berbeda tersenyum sumringah masuk kedalam, seperti biasa pria itu akan menggandeng seorang wanita yang berpakaian sangat minim hampir setengah telanjang. Pria itu memang terkenal ceria dan suka bergaul, tapi dia juga sangat licik dan jahat. Pria itu akan menggunakan berbagai macam cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, termasuk menjebak pesaingnya. Dan sesuai informasi yang didengar Elang, malam ini Philips juga mengintai kalung permata itu, maka Elang dan Heru bersikap waspada biar tidak masuk dalam perangkap Philips.
“Elang…” Sapa Philips merangkul bahu Elang, dia tersenyum ramah.
Elang segera melepaskan tangan Philips dari bahunya, Philips kembali tersenyum kecut dan duduk di kursi di hadapan Elang.
“Meja kamu disana.” Ucap Elang menatapnya, Philips tertawa menganggukkan kepala.
“Kamu tidak berubah Elang, masih saja menganggap saya musuh.” Ujar Philips membalas tatapannya.
“Menurut kamu kita semua disini ada yang bisa menjadi teman, tidak Philips, kita semua musuh. Semua orang disini bermuka dua, baik didepan dan menusuk di belakang. Termasuk saya dan juga kamu, jadi kamu tidak perlu bersikap baik kepada saya.” Balas Elang.
“Oke, perkataan kamu memang benar. Oh iya..saya dengar kamu juga mengincar kalung itu? Jadi malam ini kita kembali menjadi rival.”
“Kita lihat saja nanti siapa pemenangnya.” Balas Elang, Philips kembali tertawa simpul dan segera berdiri.
“Dan kamu paham siapa saya, saya tidak akan pernah mengalah dengan apa yang saya inginkan.” Ucap Philips, pria itu menepuk bahu Elang sebelum melangkah pergi ke mejanya.
Elang mengepalkan kedua tangan geram, walau umur Philips jauh di atasnya tapi dia tidak pernah menghormati pria itu. Bagi Elang semua orang yang ada di ruangan ini adalah para penjahat, jadi tidak perlu belas kasihan kepada mereka.
“Heru apa kamu sudah mengingatkan anggota untuk waspada dan berjaga-jaga di sekeliling gedung ini?” Tanya Elang, Heru menganggukkan kepala.
“Saya penasaran apakah Philips akan memakai triknya lama, sengaja mematikan semua lampu dan membawa kabur kalung itu.” Sambung Elang, Heru tersenyum tipis mendengarnya.
“Anda tidak perlu kuatir tuan, saya memastikan malam ini semua itu tidak akan terjadi.” Jawab Heru.
“Oke, mari kita lihat permainan apa yang akan dia lakukan. Saya harap dia tidak terlalu memancing saya, sehingga saya tidak perlu menembak kepalanya.” Balas Elang, Heru langsung tertawa kecil mendengar perkataan Elang.
“Anda tetap target utamanya tuan.” Ujar Heru, Elang tersenyum tipis membenarkan perkataan Heru.
Bersambung...