Arsenio Elvarendra, mafia kejam yang dihianati orang kepercayaannya, terlahir kembali di sebuah singgasana yang sangat megah sebagai Kaisar Iblis. Di dunia barunya, ia bertemu seorang wanita cantik—Dia seorang dewi yang menyembunyikan identitasnya.
Bisakah Arsenio mengungkap jati diri sang Dewi? Akankah cinta mereka mengubah jalan takdir di antara kegelapan dan cahaya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BUBBLEBUNY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Murka Valerius Membara
Lord Kaelen dan Putri Aurelia kembali ke Kerajaan Valerius dengan hati hancur dan harga diri yang terluka. Mereka langsung menghadap Raja Theron di ruang takhta, di mana raja yang gagah dan berotot itu duduk dengan angkuh di singgasananya yang terbuat dari emas dan tulang naga.
"Ayahanda," kata Putri Aurelia, suaranya bergetar karena marah, "aku telah dipermalukan! Lucifer Morning star telah menolak tawaran aliansi kita dan menghinaku di depan seluruh orang di istananya!"
Lord Kaelen membungkuk dalam-dalam, menambahkan dengan nada yang penuh kebencian, "Dia lebih memilih seorang pelayan rendahan daripada putri bangsawan sepertimu, Yang Mulia. Dia bahkan berani mengancam kita jika kita mengganggu kerajaannya lagi!"
Raja Theron mendengarkan laporan mereka dengan wajah yang semakin memerah. Ketika mereka selesai, dia mengepalkan tinjunya dengan keras hingga buku-buku jarinya memutih.
"Lucifer Morning star," geramnya, suaranya menggelegar di seluruh ruangan. "Dia berani menolakku? Dia berani mempermalukan putriku? Dia akan membayar mahal untuk penghinaannya ini!"
"Apa yang akan Ayahanda lakukan?" tanya Putri Aurelia, matanya berkilat penuh dendam.
Raja Theron berdiri dari singgasananya, tubuhnya yang besar dan berotot tampak mengintimidasi. "Kita akan menunjukkan kepada Lucifer Morning star kekuatan Kerajaan Valerius yang sebenarnya. Kita akan menyerang kerajaannya, merebut wilayahnya, dan memaksa dia untuk berlutut di hadapanku!"
"Tapi Yang Mulia," kata Lord Kaelen, ragu-ragu, "Kerajaan Iblis memiliki pasukan yang kuat dan pertahanan yang kokoh. Kita mungkin akan menderita kerugian besar jika kita menyerang mereka secara langsung."
"Aku tidak peduli!" bentak Raja Theron. "Kehormatan keluarga kerajaan Valerius telah dilanggar, dan aku tidak akan membiarkan penghinaan ini berlalu begitu saja. Kita akan memanggil semua pasukan kita, mengumpulkan sekutu kita, dan melancarkan serangan habis-habisan terhadap Kerajaan Iblis!"
Dia berjalan ke jendela dan menatap ke kejauhan, matanya penuh dengan tekad yang membara. "Lucifer Morning star akan menyesali hari ketika dia menolak tawaranku. Dia akan menyesali hari ketika dia menghina putriku. Dan dia akan menyesali hari ketika dia membuatku marah!"
Raja Theron segera memerintahkan persiapan perang. Para pandai besi bekerja siang dan malam untuk menempa senjata dan zirah. Para penyihir kerajaan merapal mantra untuk memperkuat pasukan dan menghancurkan musuh. Para utusan dikirim ke kerajaan-kerajaan tetangga, mencari sekutu untuk bergabung dalam perang melawan Kerajaan Iblis.
Dalam beberapa minggu, Kerajaan Valerius telah mengumpulkan pasukan yang sangat besar, siap untuk melancarkan serangan ke Kerajaan Iblis. Raja Theron berdiri di depan pasukannya, mengenakan zirah emasnya yang berkilauan dan memegang pedang berhiaskan permata.
"Pasukan Valerius!" serunya, suaranya menggema di seluruh lapangan. "Hari ini, kita akan membalas dendam atas penghinaan yang telah dilakukan Lucifer Morning star terhadap putriku dan kerajaanku. Kita akan menyerang Kerajaan Iblis, merebut wilayahnya, dan memaksa dia untuk berlutut di hadapanku! Maju, pasukan Valerius! Untuk kejayaan dan kehormatan!"
