NovelToon NovelToon
EX WIFE'S REVENGE

EX WIFE'S REVENGE

Status: tamat
Genre:Tamat / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:5.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: lena linol

Zahra adalah wanita cantik yang sangat mencintai suaminya. Tapi, siapa sangka jika suaminya yang selama ini terlihat sangat mencintainya justru menghianatinya, di tambah lagi sang ibu mertua malah mendukung perbuatan suaminya yang berselingkuh.

Segala rasa sakit hati yang di terima Zahra akan segera di balaskan! Wanita itu akan memberikan pelajaran setimpal kepada suami dan ibu mertuanya yang sudah menorehkan sebuah luka yang sangat dalam di hatinya.

Tapi, siapa sangka di perjalanannya membalaskan dendam kepada suami dan ibu mertuanya, Zahra bertemu dengan seorang pria yang tak lain adalah teman masa kecilnya.

Lalu bagaimana kisah Zahra selanjutnya? Penasaran? Jangan lupa tekan SUBSCRIBE agar tidak ketinggalan update kisah ini. 😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Resmi Menjadi Janda

Sebelum lanjut baca bab ini, mohon baca lagi Bab Pantunnya Mbak Kokom, karena tadi malam kepencet update, padahal belum selesai mengetik, mohon maaf, karena tadi malam udah ngantuk banget.

***

Setelah selesai makan es krim dan berkeliling Kota Jakarta, Arvan mengantarkan Zahra pulang.

"Makasih untuk malam ini, Kak. Semoga nggak kapok ya jalan sama aku." Perkataan Arvan ini mengandung gula dan juga kepolosan yang hakiki, membuat Zahra menjadi gemas dengan pemuda itu.

"Iya, next time kita jalan lagi." Zahra menjawab untuk menyenangkan hati pemuda itu.

'Yess!!!!!' Arvan bersorak di dalam hati, ingin rasanya loncat-loncat untuk mengekspresikan rasa senangnya namun sayangnya di hadapannya ini ada Zahra. Ia harus jaga image agar wanita itu tidak ilfil kepadanya.

Setelah memastikan Zahra masuk ke dalam rumah. Arvan mengepalkan kedua tangannya di depan dada seraya berteriak 'YES!', dan ia melakukannya sampai berulang kali, hingga membuat satpam yang berdiri di dekat pintu gerbang geleng-geleng kepala melihat tingkah Arvan.

"Mas Arvan! Masih waras 'kan?!" seru Satpam tersebut sambil tertawa pelan.

Arvan menoleh ke arah satpam tersebut sambil nyengir kuda, "he he he, masih waras 95% Pak De," sahut Arvan.

"Lah, yang 5 persennya lagi ke mana?"

"Di bawa sama Kak Zahra,  he he he." Arvan tersipu malu saat mengatakannya, lalu segera melakukan motornya sebelum dia diintrogasi oleh satpam tersebut.

"Wes ... wes ... dasar anak muda jaman now." Satpam tersebut bergumam sambil menutup pintu gerbang tersebut.

*

*

Arvan sampai rumahnya langsung di sambut omelan dari ibunya.

"Ya ampun! Mobil di garasi udah kayak showroom, tapi kenapa kamu milih pakai motor butut begini sih, Ar?!" omel wanita paruh baya kepada putranya yanga baru datang dan memarkirkan motor di halaman rumah.

"Motor butut apaan?! Ini motor baru, Ma!" sahut Arvan sambil menatap sebal kepada ibunya.  Motor tersebut ia beli dari hasil jerih payahnya sendiri.

"Makin hari tingkahmu ini makin aneh! Beberapa bulan lalu kamu membuat warung kopi, dan sekarang kamu beli motor butut kayak gini!" protes ibunya sambil geleng-geleng kepala, ia tidak habis pikir kepada putranya yang di beri kemewahan malahan memilih hidup sederhana seperti ini.

"Ck! Seharusnya Mama senang kalau putra Mama yang paling tampan ini mandiri!" jawab Arvan sambil mencium tangan ibunya dengan sopan.

"Apa gunanya mandiri kalau kamu masih jomblo sampai saat ini! Dua tahun lagi usiamu sudah 30 tahun, masa belum ada kabar baik sampai sekarang? Mama 'kan mau gedong cucu!" balas wanita paruh baya tersebut dengan nada di buat sedih,

"Tenang saja, anakmu yang tampan ini sedang menakhlukkan hati janda muda," jawab Arvan sambil tersenyum lebar dan berlalu memasuki rumah.

Kedua mata wanita paruh baya itu melebar ketika mendengar perkataan putranya, 'Kayak nggak ada perawan saja si Ar!" sewotnya seraya menatap Arvan yang sudah menaiki tangga rumah.

"Untuk apa perawan, kalau ada janda yang lebih menggoda!" celetuk Arvan lalu segera melarikan diri sebelum di amuk ibunya.

"Arvan!!!!!!"

*

*

Esok harinya.

Wahyu dan Ismi berada di kantor pengadilan agama untuk mendatangi persidangan perceraian Wahyu dan Zahra.

Ismi sejak tadi menguap sambil garuk-garuk lehernya, ia masih mengantuk karena semalaman tidak bisa tidur, sebab tidur di lantai beralaskan tikar. Begitu pula dengan Wahyu, ia pun masih mengantuk.

"Seharusnya kita tidak berada di sini!" ucap Ismi kesal.

"Mau bagaimana lagi, gugatan cerainya nggak bisa di cabut." Wahyu menyesali semuanya, ia dudul lesu sembari memperhatikan sekitarnya, di mana banyak pasangan muda yang akan bercerai.

"Kau yang bodoh!" umpat Ismi menyalahkan putranya.

