Ervina seorang CEO ZyroCorp harus meregang nyawa akibat ledakan sebuah bom.
Jiwanya harus berpindah pada tubuh seorang gadis yang sedang terbaring koma akibat di dorong dari atap kampus oleh geng yang selalu membully Nessa.
Apakah Ervina yang saat ini menepati tubuh Nessa, bisa menegak kan keadilan untuk Nessa dan Dirinya sendiri??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon laras noviyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
"Hahahaha.. asal kau tahu saja aku bisa mengeluarkan mu saat ini juga jika aku mau, kau tahu alasannya? Tentu saja karena aku putri dari tuan Benedict sekaligus pemilik kampus ini" ucap Viola mendorong bahu Nessa.
***
Nessa yang baru saja mendengar ucapan Viola terkejut.
"Bagaimana mungkin kau bisa mengaku sebagai aku, dasar tak tahu diri" ucap Nessa dalam hati.
"Andai saja aku tak mencari tahu lebih dulu tentangmu mungkin aku akan percaya dengan bualanmu itu" ucap Nessa dalam hati.
Viola melihat jika Nessa terkejut mengira jika saat ini Nessa tengah ketakutan karena ancamannya.
"Untung saja selama ini putri tuan Benedict tak pernah mau di kenalkan ke publik jadi aku bisa berpura pura menjadi dirinya" ucap Viola dalam hati.
"Kenapa kau terkejut, apa sekarang kau telah sadar akan posisimu?" Ucap Viola.
Nessa kembali menatap Viola dengan tajam lalu menyeringai.
"Apa kau yakin jika dirimu putri dari pemilik kampus ini" ucap Nessa.
Setelah Nessa mengatakan hal itu terdengar banyak bisik bisik mahasiswa lain yang sangat menyayangkan sikap sombong Nessa.
"Apa dia sungguh sesombong itu" ucap mahasiswa.
"Apa dia benar ingin di keluarkan dari kampus di hari pertamanya" ucap Mahasiswa lain
Dan masih banyak lagi bisikan mahasiswa lain, sedangkan Viola terkejut mendengar ucapan Nessa tapi dengan cepat dia menutupi rasa terkejutnya.
"Tentu saja, semua mahasiswa di sini telah mengetahuinya" ucap Viola sombong.
"Baiklah aku percaya, jadi lakukan saja apa yang kau inginkan padaku aku tak takut" ucap Nessa .
Setelah mengatakan hal itu Nessa pergi begitu saja meninggalkan Viola, sedangkan Viola masih mencerna semua ucapan Nessa.
"Siapa dia sebenarnya, apa dia mengetahui sesuatu" ucap Viola dalam hati.
Tiba tiba Viola sadar jika mahasiswa baru itu telah pergi meninggalkan nya begitu saja.
"Sial*n" ucap Viola.
Viola langsung bergegas menyusul Nessa, dia akan menyerang Nessa menggunakan tinjunya dan membuat si mahasiswa baru yang sombong itu babak belur pikirnya.
Tapi kali ini Viola telah salah memilih lawan yang dia hadapi saat ini adalah pemimpin prajurit naga yang terkenal di kota Heritania.
Benar saja baru Viola akan menyerang Nessa telah lebih dulu melayangkan sebuah tendangan ke arah wajah Viola.
Meski tak sampai mengenai wajah Viola tapi itu membuat Viola menegang seketika,l Semua mahasiswa yang melihat hal itu tak percaya dan hanya bisa menahan nafas mereka.
"Jika kau memang memiliki kemampuan jangan main belakang tapi hadapi aku secara langsung, paham" ucap Nessa.
Nessa segera menarik kembali kakinya yang saat ini tepat berada di depan wajah Viola.
Setelah mengatakan hal itu Nessa langsung pergi meninggalkan Viola yang masih menegang di tempatnya.
Saat ini banyak bisik bisik para mahasiswa yang mengagumi keberanian Nessa dan ada juga yang tak suka atas sikap sombongnya itu.
Cerita perdebatan antara Viola dan mahasiswa baru menyebar dengan cepat bahkan telah sampai pada telinga para dosen termasuk Rei.
"Sepertinya keponakan ku itu mewarisi semua kemapuan kak Zahir" ucap Rei.
"Tapi aku lebih menyukai Nessa yang sekarang dari pada yang dulu" ucap Rei tersenyum.
Saat ini di mansion Lestari tengah menunggu kepulangan suaminya, meski dia telah tahu kemampuan suaminya itu tapi dia tetap saja khawatir.
Lestari yang tengah duduk di ruang keluarga tiba tiba saja mendengar suara motor memasuki halaman, Lestari segera bergegas menuju halaman depan.
Benar saja saat telah sampai di halaman depan dia melihat jika sang suami baru saja melepaskan helmnya.
