NovelToon NovelToon
MENAKLUKAN SANG PEWARIS

MENAKLUKAN SANG PEWARIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:63.1k
Nilai: 5
Nama Author: Henny

Elora punya mimpi sederhana, ingin menjadi perawat dan menikah dengan pria impiannya. Bukan dari lelaki kaya, namun lelaki yang mencintainya sampai maut memisahkan. Namun impian Elora kandas saat pamannya tanpa pertimbangan apapun mengirim Elora ke Spanyol untuk menaklukan sang pewaris kekayaan keluarga Gomez sesuai dengan wasiat mamanya sebelum ia meninggal. Elora terkejut karena sesampai di Spanyol, ia harus bersaing dengan banyak perempuan yang juga punya misi yang sama, menaklukan sang pewaris. Apakah Elora bisa melaksanakan misi almarhumah mamanya? Akankah ada cinta sejati baginya di Spanyol?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apakah Ini Keputusan Yang Salah?

Setelah Anna pergi, Enrique duduk di atas kursi kerjanya sambil memijat pangkal hidungnya.

"Ada apa?" tanya Willy. Ia meletakan segelas kopi di hadapan Enrique.

"Terima kasih. Aku memang butuh ini." Enrique langsung menyesap kopinya perlahan.

"Pernikahan itu bukan karena kasihan, Enri. Tapi karena cinta. Apakah kamu mau seumur hidupmu kamu habiskan dengan seseorang yang tak kamu cintai? Kalau aku, sekalipun merasa kasihan dengan Anna, aku tidak akan menikahinya."

Pintu ruangan Enrique diketuk. Willy membukanya.

"Maaf menganggu. Apakah aku boleh ketemu dengan Enrique?"

Enrique membuka matanya. Itu suara Vania. Makanya lelaki langsung bangun dari kursi kerjanya. Ia langsung menyambut Vania.

"Vania? Tumben kamu datang ke sini."

Vania mendekat. Seperti biasa ia mencium pipi kiri dan kanan Enrique. Willy langsung keluar dari ruangan.

"Ayo duduk!" ajak Enrique. Keduanya duduk di sofa set yang ada di ruangan Enrique.

"Bisnis mu ini berkembang dengan pesat ya? Aku nggak menyangka hanya dalam jangka waktu 2 tahun, kamu sudah bisa membangun bisnis sendiri tanpa ada campur tangan kedua orang tuamu." puji Vania.

"Kamu juga hebat. Bisa membangun bank milik keluargamu menjadi lebih besar sehingga bisa menjadi bank nomor satu di negara ini dan beberapa negara lainnya. Bahkan aku dengar, kalau papamu ingin segera menunjuk kamu sebagai manager utamanya?"

Vania hanya terkekeh. Ia menepuk pundak Enrique. "Kamu terlalu melebih-lebihkan. Oh ya, apakah semua persiapan pernikahanmu sudah selesai?"

"Mamaku dan mama Anna yang mengaturnya. Hanya pernikahan sederhana saja."

Vania tersenyum. "Dulu aku pernah bermimpi ingin menjadi pengantin mu. Tapi karena keluargamu kamu memelihara tradisi menemukan jodoh di dalam rumah sendiri, semuanya menjadi sulit. Ah, seharusnya aku tak mengatakan ini saat dirimu akan menikah."

Enrique menatap Vania dengan tajam. "Apa maksud mu, Anna? Kamu juga tahu kan kalau sejak kecil aku sudah suka padamu."

"Sudahlah. Kita ini lebih cocok jadi teman. Oh ya, ayo kita keluar minum kopi."

"Aku memang butuh kopi sekarang!" kata Enrique. Dia melupakan kopi buatan Willy yang baru separuh dihabiskannya.

***********

Elora melihat sekeliling kamar tempat ia dirawat. Nampak begitu mewah. Hampir tak ada bedanya dengan kamar hotel. Yang berbeda hanya tempat tidurnya namun busanya sangat empuk dan juga ada tempat tidur untuk yang menjaga pasien.

Kamar mandinya saja mewah. Ada shower, sikat gigi, sabun dan sampo. Bahkan ada pengering rambut dan sisir. Sangat jauh berbeda dengan rumah sakit kecamatan tempat Elora melakukan praktek. Kadang WC nya kotor karena belum ada kesadaran masyarakat menjaga kebersihan fasilitas umum. Kalau di rumah sakit tempat Elora bekerja bersama Pedro, kebersihannya memang baik, hanya saja fasilitas alat kesehatannya belum terlalu lengkap.

