NovelToon NovelToon
Gendhis

Gendhis

Status: tamat
Genre:Ibu Pengganti / Keluarga / Persahabatan / Ibu Tiri / Kontras Takdir / Chicklit / Tamat
Popularitas:532.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Sebutir Debu

“Jangan dulu makan! Cuci piring dan sapu halaman belakang, baru makan!” Bentak Bunda.

Bentakan, hardikan dan cacian sudah kenyang aku terima setiap hari. Perlakuan tak adil dari dua saudara tiri ku pun sering aku dapatkan. Aku hanya bisa pasrah, hanya ada satu kekuatan untuk ku masih bertahan tinggal dengan ibu tiri ku, semua karena demi ibu ku!

Ya, ibu yang mengalami Gangguan Jiwa sehingga harus di rawat dirumah. Maka aku hanya bisa bersabar menerima semua kondisi ini. Kemana akan berlari sedangkan ibu ku butuh di rawat, namun setiap hari perlakuan ibu tiri pada ibu membuat aku tak dapat menerimanya. Puncaknya saat aku mengutarakan pada ayah ku jika aku ingin kuliah.

“Tidak! Anak perempuan untuk apa kuliah! Kamu hanya akan di dapur! Buang-buang biaya!” Tolak ibu tiri ku dengan keras. Ayah pun hanya mengikuti keinginan istri mudanya.

‘Aku harus menjadi perempuan kuat dan aku harus bisa merubah takdir ku!’ Tekad ku sudah bulat, aku akan merubah takdirku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebutir Debu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 Sawang Sinawang

Aku menjalani peran sebagai pengasuh bagi Talita. Bagi aku, Talita bukan hanya tanggung jawab, tapi juga bagian dari keluargaku sendiri. Karena semenjak bersamanya aku bisa tertawa dan mendengar celotehnya yang cukup lucu dan juga menghibur. Aku jarang bertemu Vya, hanya akan bertemu ketika sedang pergi ke Panti dan pertemuan setiap minggu di Gedung organisasi ku. Aku menjalani hari-hari ku penuh semangat.

Suatu hari, hujan turun dengan derasnya. Aku melihat Uda Johan, suami Uni Desi, pulang dengan tubuh basah kuyup. Aku segera memberikannya handuk untuk mengeringkan diri. Namun, tiba-tiba suasana berubah, ketika Uda Johan mulai berbicara dengan nada yang tidak pantas. Tidak hanya itu, tangannya yang sebelumnya terasa basah kini meraba kulitku dengan gerakan yang tak pantas.

“Maaf Uda, lepaskan!” ucap ku ketus. Aku bahkan menghempaskan tangannya yang menyentuh pinggang ku. Aku segera ingin meninggalkan ruangan garasi dimana Uda Johan baru turun dari motornya.

Hatiku seakan berhenti sejenak, detaknya berubah menjadi dentuman yang kencang. Segera, perasaan cemas merayap dalam diriku, kekhawatiran dan kengerian tumbuh dalam sekali napas. Bayangan ketika dulu sempat diperlakukan oleh tukang ojek, kembali melintas dalam hati ku. Aku terus bermunajat dalam hati.

‘Ya Allah selamatkan aku, lindungi aku. Demi ibu ku yang butuh aku untuk tetap baik-baik saja.’ Batin ku yang selalu menjadi ibu sebagai alasan untuk ku tetap sehat, kuat, dan waras dengan berbagai kondisi dimana mungkin orang lain tak sanggup melewatinya.

Aku mencoba menjaga ketenangan, tetapi tubuhku merasa kaku dan sarafku terasa tegang. Situasi ini semakin tidak nyaman, dan aku tahu aku harus mencari cara untuk melindungi diri sendiri.

Dalam kepanikan, pikiranku bekerja cepat. Beruntung, aku menemukan peluang untuk menghindar dari tatapan nakal Uda Johan. Aku mengambil langkah-langkah yang lebih jauh menjauh, tetap menjaga kewaspadaan terhadap setiap gerakan yang dilakukannya. Namun tangan ku ditarik oleh Uda Johan dengan cepat. Aku berbalik, dengan sigap aku menahan dada Uda Johan sehingga masih ada jarak antara kami.