Pasukan Valerius bersorak dengan penuh semangat dan mulai berbaris menuju perbatasan Kerajaan Iblis, siap untuk melancarkan perang yang akan mengguncang seluruh dunia.
Sebuah utusan dari pos perbatasan tiba di istana Kerajaan Iblis dengan nafas tersengal-sengal, membawa berita mengejutkan. Dia memasuki ruang strategi di mana Lucifer, Lilith, dan Ezra sedang membahas rencana perjalanan ke Shadowfen.
"Salam kepada sang Bintang fajar Yang Mulia Lucifer Morning Star dan juga Ratu Lilith sang Ibu para iblis" teriakan utusan itu, membungkuk dengan tergesa-gesa. "Pasukan besar Kerajaan Valerius sedang bergerak menuju perbatasan kita! Mereka telah memasuki wilayah perbatasan barat dan mulai menyerang pos-pos kita!"
Lucifer mengerutkan kening, wajahnya kembali menjadi datar seperti sebelumnya. "Berapa banyak pasukan yang mereka kirim?"
"Lebih dari lima puluh ribu prajurit, Yang Mulia," jawab utusan dengan gemetar. "Mereka juga membawa beberapa pasukan penyihir dan mesin perang besar. Mereka tampaknya bersedia untuk perang total."
Ezra segera mengulurkan peta perbatasan barat di atas meja. "Jika mereka terus maju dengan kecepatan ini, mereka akan mencapai kota pertahanan utama Black spire dalam tiga hari saja. Kota itu tidak memiliki cukup pasukan untuk bertahan melawan serangan sebesar itu."
Lilith berdiri dengan wajah penuh tekad. "Kita tidak bisa membiarkan mereka menyerang kita begitu saja. Kita harus mengumpulkan pasukan kita dan menghadang mereka sebelum mereka mencapai Black spire."
"Aku setuju," kata Lucifer, menatap peta dengan pandangan tajam. "Tetapi kita tidak bisa hanya bergantung pada kekuatan militer saja. Perang dengan Valerius akan merusak kedua kerajaan dan memberikan kesempatan bagi 'Pecah Belah' untuk menyebarkan kekacauan lebih lanjut."
Dia berjalan ke jendela, menatap langit yang mulai berawan. "Ezra, kirim utusan segera ke Valerius. Katakan pada Raja Theron bahwa aku bersedia bertemu dengannya di zona netral di dekat sungai Meridian. Aku ingin mencoba menyelesaikan ini dengan damai sebelum darah banyak yang tumpah."
"Apakah itu bijaksana, Yang Mulia?" tanya Ezra. "Raja Theron sedang dalam kemarahan. Dia mungkin menggunakan kesempatan itu untuk menyerang Anda."
"Risiko harus kita ambil," jawab Lucifer. "Jika perang tidak bisa dihindari, maka setidaknya kita telah melakukan yang terbaik untuk mencegahnya."
Lilith mendekati Lucifer dan menggenggam tangannya. "Aku akan pergi bersamamu."
"Tidak," kata Lucifer dengan lembut. "Kau harus tinggal di sini dan mengatur persiapan pertahanan. Jika pembicaraan gagal, kerajaan membutuhkan pemimpin yang kuat untuk memimpin pasukan kita."
Lilith mengangguk dengan berat hati. "Baiklah, tapi kau harus berhati-hatilah. Raja Theron bukan orang yang bisa dipercaya."
Beberapa hari kemudian, Lucifer tiba di zona netral bersama sekelompok pengawal terpilih. Di seberang sungai Meridian, Raja Theron berdiri dengan pasukan yang banyak, dengan Putri Aurelia dan Lord Kaelen di sisinya.
"Lucifer Morning star!" teriak Raja Theron dengan suara yang menggema. "Aku tidak menyangka kamu akan berani muncul setelah penghinaan yang kamu lakukan!"
"Raja Theron," balas Lucifer dengan suara yang tenang namun jelas terdengar. "Aku datang di sini untuk berbicara, bukan untuk bertempur. Kita bisa menghindari perang yang tidak perlu jika kita bersedia mendengarkan satu sama lain."