Sekarang sudah malam. Enrique belum kembali. Elora sudah selesai makan malam walaupun hanya beberapa sendok saja karena ia tak berselera makan makanan rumah sakit. Pelayan yang menjaga Elora sudah pergi karena anaknya sedang sakit. Elora kesepian. Ingin rasanya ia menelepon Enrique namun ia menahan dirinya. Elora tahu kalau ia tak boleh menganggu Enrique yang mungkin sedang bersama Anna.

Tangannya perlahan mengusap perutnya. "Aku tahu ini keinginanmu untuk bersama Enrique kan? Kalau aku mana mau dekat dengannya? Please ya, jangan buat aku selalu ingin dekat dengannya. Karena sesungguhnya aku dan dia tak saling menyukai. Namun tenang saja, kamu tak akan kekurangan kasih sayang diantara kami berdua."

Elora menyandarkan punggungnya di kepala ranjang. Selang transfusi darahnya sudah dicabut. Kata dokter tadi kalau HB nya sudah stabil sehingga satu kantong saja sudah cukup.

Tangan Elora memegang ponselnya. Ia memutuskan untuk mengirim pesan pada Enrique.

Bolehkah aku meminta nomor telepon dari Willy?

Tak sampai semenit balasan Enrique sudah ada.

Untuk apa kamu meminta nomor teleponnya Willy?

Aku ingin memintanya membelikan jeruk. Tiba-tiba saja ingin makan jeruk. Tapi kamu yang bayar ya? Aku nggak punya duit. Dompet ku ada di apartemen.

Balasan Enrique:

Tunggulah!

Elora merasa bosan menunggu. Dia memang hanya asal-asalan saja bilang ingin jeruk. Sesungguhnya dia ingin Enrique ada di sini.

20 menit berlalu......

Pintu ruangan tempat Elora di rawat diketuk. Ternyata Pedro yang datang.

"Kok kamu bisa datang sih? Sekarang kan bukan jam besuk lagi?" tanya Elora. Ia merasa senang dengan kedatangan Pedro.

"Aku bawa buah-buahan. Siapa tahu kamu suka. Ada apel, buah pear, strawberry, dan jeruk. Kepala ruangan rumah sakit ini, ada mantan kekasihku. Jadi aku diijinkan masuk."

"Astaga, Pedro. Mantan pacarmu banyak sekali."

"Nggak banyak, El. Mungkin sekitar 50 gadis." kata Pedro dengan gaya bangganya membuat Elora tertawa.

Pedro pun mengupas jeruk sambil ia bercerita tentang keadaan rumah sakit.

"Para pasien lelaki yang bertanya di mana suster Asia itu? Aku bilang kalau kamu sedang diasingkan."

Keduanya kembali tertawa. Elora memasukan jeruk itu ke dalam mulutnya. Rasanya enak dan membuat rasa mualnya berkurang.

Pedro hanya terkekeh. "Kamu mau makan salah satu buah? Nanti aku siapkan.

"Aku mau jeruk."

Pedro mengupas buah jeruk, meletakannya di atas piring kecil lalu menyerahkannya pada Elora.

"Wah, jeruknya enak."

Pedro tersenyum mendengarnya. "Makan yang banyak, El. Itu bagus untuk kesehatanmu. Bagus juga untuk janinnya."

"Terima kasih dokter Pedro. Oh ya, apakah kamu tidak bekerja hari ini? Bukankah tadi pagi kamu juga ada?"

"Aku ada urusan di sini. Besok rencananya baru pulang ke desa." kata Pedro. Sebenarnya ia berbohong. Hari ini dia ijin untuk Elora. Pedro juga gelisah karena keadaan Elora bisa membahayakan nyawanya juga.

"Elora, kamu serius setelah melahirkan akan menyerahkan anak ini pada Enrique?" tanya Pedro tanpa menyadari kalau Enrique sebenarnya sudah ada di depan pintu. Kebetulan Pedro tak menutup pintunya. Hanya menutup sebagian saja.

"Aku tak mungkin pulang ke Indonesia dengan membawa anak tanpa suami kan? Semua orang pasti akan menghujat ku. Seperti yang aku alami waktu kecil. Sering dikatakan anak haram. Pada hal papa dan mamaku menikah secara resmi."

