Nuna yang berniat menggrebek calon suaminya yang sedang berselingkuh di hotel tapi nasib nya begitu sial karena dia malah di sangka seorang menjual diri.
"Hey lepaskan aku!"
"Apa kau sedang membuat drama, dasar wanita murahan! Cepat puaskan aku atau aku tidak akan membayar mu sepeserpun!"
Malam yang tak seharusnya benar-benar merubah kehidupan Nuna, apalagi setelah Nuna mengetahui jika yang mengambil kesucian nya itu adalah Ananda Haidar, bos di tempat dia bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 24
Beberapa hari berlalu..
Hari ini hari pernikahan Liana dan Rama, keduanya membuat pernikahan besar-besaran dengan menyewa gedung mewah.
Meski harus kehilangan banyak tabungan nya Liana tak masalah karena setelah menikah dia akan menjadi nyonya Rama.
Ucapan selamat terus keduanya dapatkan dari para tamu undangan yang menghadiri acara pernikahan mereka.
Banyak teman-teman Liana dan Rama yang di undang, terkecuali Nuna yang tidak di undang karena tidak penting.
"Sayang, nanti setelah ini kita buka kado ya. aku nggak sabar banget untuk buka-buka kado nanti" ucap Liana tersenyum.
Rama hanya diam tak menanggapi ucapan Liana, dan membuat Liana memanggil suaminya.
"Sayang" panggil Liana.
Hah?
"Iya kenapa?" tanya Rama.
"Kamu lagi mikirin siapa sih" Liana menatap penuh curiga pada suaminya.
"Bukan lagi mikirin Nuna kan?" lanjut Liana menatap penuh selidik pada suaminya.
"Mana ada, aku sedang kepikiran pekerjaan. setelah kita menikah tidak ada honeymoon, aku tidak mendapatkan izin cuty" kata Rama mengalihkan topik pembicaraan.
Mendengar penjelasan suaminya Liana yang semula curiga seketika manyun.
"Yah gimana dong, aku sudah beli tiket honeymoon ke Bali sayang" Liana manyun.
"Maaf sayang, mungkin bulan depan baru bisa kita honeymoon. tiket nya kasih ke Mama saja" jelas Rama beralasan.
Liana nampak kecewa, tapi dia mencoba mengerti akan kesibukan suaminya.
Dan dua tiket honeymoon yang di beli menggunakan uang tabungannya itu Liana berikan kepada mertuanya agar semakin menjadi menantu idaman Mama dari suaminya.
"Aku bisa honeymoon kapan saja, lagi pula aku punya banyak waktu untuk bercinta meski hanya di rumah" batin Liana di dalam hatinya yang berencana untuk hamil secepatnya.
Sedangkan Rama sendiri sebenarnya dia hanya memberikan alasan saja, Rama masih memikirkan Nuna yang ternyata sudah menikah bahkan menikah dengan pria tajir.
Rama memutar otak sejak tadi karena dia cukup bingung dengan takdir, Nuna malah menikah dengan bos nya dan dia menikahi teman mantan kekasihnya.
"Apa yang aku lakukan sudah benar, di saat aku melihat Nuna bersama pria lain entah kenapa aku merasa tak rela" gumam Rama nampak terlihat seperti orang yang menyesal.
Karena tamu undangan semakin banyak membuat keduanya kembali sibuk melayani tamu undangan yang telah hadir dan kebanyakan dari mereka meminta berfoto bersama mereka.
****
Jika Rama sang mantan kekasih sedang happy karena pernikahan nya maka lain hal nya dengan Nuna, dia nampak sedang meringkuk di ranjang karena tidak enak badan.
Melihat isterinya yang sakit tentu saja Haidar khawatir, dia masih berada di kamar dan tetap setia menemani istrinya.
"Kamu makan bubur ya" kata Haidar sambil memegang kening sang istri.
"Nggak, pait" balas Nuna yang semakin menyembunyikan wajahnya menggunakan selimut.
"Belum di coba jangan so tahu, lagian kalau nggak mau makan nanti perut kamu paling habis di makan cacing" Haidar membalas cepat.
"Kamu pikir aku anak kecil yang bisa di takut-takuti dengan lelucon seperti itu" sewot Nuna dengan mata malasnya.
"Ya sudah kalau tidak mau makan sih nggak papa, paling yang lapar kamu dan yang akan semakin sakit juga kamu" balas Haidar sambil beranjak dari ranjang.
Nuna melirik saat Haidar sudah berdiri dan terlihat akan pergi.
"Mau kemana?" tanya Nuna.
Dan Haidar melirik ke belakang.
"Makan lapar" balas Haidar yang memang belum sarapan.
"Jadi suami bukan nya jagain istri, malah mau enak sendiri!" ucap Nuna kesal.
"Siapa yang mau enak sendiri? hah" tanya Haidar tak kalah kesal.
"Kamu lah, siapa lagi" Sahut Nuna sewot.
"Aku?" Haidar menujuk dirinya sendiri. "Apa yang aku lakukan?" lanjut Haidar bertanya.
Nuna menarik nafas nya panjang.
"Kamu semalam mau enak sendiri, aku sakit gara-gara kamu yang semalam kesetanan sampai nggak mau henti terus nambah dan nambah, sekarang kamu masih bisa bertanya siapa" Nuna berkata dengan wajah kesal nya.
Mendengar ucapan Nuna Haidar pun menarik nafas nya panjang.
Hufh..
"Baiklah, kalau begitu ayo makan" ajak Haidar menurunkan ego nya.
"Nggak mau" balas Nuna menolak.
"Ya sudah kalau nggak mau ya sudah" Haidar menjawab jengkel.
Dalam hatinya dia menggerutu karena ini lah yang tidak di sukai nya dari wanita selalu menyebalkan dan aneh.
Sekali lagi Haidar mencoba untuk tidak marah dan memperlihatkan senyuman di paksakan nya sekali lagi.
"Aku lapar, jika kamu makan ayo kalau tidak ya sudah" Haidar membalas lagi.
Nuna manyun karena Haidar tak memaksa, ucapan Haidar seolah menyiratkan nya jika mau ya ayo kalau tidak ya tidak.
Dan Nuna semakin kesal karena yang dia mau Haidar memohon atau paling tidak pria yang sudah menjadi suaminya itu mau membujuk nya.
"Tak ada respon dari Nuna membuat Haidar berpikir Nuna enggan, dia pun berjalan beberapa langkah mendekati pintu hingga terdengar suara Nuna.
" Dasar nggak peka, bukan nya bujuk atau rayu apa kek!" gerutu Nuna pelan tapi masih terdengar oleh Haidar.
"Dasar wanita mahkluk paling aneh di dunia" gerutu Haidar sambil terus berjalan.
Melihat Haidar yang akan keluar dari kamar Nuna pun kembali bersuara lagi.
"Ya udah mau" Nuna akhirnya menurunkan ego nya.
"Tapi suapin" lanjut Nuna dengan pelan.
Haidar mendengar itu hanya tersenyum kecut, dan lanjut keluar dari kamar tanpa mengatakan sepatah katapun.
Nuna di kamar hanya bisa menutupi wajahnya karena malu.
"Sebenarnya ada apa dengan diri ku, kenapa semakin hari semakin aneh saja" batin Nuna bertanya-tanya.
inget ya jhon.. pelit sama istri.. rejeki mu sedikittt tau gaaaa😏