"Bu! Ibu yang awalnya begitu kekeuh menyuruhku untuk segera menceraikan Zahra, lalu memilih Vania, dan lihat sekarang semua tidak ada hasilnya sama sekali! Dan aku begitu menyesal karena sudah menurut dengan kata-kata ibu!" debat Wahyu, ia tidak terima di salahkan ibunya.

Arghhh! Rasanya dia kesal dan ingin mengamuk saat itu juga.

"Ehem!!!" dehem seorang pria berbadan tegap di hadapan Wahyu.

Wahyu dan Ismi dengan kompak mendongak menatap pria tersebut. Pria yang usianya sudah tidak muda, namun masih terlihat tampan, hidungnya mancung dan ada kaca mata minus bertengger di sana.

"Selamat pagi, apakah Anda Wahyu?" tanyanya dengan wajah datar.

"Iya, saya sendiri."

"Oke, perkenalkan, saya Rowan pengacara Nona Zahra." Pria tersebut mengulurkan tangan kanannya.

Wahyu menjabat tangan pria tersebut dengan tegas.

"Giliran Anda sebentar lagi, segeralah bersiap." Rowan berkata seraya menatap kedua orang ada di hadapannya itu dengan datar, kemudian ia berpamitan dari sana.

"Wahhh! Bukankah dia itu terlihat sangat keren!" Puji Ismi seraya menatap punggung tegap yang di lapisi jas mahal.

"Bu, ingat umur!" Wahyu menatap ibunya dengan tajam, lalu memutar kedua matanya dengan malas.

"Apaan sih, ibu hanya memujinya saja," gerutu Ismi.

*

*

Zahra menatap jam dinding yang ada di dalam ruanganrnya. Waktu sudah menunjukkan jam 12 siang, ia rasa sidang perceraiannya sudah berakhir, maka ia memutuskan untuk menghubungi pengacaranya.

"Halo, bagaimana?" tanya Zahra ketika sambungan teleponnya telah terhubung.

"Semuanya berjalan dengan lancar, Nona, sesuai perminataan Anda pada persidangan pertama Hakim sudah membuat keputusan kalau Anda dan pria itu sudah resmi bercerai," jawab Rowan dari seberang sana.

"Bagus! Terima kasih, Pak." Zahra tersenyum seraya menutup sambungan telepon tersebut, dan ia segera bersorak 'hore' karena hari ini dia sudah resmi menjadi janda. Akhirnya dia bisa terlepas dari ikatan pernikahan dengan Wahyu.

Sementara itu, Wahyu dan Ismi saat ini menikmati kehancuran mereka.

Wahyu menatap nanar foto Zahra yang masih ada di ponselnya, ia menghela nafas berulang kali sembari membayangkan kebersamaannya bersama Zahra saat mereka masih menjadi suami-istri.

"Alah! Nggak usah sedih! Masih ada wanita lain di luar sana yang lebih cantik dan juga kaya! Jadi stop lihat foto wanita itu!" geram Ismi pada putranya, lalu merebut ponsel Wahyu dan memasukkan ke dalam tasnya.

"Ayo, pulang!" Ismi menarik tangan putranya keluar dari gedung putih tersebut. Hatinya merasa dongkol dan kesal ketika Wahyu sudah resmi bercerai dengan Zahra. Gagal deh jadi kaya raya!

"Bu! Bisa nggak, jangan mengatur hidupku lagi?!" Wahyu melepaskan tangannya dari cekalan tangan ibunya.

"Jangan melawan ibu sendiri yang sudah melahirkan kamu! Mau dikutuk jadi batu kamu!" Ismi membentak putranya penuh emosi.

Seketika itu, Wahyu langsung melempem ketika melihat ibunya emosi. Ia pun segera mengikuti langkah kaki ibunya menuju area parkir di mana motornya terparkir di sana.

"Ibu pulang sendiri ya. Aku harus kembali ke kantor." Wahyu membuka dompetnya lalu memberikan uang 20 ribu kepada ibunya, "buat naik angkot!" lanjutnya lalu segera menaiki motornya.

"20 ribu mana cukup, ini hanya setengah jalan saja!" protes Ismi setelah menerima uang tersebut.

"Aku nggak punya duit lagi," jawab Wahyu lalu segera menjalankan motornya dengan kecepatan sedang keluar dari area parkir tersebut.

"Wahyu!!!" teriak Ismi sambil menjenjeng uang berwarna hijau itu.

1
Ira Rachmad
nice story
Tan PO liang
ngakak 🤣🤣
Griselda Nirbita
malah jadi hiburan si Kokom... wkwkwk
Griselda Nirbita
Wahyu udh kemakan omongan nya ibunya... dasar ibunya Wahyu tukang ngompor..
Griselda Nirbita
dasar Wahyu sama ibunya egois...
Griselda Nirbita
ooh begono ceritanya....
Griselda Nirbita
nyesek juga jadi Zahra... sabar ya neng...
Griselda Nirbita
dasar mertua laknat... beli baju aja harganya 1 juta... minta uang ke anak pula... merepotkan
Ayhu figha Ramadhany02
kren bnget critanya nggk bertele tele
nana supriyatna
Luar biasa
Ely Er
aduhhh kokom kwkwkkwkw
Hadijah Nadia
Luar biasa
Hadijah Nadia
👍👍👍👍👍🌹🌹🌹🌹🌹
Idahas 3105
klo sedang makan lebih baik diam gak usah bahas yg lain2
Dini Dadi
Luar biasa
Rina Susilowati
./Grin//Grin//Grin/
Dwisur
aku like
Dwisur
mampir aku ...
Taty Hartaty
sumpah ibunya nih
Raufaya Raisa Putri
woaah...ini rianti istrinya bang Alex.dilraba bkn ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!