"Kami yakin dengan Enrique?"

"Aku belum tahu sikap Enrique bagaimana. Namun aku percaya dia akan menjadi papa yang baik bagi anak ini. Bukan kah memang anak ini lebih baik tinggal dengan Enrique? Masa depannya secara finansial pasti terjamin. Kalau ikut aku, selain hanya mendapat hujatan, aku khawatir dengan masa depannya."

"Itu keputusan kamu, El. Aku tak berhak untuk ikut campur."

"Terima kasih sudah menemani aku ya?"

"Apa sih yang nggak buat gadis secantik kamu?"

Elora tertawa. "Kamu selalu bermulut manis, Pedro."

"Aku memang bermulut manis. Namun tentang kecantikan seorang gadis, aku tak pernah bohong. Kamu bukan hanya cantik wajah tapi juga hati. Kamu mau mengandung anak dari lelaki yang tak kau cintai walaupun kamu tahu hamil itu tak mudah apalagi melahirkan."

"Mungkin sudah seperti ini jalan hidupku. Siapa yang sangka hubungan semalam membuahkan anak. Namun aku tak ingin membenci Enrique. Aku ingin anak ini belajar mencintai papanya semenjak dalam kandungan."

Pedro tersenyum sambil mengangguk. "Habiskan saja jerukmu. Aku harus segera pulang. Ada pasien yang akan dioperasi jam 7 nanti."

"Hati-hati di jalan ya?"

Pedro mengangguk. Ia memeluk Elora dengan penuh kasih lalu segera meninggalkan kamar itu.

Tak lama kemudian Enrique masuk. Lelaki itu berusaha bersikap wajar seolah ia memang baru datang.

"Kamu sudah mendapatkan jeruk?" tanya Enrique.

"Ya. Tadi Pedro yang bawakan."

"Kamu telepon Pedro?"

"Nggak.Dia sendiri yang datang. Katanya ibu hamil harus banyak makan buah."

"Ini aku sudah bawah jeruknya. Maaf ya terlambat." kat Enrique lalu meletakan jeruk itu di atas meja.

"Terima kasih. Besok saja ku makan. Aku mau ke toilet dulu."

Enrique menatap Elora bingung. "Kamu kan menggunakan popok dewasa. Kenapa nggak memakai popok saja?"

"Aku nggak mau pipis di popok."

"Kata dokter kamu belum boleh banyak bergerak."

"Tapi aku mana bisa pipis di popok?"

Enrique menurunkan botol infus Elora.

"Kamu mau apa?" tanya Elora bingung.

Tanpa banyak bicara, Enrique mengangkat tubuh Elora dan membawanya ke dalam kamar mandi.

"Enrique, apa yang kamu lakukan? Turunkan aku!" teriak Elora.

"Jangan banyak bergerak nanti kamu pendarahan lagi." kata Enrique dengan suara keras.

Ia menurunkan Elora perlahan di dekat kloset.

"Bukalah popok mu. Dan buang air di kloset. Jika sudah selesai, panggil aku. Ingat, kamu nggak boleh berjalan sendiri."

Elora mendengus kesal. Namun ia tahu Enrique melakukan apa yang dokter instruksikan.

Setelah selesai, Elora kembali memanggil Enrique. Lelaki itu kembali mengangkat tubuh Elora dan membawanya ke tempat tidur. Ia menyelimuti tubuh Elora dengan selimut dan menggantung kembali botol infusnya.

"Kamu mau aku matikan lampunya?" tanya Enrique.

"Jangan semua."

Enrique mematikan lampu yang tepat berada di atas ranjang Elora.

"Kalau kamu butuh sesuatu, panggil saja aku. Jangan turun sendiri. Oke?"

Elora hanya mengangguk.

Enrique pun membuka sepatunya lalu membaringkan tubuhnya di tempat tidur khusus penjaga. Elora sama sekali tak tahu kalau Enrique sebenarnya sangat membenci rumah sakit dengan semua bau obat yang ada. Mungkin karena sejak kecil ia hampir selalu masuk keluar rumah sakit sehingga ada rasa trauma ketika ia besar kini. Namun entah kenapa, demi Elora, Enrique kini berada di rumah sakit, makan di rumah sakit dan kini ia mau tidur di rumah sakit.