"Berbicara?" tanya Raja Theron dengan nada menyindir. "Apa yang perlu kita bicarakan? Kamu telah menghinaku dan putriku. Hanya satu hal yang bisa membayar penghinaan itu — kamu harus berlutut di hadapanku dan menerima Putri Aurelia sebagai ratumu, sementara pelayanmu itu diasingkan dari kerajaan!"
Lucifer menggelengkan kepalanya dengan perlahan. "Saya tidak akan pernah melakukan itu. Lilith adalah ratuku yang sah, dan rakyat saya telah memilihnya. Saya tidak akan mengorbankan kebahagiaan mereka dan kehormatan istri saya hanya untuk memenuhi amarahmu."
Putri Aurelia melangkah maju, wajahnya penuh kemarahan. "Kau akan menyesal, Lucifer! Ayahanda akan menghancurkan kerajaanmu dan mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku!"
Sebelum Lucifer bisa menjawab, seorang pengawal dari sisi Valerius tiba-tiba berteriak. "Yang Mulia! Ada gerakan di balik kita! Itu adalah kelompok 'Pecah Belah'!"
Kedua pasukan berbalik dengan terkejut, melihat ribuan anggota 'Pecah Belah' yang muncul dari balik pepohonan dan bukit, membawa senjata dan menyemburkan mantra berbahaya.
"Mereka telah mengikuti kita!" gumam Lord Kaelen dengan ketakutan. "Mereka ingin memanfaatkan kesempatan ketika kita saling berperang!"
Raja Theron mengepalkan tinjunya, menyadari bahwa dia telah jatuh ke dalam perangkap. Sementara itu, Lucifer telah mengeluarkan pedangnya, matanya penuh ketegasan.
"Ini adalah musuh yang sebenarnya, Raja Theron!" seru Lucifer. "Mereka tidak peduli dengan kehormatan atau kerajaan kita. Mereka hanya ingin kekacauan dan kehancuran!"
Tanpa berkata lagi, Lucifer memimpin pengawalnya untuk menyerang kelompok 'Pecah Belah'. Raja Theron melihatnya sebentar, lalu mengangkat pedangnya dengan keras.
"Pasukan Valerius!" serunya. "Mari kita tunjukkan pada kelompok bajingan ini bahwa kita adalah satu ketika menghadapi musuh bersama! Maju!"
Pasukan kedua kerajaan bersatu, berjuang bersama melawan serangan 'Pecah Belah'. Lilith, yang telah menduga bahwa ada sesuatu yang salah dan mengirim pasukan untuk mengikuti Lucifer, tiba tepat waktu dengan bala bantuan. Bersama-sama, mereka berhasil mengusir anggota 'Pecah Belah', yang melarikan diri ke dalam hutan dengan cepat.
Setelah pertempuran usai, Raja Theron mendekati Lucifer dengan wajah yang penuh rasa malu dan penghormatan. "Aku minta maaf, Lucifer. Aku telah terbawa oleh amarahku dan tidak melihat bahaya yang sebenarnya mengancam kita semua."
"Kita semua bisa membuat kesalahan, Raja Theron," jawab Lucifer dengan lembut. "Yang terpenting adalah kita belajar darinya."
Putri Aurelia juga mendekati mereka, wajahnya tidak lagi penuh kemarahan tetapi lebih banyak rasa hormat. "Ratu Lilith," ucapnya dengan sopan. "Aku melihat bagaimana kamu memimpin pasukanmu dengan keberanian dan kebijaksanaan. Aku salah menilai kamu. Kamu benar-benar layak menjadi ratu."
Lilith tersenyum lembut. "Terima kasih, Putri Aurelia. Semoga kita bisa menjadi teman di masa depan."
Raja Theron mengangguk. "Kita telah menyaksikan bahwa persatuan jauh lebih kuat daripada perbedaan kita. Aku ingin mengajukan tawaran aliansi yang baru — tanpa syarat apapun. Bersama, kita bisa melindungi kerajaan kita dari ancaman 'Pecah Belah' dan membangun masa depan yang lebih baik bagi semua orang."
Lucifer memberikan tangan pada Raja Theron. "Saya menerima tawaranmu dengan senang hati, Raja Theron. Bersama, kita akan menjadi kekuatan yang tidak bisa dihentikan."