Akhirnya, dengan gerakan yang tiba-tiba, aku berhasil melepaskan diri dari cengkeraman situasi yang berbahaya itu. Aku merasa napas panjang keluar dari dadaku, dan hatiku masih berdegup kencang, tetapi aku merasa lega karena berhasil menghindari ancaman yang mengintai. Dalam hati, aku bersyukur atas keberuntungan dan naluri bertahan yang membantuku melawan situasi yang mengancam keselamatan diri. Aku bisa mendengar Uda Johan terkekeh-kekeh di dalam garasi, aku bergegas berlari kea rah kamar Talita, tampak Gadis itu masih mewarnai.

“Kak Gendhis kenapa? Kayak habis ketemu setan.” Celoteh Talita.

Aku tak mungkin menceritakan apa yang baru saja terjadi pada bocah 5 tahun ini. Ku atur napas yang tersengal karena berlari saat menaiki anak tangga.

“Iya tadi kayak lihat hantu di garasi.” Bohong ku.

“Ih, katanya kak Gendhis hantu itu ga ada.” Ucap Talita lagi yang protes karena aku pernah mengatakan jika yang ada adalah setan bukan hantu, yang dalam cerita Talita kalau orang meninggal akan datang ke rumah dalam wujud hantu. Anak itu anak yang cerdas, saat gadis kecil itu masih sibuk mewarnai, aku justru merasa takut dan khawatir jika Uda Johan akan melakukan lebih gila dari tadi. Entah seta napa yang merasuki nya, bisa-bisanya ia melakukan hal tidak sopan pada ku. Selama ini ia selalu menjaga jarak dan sopan pada ku. Apakah ini betul yang dikatakan Talita, entahlah aku jadi bingung. Ingin bercerita pada Uni Desi apa mungkin dia percaya.

Peristiwa ini meninggalkan bekas yang dalam dalam pikiranku, mengingatkanku tentang kebutuhan untuk selalu waspada dan berani ketika menghadapi situasi yang membahayakan. Sambil menenangkan diriku, aku berjanji untuk terus belajar bagaimana melindungi diri sendiri dan juga membantu mereka di sekitarku jika mereka mengalami situasi serupa.

Esok harinya, saat aku melangkahkan kaki masuk ke rumah Uni Desi, pemandangan yang menyedihkan menyorot mataku. Rumah terlihat berantakan, seakan mencerminkan kekacauan yang mungkin terjadi semalam atau malah pagi ini. Talita sudah pergi untuk sekolah, meninggalkan suasana sunyi di rumah. Namun, perasaan sesak semakin mendalam ketika aku melihat Uni Desi berbaring dalam kondisi memeluk gulingnya dan wajah yang terbenam dalam bantal, ia sendirian dalam kamar dengan wajah penuh kesedihan. Air Matanya mengalir deras, dan tatapannya kosong tanpa arah.

Tanpa ragu, aku mendekatinya dengan langkah perlahan. Hati ini terenyuh melihat teman bos yang begitu baik dan banyak membantu ku, kini dalam keadaan seperti ini. Dalam bisikan lembut, aku bertanya, "Uni Desi, apa yang telah terjadi?"

Ia menoleh kea rah ku, satu tangannya meminta aku untuk mendekat, ketika aku berada tepat di hadapannya, ia berdiri dan memeluk ku erat. Dalam pelukan kesedihan, Uni Desi mencoba mengumpulkan kata-kata untuk menceritakan apa yang baru saja terjadi. Suaranya terputus-putus oleh rintihannya yang sedih saat ia menceritakan pertengkaran hebat yang berlangsung pagi tadi antara dirinya dan Uda Johan, suaminya.

"Aku tidak tahan lagi, Gendhis," Uni Desi berkata dengan suara penuh rasa sakit. "Dia semalam pulang dalam keadaan mabuk. Dan kamu, kenapa kamu tidak cerita kejadian kemarin sore? Kenapa?." Tanyanya dengan suara tangis yang begitu memilukan. Aku terpaku, bagaimana Uni Desi tahu kejadian kemarin, bukankah hanya ada aku, Talita dan Uda Johan dirumah.

“U-Uni tahu darimana?” Tanya ku lagi. Ia justru tertawa dalam kondisi penuh air mata. Ia mengambil satu remote dan ia putar satu video, ia perbesar video tersebut. Sebuah rekaman yang menunjukkan aku sedang mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan oleh Uda Johan. Lalu potongan aku berlari dan masuk ke dalam kamar Talita.

