NovelToon NovelToon
PREMAN JALANAN PUTRA KONGLOMERAT

PREMAN JALANAN PUTRA KONGLOMERAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / CEO / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:48.2k
Nilai: 5
Nama Author: Wisnu 025

Perkenalan
Namanya Roman Maulana Satria usia dua puluh empat tahun. Pendidikan sarjana hukum. Hidup sebagai preman jalanan walau merupakan putra konglomerat, pewaris tunggal Satria Corp. Dalam percintaan ibunya tak merestui hubungannya. Yok kita lihat perjuangan hidupnya untuk mengungkap kasus kematian kekasihnya yang dibunuh melalui penularan virus yang dikenal dengan virus covid 19.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisnu 025, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE KEDUA PULUH EMPAT: BERADA DI RUMAH KEKASIH.

Tadinya sudah berniat cepat kembali ke rumah sakit, tapi melihat semua keluarga Morrin sedang berada di rumah akhirnya Roman jadi lama berada di rumah Morrin.

Hakim adiknya Morrin, entah datang dari mana langsung merangsak masuk menyalami Roman,

"Kakak lama menghilang kemana saja kak!" tanya Hakim manja merangkul Roman.

Morrin menegur dan mencegah adiknya agar tidak nyerocos di tengah- tengah perbincangan orang tuanya.

"Suuut, udah!" tatap Morrin memelototi Hakim.

"Kakak sekolah di Amerika?" jawab Roman.

"Kakak kan ngajinya bagus? kenapa tidak sekolah di Arab?" tanya hakim polos. Dia belum ngerti apa-apa maklum anak kecil. bicara asal keluar di mulut.

"Maunya kakak sih di Mesir tapi orang tua kakak yang mau di Amerika!" jawab Roman menjelaskan Hakim.

Ketika Hakim kembali mau bicara. Morrin menyambar adiknya seraya menutup mulutnya.

"Biarin saja dia bicara, aku juga senang kok!" ucap Roman.

"Tidak boleh, cukup." cegah Morrin.

Pak Imran dan Bu Sri hanya bisa tertawa kecil memperhatikan anak-anaknya.

Ketika pak Imran hendak pergi meninggalkan Roman dan Morrin mengajak istrinya pergi, Roman menahannya.

"Pak, Ma! tunggu sebentar. Aku ada oleh-oleh di mobil!" kata Roman lalu pergi. Tak lama kemudian masuk kembali membawa banyak oleh-oleh.

"Ini semua bawa kedalam dan masing-masing oleh-oleh sudah ada namanya." kata Roman menyerahkan kepada pak Imran.

Oleh-oleh yang diberikan Roman banyak sekali ditaruh dalam dua kardus kotak besar. Bersamaan dengan itu, Nilam datang dari dalam mempersilahkan semuanya masuk kedalam.

"Semuanya diminta masuk kedalam karena makan malam sudah siap!" kata Nilam sambil tersenyum.

"Wah..., kebetulan kita belum makan. Iyakan Morrin!" sambut Roman dengan senang hati.

Roman dan keluarga Morrin makan bersama. Kebetulan juga, Roman sangat senang makan di rumah Morrin. Morrin dan Nilam sama-sama pandai dan suka memasak.

Nilam dan Morrin tahu makanan kesukaan Roman dan itu sudah dipersiapkan oleh keluarga Morrin.

Sekarang kita ke tempatnya Winda, meninggalkan Roman yang sedang makan bersama keluarga Morrin.

Winda di rawat di Rumah Sakit Kusuma Wijaya. Kedua orang tua Winda juga sedang dalam keadaan panik.

Yang menjadi pikiran kedua orang tua Winda, setelah mendapat penjelasan dari dokter. Winda terluka karena hantaman tangan manusia bertolak belakang dengan keterangan Zalu.

Tidak lama kemudian Winda tersadar dari pingsannya. Dia merasa asing dengan tempatnya. Matanya masih samar-samar melihat sekelilingnya karena kepalanya masih pusing.

"Aku dimana?" dengan suara terdengar masih kesakitan Winda bertanya. Kedua orang tuanya tidak menyadari Winda sudah siuman. Serentak mereka berdua terbangun dari tempat duduknya.

"Win..., jangan bergerak dulu nak. Sekarang kamu sedang dirawat di rumah sakit!" ucap pak Sumarto menasehati putrinya dengan lembut.

"Aku di rumah sakit?" tanya Winda dengan suara pelan menatap bapaknya.

"Betul Win, kamu sedang dirawat dirumah sakit!" belai Adelia pada putrinya.

Ingin rasanya Bu Adelia menanyakan apa sebenarnya terjadi sampai putrinya terluka karena pukulan. Apakah dia dianiaya orang? Ataukah dia dirampok! Atau mungkin ada persaingan bisnis.

Semua ini akan terjawab kalau Winda sudah benar-benar pulih. Lalu kenapa Laki-laki yang mengantarnya pulang bercerita Winda kecelakaan? Bu Adelia betul-betul bingung.

"Kata dokter luka kamu itu tidak terlalu parah, bentar lagi kamu sembuh!" rayu pak Sumarto membujuk putrinya supaya tidak stres.

Mata Winda kembali terpejam menahan rasa sakit di dada dan kepalanya. Bisa di bayangkan betapa keras pukulan Nadira sampai membuat Winda mendapat perawatan di rumah sakit.

Beda dengan Hadi yang pingsan karena mendapat pukulan bertubi-tubi dari Ghazan dan anak buahnya.

BERSAMBUNG

1
Rahman Hartomo
cerita lebay
Ridho Widodo
lanjutin roman...ceramahin terus mamamu...
Ridho Widodo
asikk
Ayano
Kapan dia ketangkep lagi
Ayano
Udah pro keknya mah
Ayano
Akhirnya belajar sederhana
Weng Candra
mantap
Ayano
Mereka lagi mereka lagi 😑
Ayano
Membuktikan kalau Roman susah buat move on sampai harus meninggalkan kota
Weng Candra
ceritanya bagus
I In
kasian roman jadi boneka
I In
kalau nggak cocok buang aja lagi roman
I In
yang bener aja, tapi semangat Thor ya
Rury Any
Hai, aku mampir neh! semangat yah💪
I In
kasian Toni ya, tetap semangat ya thor
I In
hai karyamu sangat menarik, tetap semangat ya
ini er
eh ini sumpah baru tau ada laki laki bercadar😭
Rosee
bintang lima untuk author
Apidut
lah malah lebih suka yang model seksi seksi maknya 😭
dende piya
Nasehat bijak yang harus djadikan panutan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!