Gabriel Atmaja seorang CEO muda yang suka bergonta ganti pasangan. Malam itu dia harus menyalurkan hasratnya dan menyuruh asisten kepercayaannya untuk mencari seorang wanita bayaran untuk menyalurkan hasratnya. Naya Reynita gadis cantik yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya sendiri setelah orangtuanya meninggal. Harta orangtuanya telah dikuasai oleh pamannya dan dia memperlakukan Naya seperti pembantu dirumahnya sendiri.
Malam itu saat dia baru pulang kerja dan menunggu bus yang lewat, dia diculik oleh dua orang pria yang tak dikenal untuk dibawa ke hotel. Sejak malam itulah kehidupan Naya berubah drastis karena selain kehilangan kesuciannya dia juga hamil sehingga membuat dia diusir dari rumahnya sendiri.
Akankah Naya akan bertemu dengan pria yang sudah menodainya?
Ataukah dia akan hidup bahagia hanya dengan anaknya kelak?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rianti45, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Setelah Gabriel pergi Naya lebih banyak melamun dan membiarkan Elya bermain sendirian. Elya lama-lama bosan bermain sendirian sehingga anak itu memanggil bundanya tapi tak ada respon dari Naya. Elya yang kesal karena bundanya tak menjawab panggilannya langsung saja mendekati Naya dan menguncang badan Naya membuat perempuan itu tersadar dari lamuanannya.
"Ada apa El?"kata Naya.
"Bunda kenapa sih aku panggil-panggil daritadi tapi tak dengar malah melamun?"kata Elya.
"Maaf ya sayang, bunda sedang mikirin tentang pekerjaan yang belem selesai. Ada apa putri bunda ini memanggil bunda?"kata Naya sambil tersenyum.
"Aku bosan main sendirian dan sekarang aku juga lapar bun."kata Elya yang membuat Naya tersenyum.
"Kalau gitu bagaimana kalau kita cari makan ditaman? Kamu mau makan apa?"kata Naya.
"Apa saja asal kenyang bun."kata Elya.
"Baiklah kalau gitu tunggu sebentar bunda beresin ini dulu."kata Naya.
Elya yang mendengar kalau bundanya mau mengajaknya keluar langsung saja kembali ke tempatnya tadi dan membereskan mainannya sendiri. Naya yang melihat itu tersenyum senang karena putrinya itu mandiri. Selesai beres-beres kedua perempan yang berbeda generasi itu langsung saja pergi keluar. Tapi sebelum keluar Naya mencari Ririn untuk memberitau kalau dia mau keluar.
"Rin...."panggil Naya yang langsung membuat Ririn berbalik badan.
"Ada apa bu?"kata Ririn
"Aku mau keluar bentar untuk mencari makan siang sama Elya, aku titip butik ya!"kata Naya.
"Siap, memangnya keponakan tante ini mau beli apa?"kata Ririn mesejajarkan tubuhnya sama dengan Elya.
"Aku mau makan apa saja asal kenyang, oh ya tante mau nitip apa?"kata Elya.
"Tante gak nitip soalnya tante bawa bekal dari rumah."kata Ririn.
"Kamu bawa bekal Rin?"kata Naya gak percaya.
"Iya, biar hemat bu."kata Ririn.
"Ya sudah kalau kayak gitu aku sama Elya pergi dulu."kata Naya.
Setelah berpamitan dengan Ririn mereka berdua langsung saja keluar dari butik. Mereka ke taman jalan kaki karena letak taman tak jauh dari butik, sampai ditaman mereka berkeliling taman mencari makanan yang diinginkan oleh Elya. Setelah dapat mereka langsung mencari tempat duduk yang teduh untuk memakan makanan yang mereka beli itu.
"El, bunda mau tanya sama kamu?"kata Naya.
"Bunda mau tanya apa?"kata Elya.
"Kalau kita pindah ke tempat dimana aunty Reyna tinggal Elya mau gak?"kata Naya bertanya pada Elya pelan-pelan.
"Gak papa bun, aku malah senang bisa bertemu dengan aunty Reyna kapan saja. Tapi kalau kita pindah berarti kita gak akan bisa bertemu dengan om El lagi dong bun?"kata Elya sedih.
"Memangnya Elya sayang sama om El?"kata Naya.
"Aku sayang sama om El apalagi kalau dia mau jadi ayahku, pasti aku akan ajak dia ke sekolah dan bilang sama teman-temanku kalau aku punya ayah dan mereka tak akan membullyku lagi."kata Elya.
Naya yang mendengar perkataan Elya langsung terdiam, padahal mereka baru pertama kali bertemu tapi Elya sudah menganggap Gabriel ayahnya. Jika mereka berdua sering bertemu pasti mereka tak akan pernah bisa dipisah. Tapi setelah itu Naya sadar dengan perkataan Elya yang ingin memamerkan pada teman-temannya langsung bertanya pada putranya itu.