“Selama ini ku pikir pembantu atau pengasuh di rumah ini yang sering menggoda dia, tapi ternyata dia yang memang….Hiks…” Suara tangis Uni Desi kembali pecah. Aku ikut sedih melihat kondisi perempuan ini, aku mendekat dan mengusap punggungnya.

Dengan mata penuh empati, aku meraih tangan Uni Desi dengan lembut. "Uni Desi, Uni tidak sendirian dalam ini. Uni masih ada Talita yang harus di pikirkan.” Nasihat ku lembut. Penampilan Uni Desi berantakan sekali, ia bahkan terlihat dengan rambut terurai dan belum disisir.

Uni Desi mengangguk lemah, wajahnya masih tertutup dalam kesedihan. "Aku merasa begitu lemah, Gendhis. Aku sudah tidak kuat lagi, aku ingin berpisah dengan dia, berarti pengasuh kemarin benar mengatakan jika ia hamil anak dia… Bagaimana aku harus menjelaskan pada Talita jika aku harus berpisah dengan ayahnya.” Tangis Uni Desi kembali pecah.

Aku memberinya senyuman penuh dukungan. "Ada Allah Ni, jangan cepat ambil keputusan, mintalah petunjuk dari Allah. Kita tidak boleh membuat keputusan disaat kita sedang dalam keadaan marah dan kecewa." Kembali aku memotivasi Uni Desi.

Dalam pelukan yang penuh dukungan, aku merasakan bahwa ternyata ini yang orang sawang sinawang, dulu aku berpikir enak jadi uni Desi, uangnya banyak, suami tampan, romantic, penyayang. Nyatanya aku baru tahu, Uni Desi hampir 8 tahun makan hati hidup bersama suaminya yang sering selingkuh. Malam ini aku tidur di rumah Uni Desi, aku menemani Talita, Uni Desi masih ingin sendiri. Aku mengatakan pada Talita jika mama nya sedang tidak enak badan.

‘Ternyata salama ini rahmat Allah begitu luas. Aku saja yang sering membatasi rahmat Allah. Nyatanya Uni Desi punya segalanya justru nelangsa selama 8 tahun. Memang Namanya sabar dan syukur harus di latih biar bisa Bahagia, biar bisa plong menjalani hidup.’ Aku berbicara pada diriku sendiri sebelum memejamkan kedua mata.

1
Siti Sopiah
dalam dunia nyata takda mertua macam tu.thor
Siti Sopiah
itu sih perempuan jadi2an
Siti Sopiah
Ya Allah Cika meninggal ?
Siti Sopiah
bagus ndis sekali kali bercanda jgn hanya main air mata.kau membuat air mata readers tumpah ruah ndis
Fajar Ayu Kurniawati
.
Sry Kurnia
Kecewa
Sry Kurnia
Buruk
Hasrie Bakrie
Assalamualaikum mampir ya thor, pasti ceritanya sangat seru.
Dini Mariani s
Buruk
Heri Wibowo
kok nggak dilanjutin lagi ceritanya kak, sudah kangen nih sama Gendis.
💗vanilla💗🎶
tdk bs berkata2 .. duh gendis
💗vanilla💗🎶
br mampir thor .. dan udh nyesekk..tp menarik
Puji Ustariana
Masya Allah
Puji Ustariana
jadi penasaran ada kejadian apa sajakah yv di alami zia ?
Puji Ustariana
jd tambah ilmu mba hehehe semangat ya mba 💪💪
Puji Ustariana
apa ini cucunya ayra ya ? klo gak salah anaknya ammar semoga gak salah /Smile/
Dhi Ta
Masya Allah kakak debu, dah Bayak banget novel kakak... terakhir baca novel ayra... sekarang baca lagi yg Gendhis... Alhamdulillah sukses selalu ya kak debu....
solihin 78
wah 3 hari Gendhis gak sadarkan diri
Junaedi d Juhaeti
sepertinya laki-laki itu bukan kak Ghafi tapi kembarannya
asiah puteri mulyana
Masya Allah Tabarakallah..benar2 beruntung dan karunia Allah yg besar bagi sy dan mungkin tmn2 yg baca karya k sebutir debu..karyanya sungguh bagus sarat akan ilmu dan motivasi untuk perjuangan hidup..trims banyak2 k debu smga menjadi amal jariah buat kk..yg menjadi wasilah sy pun ingin berjuanh lebih baik dlm hidup salam silaturahmi dan sayang k debu😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!