TAMAT SINGKAT 28 SEPTEMBER 2023
Nyata pahit yang Vanessa pernah alami adalah, tak diakui oleh ibu yang telah melahirkan dirinya.
Terlebih, kala Vanessa baru mengetahuinya; tahu bahwa sang ayah yang sangat dia cinta telah lama disakiti ibu cantiknya.
Kekesalan, dendam, amarah, rasa ingin membuktikan membuat gadis 17 tahun itu bertekad untuk merebut kekasih ibunya. "Hello, Calon Papa Tiri...."
"Oh Shitttttt! Aku tidak berniat menikahi mu, gadis kecil!" Rega Putra Rain.
Polow IG kooh... [ Pasha_Ayu14 ] karena di sana terdapat mini clip untuk beberapa nopel kooh...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HOP DUA PULUH DUA
Vanessa terdiam di mobil suaminya. Melihat Hilda memohon untuk perceraiannya, jujur sangat merenyuh hatinya.
Vanessa tahu Hilda yang sebenarnya sangat sayang padanya. Dan itu yang membuat Vanessa selalu ingin Arjuna kembali pada wanita itu.
Vanessa asyik meratapi nasibnya sampai tak menyadari, Rega menatap bayangan wajah cantiknya yang menangis dari pantulan kaca spion. Perjalanan berlangsung sunyi, keduanya diam di masing-masing tempatnya.
Sofie dan Antoni juga ikut mengheningkan suasana hingga mereka tiba di mansion milik keluarga Rain. Segera Sofie membantu Vanessa meraih botol infus yang tergantung pada kabin atap mobil.
Vanessa menepis saat Rega ingin mengangkat tubuhnya. Dia turun lantas berjalan sendiri tapi kemudian tersandung dan harus mendapati kakinya keseleo.
Rega menghela napas. Meski begitu lelaki itu tetap melanjutkan niatnya untuk mengangkat tubuh mungil istrinya yang terpaksa manut.
Kendati kaki jenjangnya harus merasakan sakit yang begitu dahsyat, dalam gendongan suaminya Vanessa bertahan untuk tidak menangis.
Rega melirik wajah meringis gadis itu, tak payah-payah ditutupi, karena kentara sekali dari raut muka memerah istrinya. "Panggil istri Pak Martin!" titahnya pada Sofie.
Sofie ingin bergegas tapi kemudian Antoni mengambil alih tugas kekasihnya. Lelaki itu segera pergi ke jajaran paviliun di belakang rumah utama keluarga Rain.
Istri sopir pribadi milik Raka Rain pandai mengurut. Biasanya, wanita paruh baya itu merangkap pekerjaan memijat jika diperlukan tenaganya.
Sampai di kamar, Rega menurunkan Vanessa lalu menumpuk bantal untuk punggung istri kecilnya. Keduanya hening meski saling berinteraksi lewat bahasa tubuh saja.
Tak lama Bik Ratna datang, istri Martin yang akan mengurut kaki Vanessa. Namun, baru akan menyentuh Vanessa sudah berteriak dan mengagetkan semua orang.
"Setop setop setoooop!" Gadis itu menatap nyalang mata Ratna. "Ibu mau apa?" pekiknya bertanya.
"Mau sembuhkan kaki Nona."
"Nggak mau, sakit!" tolak Vanessa menggeleng geleng cepat.
Rega mulai geram, dia lepas lipatan tangan di dadanya, lalu mendekati Vanessa. "Lakukan saja Bik," titahnya.
"Enggak!" Vanessa menolak keras.
Rega menatap Ratna yang juga menatapnya dengan kode-kode tersirat. "Lakukan saat dia diam," ucapnya dan Ratna mengangguk.
"Anes nggak mau diam!" Vanessa tak bisa melakukan niatnya karena tubuhnya menjadi kaku saat wajah dan bibirnya tersentuh pria itu. Bukan sentuhan biasa, sentuhan lembut di bibir yang baru pertama kalinya dia dapati.
Matanya melotot dan menyimak betapa tidak sopannya Rega menatapnya dari jarak yang sangat dekat sambil terus menggerayangi bibirnya dengan benda tak bertulang.
Sesekali Vanessa berdesah saat kakinya mulai merasakan tarikan. Ratna masih sibuk mengurut saraf saraf yang mulai kembali di posisi yang sebenarnya.
Saat di rasa sudah cukup, perlahan Rega melepas bibir istrinya, meski tak begitu rela karena di bibir Vanessa seperti ada magnet yang memagutnya.
Mata Vanessa yang tadinya hanya bisa menyorot satu arah yaitu manik biru Rega, kini bisa melihat seluruh bibir Rega yang basah oleh percampuran saliva mereka.
"Kau diam kan sekarang?"
"Ek-Ekm!" Vanessa berdehem kecil demi menetralisir degup jantung yang berpacu sangat kencang. Dan bersamaan dengan itu, dia merasakan kakinya sudah tidak sakit.
"Sudah sembuh." Vanessa menyengir, dia bahkan melupakan kejadian ciuman pertama bersama suaminya barusan.
Sedang Ratna tersenyum sumringah. "Cepat kan Nona, ini hanya terkilir ringan saja kok, Nona. Untung Antoni langsung manggil Bibi."
"Terima kasih Buk," ucap Vanessa tulus.
"Sama-sama Nona cantik." Walau harus diurut dengan cara yang membuat Ratna iri pada sepasang suami istri baru itu.
"Panggil Nyonya muda. Dia bukan anakku, tapi istri ku!" Rega menimpalinya tegas.
Membuat Ratna menyengir tak nyaman pada Tuan paling mudanya. "Eh iya, Bibi lupa, Tuan muda," ujarnya.
Vanessa menarik bibirnya sebelah. "Panggil Om Rega Tuan tua, dia kan sudah tua, Buk!" katanya jutek.
Rega beralih memandang gadis itu. Vanessa berpaling tak mau membalas tatapan sinis suami dewasanya.
"Jadi kapan nih mau Bibi bikinin ramuan malam pertama? Kan Nyonya muda belum hamil. Jadi udah boleh malam pertama kan, Tuan muda...," tanya Ratna, tentunya berita ini langsung tersebar ke seluruh istana Raka.
"Ramuan?" Vanessa yang tersentak kaget mendengar pertanyaan aneh Ratna. "Ramuan apa memangnya Buk?"
Ratna terkikik sambil menutup mulutnya yang malu sendiri. "Biar kuat di ranjang, Nyonya muda. Biar tahan lama Tuan mudanya."
"APA?!"
Rega dan Ratna mengorek telinga yang pekak oleh bentakan Vanessa. Tak lama Sofie hadir dengan beberapa paper bag berwarna putih dengan tulisan merek branded.
"Ini baju-baju tidur Nyonya muda," sodor Sofie pada Rega, lantas diterima. Pria itu menuang seluruh isi paper bag di atas pangkuan istri kecilnya.
"Ini pakaian wajib mu, setiap malam! Kau tidak boleh memakai pakaian lain jika sudah masuk ke kamar ini!"
Vanessa terbelalak shock mendapati lingerie lingerie seksi tercecer di hadapannya. Parah, karena pakaian itu sangat tipis dan mungkin akan membuatnya hipotermia lagi.
real alur mundurrrr🤣