*************

"Lapor! Kami sudah menemukan keberadaan Elora. Ternyata ia sedang dirawat di sebuah rumah sakit."

"Dia sakit?"

"Agak susah mendapatkan keterangan di rumah sakit itu. Namun aku pastikan kalau Elora hamil. Karena itu rumah sakit ibu dan anak."

"Hamil? Hamil dengan siapa?"

"Aku tidak tahu, bos. Aku melihat kalau dokter Pedro dua kali hari ini masuk ke rumah sakit itu."

"Dia hamil dengan Pedro? Dasar perempuan murahan. Tidak bisa menikahi Enrique, dia memanfaatkan Pedro. Cari cara untuk bisa menghabisinya di rumah sakit itu."

"Agak susah. Elora ada di kamar VVIP."

"Pokonya cari caranya. Apakah aku harus mengajari mu?"

***********

Siapakah orang itu?

1
anikkkk
aku masih penasaran dgn laki2 yg gay yg kerja sama dg vania thor,,apakah pedro ato mergan,,,
gia nasgia
Kak Hen apa pertemuan yg terakhir untuk double E nggak meninggalkan jejak 🤭klau aku mah nggak setuju dgn kedua Dogan, karena kasihan klau hanya jadi pelarian El, sebab hatinya El sdh tersimpul mati oleh Enrique 😍😍
Apriyanti
aku ikut alur nya aja Thor🙏
rinny santoso
enrique. titik no debat.🤗🤗🤗
Neng Ati
walau keduanya baik entah kenapa lebih cenderung sama Enrique ya,semoga saja pernikahan mereka tidak terjadi dan kejahatan Vania segera terbongkar.
tintiin21
baik Pedro&mergan blm terbukti terbaik utk Elora jd lbh baik sendiri dl, menata hati dl, bahagiakan diri sendiri dl, kejar cita² dl br memilih pasangan yg terbaik dari yg baik... 🤗🤗🤗🤗
Jenny
aku belum yakin dengan penuturan cinta Mergan. sepertinya dia punya misi.
Meylan Basiru
kalo elora jadi sama dengan dokter Pedro, bisa ketemu lagi sama enrique, dan blm bisa move on, bisa-bisa cinta lama bersemi kembali, lebih baik dengan dokter mergan, bisa lebih menjauh dr keluarga Gomez, dan semoga elora bisa bahagia..
gia nasgia
Wow El di kelilingi pria "famous 😍😍malas lihat Enrique nggak gercep percuma ada bodyguard nya
Jenny
Ada aoajah gerangan Mergan sampai rela ke Indonesia? apakah misinya harus dia selesaikan?
Semoga Mergan menjadi sadar bahwa Elora itu seorang yang sangat baik.
tintiin21
jd kaki tangan si vania itu siapa yaa... 🤔🤔🤔🤔
dan klo sampai Elora hamil lg gmn yaa... 🧐🧐🧐🧐
ahh pokoknya km hrs bahagia Elora... 😁😁😁😁
Apriyanti
lanjut thor
rinny santoso
wah mami masih merahasiakan apa pernikahan enrique dan iblis betina vania sudah terlaksana atau belum...

wah 2 dokter tampan mau menyatakan cintanya pada perawat cantik....

semoga jodoh papa elroy segera ditemukan
rinny santoso
si sulung sudah sembuh kah mam... kok mami udah up
Enny Olivia: curi2 waktu pas dia bobo 😊
total 1 replies
gia nasgia
Benar kan apa yg aku bilang klau Dokter tengil gercep😂paling juga kedoknya si rubah kebongkar sebelum Enrique menikahinya 😏
Apriyanti
lanjut thor 🙏
tintiin21
takutnya dokter mergan kaki tangan vania... 🤔🤔🤔
apapun yg terjadi km hrs bahagia Elora.... 🤗🤗🤗🤗
ria rosiana dewi tyastuti
semoga hamidun
rinny santoso
kapan nih mam manis2nya di grup WA udah lama lo gak ada yg manis2 di grup
rinny santoso
wah dokter pedro gercep takut keduluan dokter mergan..... tapi kayaknya elora masih sangat cinta enrique.... tiba2 nanti ad kejutan dr mami enrique tiba di Indonesia... pernikahannya dg vania gagal karena ketahuan busuknya vania... aamiin semoga dikabulkan sm mami
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!