"Apa kamu sering dibully oleh teman-temanmu El?"kata Naya yang takut jika pemkirannya benar jika putrinya itu dibully teman-temannya.
Elya bukannya menjawab tapi hanya menganggukan kepalanya saja, Elya sebenarnya tak ingin cerita tapi kalau dia gak cerita takutnya mamanya akan menjauhkannya dengan om El. Naya yang melihat kalau Elya menganggukan kepalanya langsung saja mendekap erat putrinya itu.
"Maafin bunda ya sayang."kata Naya.
"Bunda gak salah kok, bunda gak boleh sedih El baik-baik saja kok. Oh ya bun aku boleh minta satu hal gak sebelum kita pindah?"kata Elya.
"Memangnya kamu mau apa? Kalau bunda bisa akan bunda turuti."kata Naya.
"Besokkan aku mau lomba, bisa gak bunda minta pada om El buat datang?"kata Elya membuat Naya terkejut karena putrinya mau kalau Gabriel menghadiri perlombaan yang akan diikuti oleh Elya.
"Nanti malam kita hubungi om Ek bagaimana? Kalau sekarang pasti dia masih kerja."kata Naya yang tak ingin menganggu Gabriel.
"Iya bun, bun aku mau bunda suapin aku!"kata Elya.
"Tentu saja sayang, kalau gitu kita makan dulu setelah itu kembali ke butik. Bunda ada janji dengan seseorang dia mau mencoba gaun yang dia pesan."kata Naya yang hanya diangguki oleh Elya karena mulutnya penuh dengan makanan yang disuapi oleh bundanya.
Naya telaten menyuapi putrinya itu sedangkan Elya yang disuapi malah mengoceh dengan riangnya membuat Naya tersenyum karena putrinya itu daritadi berbicara terus padahal mulutnya penuh dengan makanan. Saat Naya sedang asik memperhatikan Elya terdengar suara ponselnya berbunyi. Naya langsung saja mengambil ponselnya yang berada ditasnya ternyata itu panggilan dari Reyna.
[Hallo Asalamualaikum Reyn....]
[Walaikumsalam, kamu ada dimana sekarang? Aku sudah sampai dibandara ini biar aku langsung ketempatmu, aku gak sabar bertemu dengan Elya.]
[Aku ada dibutik, memangnya kamu gak capek kalau langsung kesini?]
[Capek tapi aku kangen sama Elya dan gak sabar ingin bertemu.]
[Ya sudah kalau kayak gitu, aku tunggu dibutik.]
[Ya sudah aku tutup panggilannya.]
Reyna setelah mengakhiri panggilan langsung saja mengambil kopernya setelah itu lansung saja mencari taksi untuk datang ke butik. Naya sendiri setelah mengakhiri panggilan langsung saja memberitau Elya kalau auntynya mau datang.
"El, aunty Reyna mau datang ke butik."kata Naya.
"Beneran bun, kalau gitu ayo kita kembali ke butik."kata Elya
"Kamu habiskan makanan ini dulu baru kita kembali ke butik sayang kalau dibuang."kata Naya yang dari awal membiasakan Elya agar tidak membuang-buang makanan.
Elya langsung saja mempercepat makannya agar bisa kembali ke butik secepatnya agar auntynya tak menunggu lama. Beda lagi Gabriel yang daritadi senyam senyum sendiri setelah dari butik Naya membuat Nuno heran dengan tingkah tuan mudanya.
"Oh ya ada masalah apa dengan perusahaan?"kata Gabriel yang ingat jika dia kembali ke perusahaan karena ada masalah.
"Berkas yang akan kita gunakan kerjasama dengan klien baru hilang."kata Nuno membuat Gabriel langsung terkejut.
"Bagaimana bisa hilang, kamu tau gak proyek ini sangat penting kalau sampai hilang kita akan rugi besar dan aku gak akan bisa pulang ke Jakarta kalau gak bisa menyelesaikan masalah ini secepatnya. Masalah satu belum selesai sekarang masalah yang lain datang."kata Gabriel sambil menghera nafasnya.
"Bukannya kalau tuan muda lama disini tuan bisa bertemu dengan nona Naya?"kata Nuno.
"Aku mau membawanya pulang ke Jakarta agar mamaku tak menjodohkanku terus."kata Gabriel.
"Bukannya itu malah menyenangkan ya?"kata Nuno.
"Bagiku itu menganggu bukan menyenangkan, kamu sudah bilang akan mengadakan meeting belum sama karyawan yang menangani proyek ini?"kata Gabriel.
"Sudah tuan muda mereka tinggal menunggu anda datang."kata Nuno.