"Pah" ucap Lestari.
"Iya mah" ucap Zahir berjalan ke arah istrinya.
"Bagaimana apa semuanya telah selesai" ucap Lestari.
"Sebaiknya kita bicarakan di dalam" ucap Zahir.
Lestari hanya mengangguk, Zahir dan Lestari memasuki mansion mereka langsung menuju kamar karena Lestari yakin jika suaminya pasti lelah mengatasi masalah di markas.
Setelah membersihkan diri dan istirahat sebentar Zahir pun mulai menceritakan yang terjadi di markas.
Lestari menjadi pendengar yang baik dia hanya mengangguk dan kadang menggelengkan kepala.
"Tapi pah bagaimana mungkin Black White bisa di masuki oleh mata mata" ucap Lestari.
"Ini terjadi saat perekrutan anggota baru, Rafael menyerahkan perekrutan itu pada wakilnya dan musuh yang mengetahui hal itu memanfaatkan peluang" ucap Zahir.
"Lalu apa sekarang papah sudah membasmi para ham tersebut" ucap Lestari.
"Kau tenang saja semuanya sudah aku lenyapkan, semalam Rei pun aada di sana" ucap Zahir.
Lestari teringat sesuatu saat suaminya mengatakan nama adiknya itu.
"Oh iya pah aku punya berita bagus untuk papah" ucap Lestari dengan tersenyum.
"Apa mah?" Ucap Zahir penasaran.
"Tadi Rei mengabari ku bahwa tadi Nessa telah sedikit memberikan pukulan pada anak yang telah membuli nya" ucap Lestari.
"Benarkah mah, aku ingin sekali melihat aksi putri kita" ucap Zahir.
"Sebentar pah, tadi Rei mengirimkan videonya" ucap Lestari.
Lestari berjalan mengambil ponselnya dan membuka video yang telah di kirimkan oleh Rei padanya.
"Ini pah lihat" ucap Lestari.
Zahir menerima ponsel istrinya dan melihat video yang di kirimkan oleh adik iparnya, Zahir yang melihat aksi Nessa sedikit tak percaya karena selama ini dia tak mengetahui jika Nessa bisa beladiri.
"Mah apa ini putri kita yang lemah lembut dan pemalu itu" ucap Zahir tak percaya sambil menyerahkan kembali ponsel istrinya.
"Awalnya mamah pun tak percaya tapi kita telah melihat sendiri bagaimana perubahan Nessa dan yang terpenting mamah lebih suka sikap Nessa yang saat ini" ucap Lestari.
"Ya mamah benar papah pun lebih menyukai sikap Nessa yang saat ini" ucap Zahir.
"Mah apa papah bisa menyerahkan Black White pada Nessa dari pada Re?" Ucap Zahir.
"Ini masih awal pah belum tentu dia mau, lagi pula Nessa masih harus mempelajari banyak hal untuk memimpin Black White" ucap Lestari.
"Baiklah kita akan melihatnya nanti, tapi sepertinya adikmu tak akan keberatan jika kepemimpinan itu di berikan pada Nessa" ucap Zahir.
"Tentu saja dia tak akan keberatan, meski keponakannya meminta setengah dari kekayaannya pun aku yakin Rei akan memberikannya" ucap Lestari terkikik.
Zahir yang mendengar jawaban istrinya pun tertawa dia tahu bagaimana Rei sangat menyayangi Nessa seperti putri kandungnya sendiri.
Zahir ingat saat Lestari tengah mengandung dan Rei sedang ada di luar negeri Rei yang selalu menemani Lestari dan Rei juga yang selalu memenuhi keinginan Lestari yang sedang mengidam.
Sebenarnya Rei telah menikah tapi saat melahirkan istri dan anaknya kembali pada sang pencipta dan hingga sekarang Rei masih betah sendiri.
Oleh karena itu sangat menyayangi Nessa, bahkan saat Nessa lahir Rei memutuskan untuk pindah ke mansion kakaknya hanya untuk selalu bersama dengan Nessa.
Oleh karena itu bisa di katakan jika Rei seperti papah kedua bagi Nessa, meski setelah memasuki kuliah sikapnya berubah.
Dulu Nessa anak yang ceria terbuka dan pemalu terhadap orang baru tapi setelah memasuki kampus sikapnya berubah, Nessa mulai menutup diri dan menjadi murung.
Nessa mulai menjaga jarak dengan kedua orang tuanya dan Rei, dan mereka juga jarang sekali maka bersama Nessa sering makan sendiri di dalam kamarnya.
Tapi saat Nessa terbangun dari koma tiba tiba saja sifat Nessa berubah dia seperti kembali menjadi Nessa mereka meski kadang mereka merasa Nessa menjadi orang lain.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...