Dikira Satpam Ternyata Sultan

"Seret wanita penipu itu ke sini!" pinta Horizon pada anak buahnya.

"Baik, Bos!" jawab pria tinggi besar itu.

Tak menunggu waktu lagi, anak buah pria bringas itu pun segera menjalankan perintah.

Mencari wanita yang berani menipunya. Seorang wanita yang berani memakan uangnya tanpa memberikan apa yang sudah menjadi kesepakatan mereka. Siapa lagi kalo bukan ibu tiri Nadin, yaitu Emelda.

***

Di lain pihak, di sebuah kamar yang tidak terlalu luas, Rasyid tersenyum sendiri, mengingat betapa lugunya gadis barbar itu.

Awalnya Rasyid pikir, gadis itu adalah gadis yang cerdas tak akan bisa ditipu. Setidaknya memiliki pendirian yang teguh.

"Dasar plin-plan, begitu kok mau melawanku! Maksudnya apa? ditipu dikit aja langsung oleng. Nadin, Nadin!" Rasyid terkekeh sendiri.

Terlepas dari bayangan keluguan Nadin, tak sengaja Rasyid kembali dihantui oleh pengalaman buruk di masa lalunya. Bayangan tentang ketika ia ditinggalkan di pelaminan seorang diri oleh wanita yang sangat ia cintai.

Seketika senyum itu pudar. Jiwa Rasyid kembali terguncang. Kebenciannya terhadap perempuan langsung tumbuh. Tanpa terkecuali untuk Nadin.

"Ngapain sih aku mikirin cewek itu. Ngapain juga aku kasih dia harapan buat nikah. Gila aja aku nikah. Yang ada dia malah bakalan ngrepotin. Sepertinya begini akan lebih baik. Sendiri dan menikmati hidup tanpa ada pengganggu," gumam Rasyid kesal. Kesal pada pikirannya sendiri.

Malam semakin larut, namun netra pria tampan ini tak bisa diajak kompromi. Tak bisa tidur, Rasyid pun memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

Tak disangka, ternyata banyak sekali pesan teks yang ia terima dari Yoga.

Salah satunya adalah kembalinya Anisa dari Amsterdam.

Wanita itu dikabarkan kembali ke Indonesia dua hari yang lalu.

Kata Yoga, Anisa sengaja datang ke Indonesia karena ingin bertemu dengannya.

Sayangnya keinginan wanita itu bukan malah membuat Rasyid senang. Tetapi malah membuat pria itu geram.

"Ngapain dia datang ke sini?" tanya Rasyid dalam pesan teksnya.

Lima menit kemudian, Yoga pun membalas pesan teks tersebut.

"Dia bilang hanya kangen," balasnya.

Rasyid membalas dengan emoji tertawa.

"Dia masih mencintaimu, Bos!" tulis Yoga.

Rasyid membalas dengan emoji muntah.

"Menurutku, apa tidak sebaiknya kalian selesaikan masalah kesalahpahaman ini. Aku tau kalo dia salah, tapi tidakkah Bos harus tau alasan dia mundur," balas Yoga lagi.

"Apapun alasannya, aku nggak bisa terima. Dia udah bikin keluargaku malu dan satu lagi, kamu sudah tau itu kan? Tidak perlu aku jelaskan. Apa lagi yang kurang?"

"Aku tau, Bos. Itu hanya pendapatku saja. Karena setauku, Anisa juga berada di bawah tekanan saat itu. Itu pun kalo, Bos percaya. Tapi kalo nggak ya gimana lagi. "

"Kalo pun itu benar, harusnya dia ngomong dulu ke aku, di sini aku merasa aneh. Bukankah kamu baca sendiri alasan dia milih mundur. Itu karna aku kurang kaya dibanding pria bajingan itu kan? Lalu kenapa sekarang kamu malah belain dia? Sebenarnya kamu di tim siapa sih?" balas Rasyid, kesal.

"Slow Bos slow. Aku tahu kamu kesel. Aku hanya menyampaikan pendapatku saja. Siapa tau setelah meluruskan permasalah di antara kalian, kalian bisa balikan lagi. Bisa saling memaafkan. Kasihan Xian, Bos. Dia butuh ibunya." tulis Yoga.

"Tidak akan! Putraku adalah milikku. Nggak ada hubungannya sama sekali dengan wanita brengsek itu." Rasyid menambahkan emosi kesal.

"Aku tahu, kenapa Bos begitu kekeh nggak mau ketemu Anisa. Apakah karena tuan putri itu?"

"Bukan urusanmu!" balas Rasyid.

"Bagaimana dengan Xian, Bos? Apakah tuan putri itu mau menerima putramu?" tanya Yoga.

"Putraku adalah urusanku. Aku tidak akan membiarkan siapapun menyentuhnya. Sekalipun itu Anisa!" jawab Rasyid tegas.

"Seburuk apapun hubungan kalian, Anisa tetap ibu dari putramu. Mau sampai kapan anda menyembunyikan Xian dari tatapan dunia. Mau sampai kapan anda membohongi semua orang tentang identitas anda, Bos?" desak Yoga mulai tak sabar.

"Kamu tahu bagaimana Anisa menelantarkan putra kami? Kamu juga tahu bagaimana dia meninggalkan aku, saat aku ingin memberikan keluarga yang utuh untuk Xian? Sekarang aku tanya, apakah pantas wanita seperti itu dipanggil ibu? Aku rasa kamu tidak bodoh, Yoga!" jawab Rasyid tegas.

"Aku mengerti perasaanmu, Bos. Tapi, tidak kah kamu kasihan pada Anisa dan Xian. Mereka ingin bersama, Bos. Xian ingin tau, siapa sebenarnya ibunya!" desak Yoga.

"Aku bisa mengatasi itu. Kamu nggak usah khawatir!"

"Bagaimana jika nenek anda dan keluarga nona muda tahu, jika anda sudah memiliki seorang putra di luar nikah?" tanya Yoga.

Rasyid tak menjawab pertanyaan terakhir yang diajukan oleh asistennya itu. Baginya, apapun yang terjadi nanti, dia tak akan membiarkan siapapun mengambil Xian darinya. Baik Anisa ataupun orang-orang yang pernah terlibat di masa lalunya.

Hari menjelang pagi, namun Rasyid masih bergulat mencari jalan keluar atas masalahnya ini.

Sebenarnya, Rasyid tidak ingin menyembunyikan Xian dari keluarganya. Namun, Rasyid masih belum siap dengan masa lalunya.

Kesalahan bodoh yang pernah ia lakukan, sebenarnya juga menjadi boomerang tersendiri baginya. Ia ingin berterus terang, tetapi ia takut, wanita yang membesarkannya itu akan kecewa dengan keburukannya di masa lalu.

Bersambung...

Sambil nunggu emak update, kalian bisa kepoin karya sahabat emak yes😍😍😍