Haikal Sebastian Keano, tidak menyangka bahwa wanita yang telah melakukan cinta satu malam dengannya adalah calon istri kakaknya, Ghisell Carissa Adelardo. Karena yang mereka lakukan disaat mereka sedang sama-sama mabuk.
Padahal sang kaka, Rafael, begitu sangat mencintai Ghisell, dan Ghisell juga mencintai Rafael, apalagi sebentar lagi mereka akan menikah.
Lalu bagaimana kisah mereka nanti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Puluh Empat + Visual
Satu minggu telah berlalu, untuk bisa melupakan Ghisell, Haikal mencoba untuk mempersibuk dirinya dengan pekerjaan. haikal tidak ingin berlarut di dalam kesedihannya. Walaupun tetap saja perasaan itu tidak bisa hilang dari lubuk hatinya, begitu sangat merindukannya.
"Jadi kamu Haikal ya, adiknya Rafael?" tanya Ghea, saat itu dia sedang meeting dengan Perusahaan Adva.
"Iya tante," jawab Haikal dengan tersenyum ramah.
Mereka sengaja tidak membawa asisten mereka, karena ingin berbicara dengan santai, karena hubungan Neo Grup dan Adva telah seperti keluarga.
"Jadi kami ingin membuka Departemen Store Fashion di Kota C, dari tahun kemarin banyak sekali kendala disana,"
"Memangnya kenapa tante?"
"Ada sebagian masyarakat yang menentang, padahal daerah disana sangat strategis."
"Oh gitu ya tante, karena ini project saya yang pegang, saya akan bantu sampai selesai."
"Wah terimakasih ya. Kamu masih muda, tapi pekerja keras juga." Ghea memuji Haikal, ada rasa kagum juga dihatinya untuk adik dari calon suami puterinya itu.
Haikal hanya bisa tersenyum mendengar pujian dari Ghea.
"Sayang sekali Ghisell gak bisa ikut meeting hari ini, dia lagi sibuk mempersiapkan pernikahannya dengan kakak kamu."
"Kebetulan hari ini aku sedikit santai, tante. Jadi aku juga yang akan mengurus pernikahan Kak Rafael." Haikal mencoba mengangkrabkan diri dengan calon mertua kakaknya itu.
"Oh gitu ya, ternyata kamu adik yang baik ya." Ghea memuji Haikal.
"Ah aku biasa aja tante, kebetulan dari kemarin Kak Rafael sibuk, aku juga sama. Apalagi papa mama. Padahal pernikahan mereka sebentar lagi, tapi belum persiapan sama sekali, makanya aku ingin melakukan yang terbaik buat kakakku."
Ghea hanya bisa tersenyum, dia merasa tersentuh dengan kebaikan Haikal.
"Berapa usia kamu?" tanya Ghea.
"22 tahun, tante."
"Beda dua tahun ya dengan Rafael?"
"Iya, benar."
"Ghisell baru berusia 21 tahun, satu tahun lebih muda dari kamu. Coba aja kalau saudara kembarnya Ghisell itu cewek, tante pasti kenalkan sama kamu!" Ghea mengatakannya sambil bercanda.
"Jadi Ghisell punya saudara kembar ya tante?"
"Iya namanya Galvin. Waktu SMA Ghisell ikut program akselerasi jadi satu tahun lebih cepat dari Galvin. Ghisell sebenarnya pintar, cuma agak manja dia, begitulah calon kakak ipar kamu."
Haikal hanya terkekeh mendengarkan cerita dari calon mertua kakaknya itu.
...****************...
"Kayaknya kamu akhir-akhir ini sering makan banyak. Ntar gedut lho." Rafael memperhatikan Ghisell yang tengah makan.
"Memangnya kenapa? Hmm... apa kalau aku gendut kakak gak akan cinta lagi sama aku?"
"Ya gak begitu juga," Rafael terkekeh. Rafael memegang tangan Ghisell, "Hari ini kita akan bertemu adik aku, Haikal. Dia yang akan bantu kita buat mempersiapkan pernikahan kita, sayang."
Ghisell tersenyum tipis "Hmm... iya, aku juga penasaran dengan calon adik ipar aku."
"Sebenarnya dia lagi patah hati, wanita yang dia cintai menolak cintanya. Makanya mama dan papa mencoba untuk mengenalkan dia dengan wanita lain, tapi dia terus menolak. Ya begitulah adik aku, dia orangnya gampang bucin." Rafael mengatakan itu sambil menikmati makan siangnya.
"Hmm... padahal wanita banyak ya." Ghisell menambahkan perkataan Rafael.
Rafael tersenyum lebar saat melihat Haikal yang baru memasuki Cafe.
"Nah itu Haikal." Rafael menunjuk Haikal yang sedang celingak celinguk mencari keberadaan kakak dan calon kakak iparnya.
Ghisell membulatkan mata saat melihat pria yang ditunjuk Rafael, bagaimana mungkin dia bisa melupakan wajah orang yang telah berhasil mengambil hal yang berharga untuknya. Bahkan mereka pernah jalan bersama walaupun karena paksaan.
Dia ? Calon adik ipar aku?
Oh No! Kenapa aku harus dia?
Ghisell reflek menyembunyikan wajahnya dengan buku daftar menu yang tergeletak di atas meja. Dia begitu gemetaran, jantungnya dag dig dug tidak menentu, rasanya hari ini telah terjadi kiamat.
"Haikal!" Rafael melambaikan tangan karean Haikal belum menemukan keberadaan mereka juga.
Haikal tersenyum lebar, dia segera menghampiri Rafael dan Ghisell yang sedang sibuk membaca buku daftar menu untuk menutupi wajahnya.
"Hai Kak, maaf ya pasti nunggu lama. Tadi meeting dulu dengan Adva, calon mertuamu." Haikal mengatakan itu sambil duduk disana.
"Oh gak apa-apa." Rafael melirik Ghisell yang sedang sibuk membaca buku daftar menu .
"Ya ampun sayang, kamu kayak yang lagi baca majalah aja. Ini ada Haikal, adik aku!" Rafael memperkenalkan Haikal pada calon istrinya itu.
Ghisell mengernyitkan keningnya dan menggigit bibi bawahnya. Jantungnya berpacu dengan begitu hebat. Rasanya sungguh mendebarkan, jika memilih dia lebih baik pingsan saja.
Ghisell dengan perlahan menurunkan buku daftar menu yang menutupi wajahnya. Haikal yang dari tadi memperhatikannya tercengang saat melihat wajah Ghisell dengan jelas.
Haikal membulatkan mata memandangi wanita yang sangat dia rindukan.
Wanita itu Ghisell?
Calon iparku?
Bagimana bisa?
Kenapa wanita itu harus dia?
...****************...
Visual...
Ghisell
Haikal
Rafael
...****************...
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalian....
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya...