Reni adalah pemuda pekerja keras yang merantau ke kota, dia mengalami insiden pencopetan, saat dia mengejar pencopetan, dia tertabrak truk. Saat dia membuka mata ia melihat dua orang asing dan dia menyadari, dia Terlahir Kembali Menjadi Seorang Perempuan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lidelse, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seraphine
Lyra berjalan menyusuri koridor, langkahnya mantap. Dia segera menemukan ruang kelasnya—sebuah auditorium kolosal yang dirancang untuk pelajaran umum.
Bagian dalamnya berbentuk setengah lingkaran, dengan tempat duduk berjejer ke atas seperti teater, memastikan setiap murid memiliki pandangan yang jelas ke podium.
Lyra, dengan label 'Mage' di berkasnya, berjalan melewati murid-murid baru yang sebagian besar adalah Adept dan Magician. Mereka semua tampak bersemangat, membawa buku catatan kulit dan Mana yang bergetar karena gugup. Banyak dari mereka melihat Lyra, terkejut karena seorang putri dari faksi setinggi Elemendorf berada di kelas umum mereka.
Lyra mengabaikan tatapan mereka.
Dia tidak ingin berada di tengah. Lyra memutuskan untuk duduk di barisan paling atas, di sudut yang memberikan pandangan menyeluruh ke seluruh kelas dan pintu masuk. Itu adalah posisi taktis, di mana dia bisa mengamati tanpa terlihat terlalu mencolok.
Lyra duduk, dan mulai mengamati murid-murid lain yang terus berdatangan, menganalisis profil Mana mereka. Ia harus tahu siapa yang akan ia gunakan sebagai sekutu dan siapa yang akan ia hindari.
Saat Lyra melihat murid-murid lain masuk, matanya terpaku pada pintu.
Aen Pendragon melangkah masuk.
Pemuda Pendragon itu, calon Sword Vanguard yang Lyra amati di arena, mencari tempat duduk dengan pandangan mata yang tenang dan terukur, mencerminkan disiplin militer yang Lyra duga. Lyra terkejut. Lyra berasumsi seorang Archmage yang sudah jelas potensinya akan ditempatkan di kelas yang berbeda. Namun, Aen Pendragon juga ada di sini.
Lyra menatapnya dengan waspada. Apakah ini murni kebetulan, atau apakah Aen, seperti dirinya, juga menyembunyikan level Archmage-nya untuk tujuan militer?
Aen berjalan menaiki barisan tempat duduk. Karena sebagian besar tempat sudah penuh, terutama barisan bawah, pandangan Aen akhirnya jatuh pada barisan Lyra.
Dengan langkah yang tenang, Aen Pendragon akhirnya duduk di samping Lyra, menyisakan sedikit jarak yang sopan di antara mereka.
Lyra mempertahankan ekspresi netral, tetapi Mana-nya seketika menjadi tegang. Ini adalah peluang strategis yang sempurna—dan bahaya yang tak terduga.
Aen menoleh ke Lyra. Matanya yang tajam, seperti baja, menatap Lyra.
"Lyra Elara Von Astrea,"
sapa Aen, suaranya dalam dan formal.
"Aku Aen Pendragon. Pertarunganmu di arena sangat mengesankan. Kecepatan itu... Aku tidak menyangka seorang Mage bisa mnyaingi mobilitas seperti pendekar yang ahli."
Lyra harus bersikap hati-hati. Dia tersenyum, senyum profesional yang ia pelajari dari Marlina.
"Terima kasih, Tuan Pendragon. Itu hanyalah teknik dasar yang kupelajari dari ayahku. Aku terkesan kau memilih kelas ini. Aku berasumsi seorang Pendragon akan berada di kelas Archmage."
Aen mengalihkan pandangannya ke podium.
"Aku lebih suka mengamati dasar-dasarnya terlebih dahulu. Disiplin dimulai dari dasar. Dan kau? Kudengar kau ditantang untuk lulus dalam satu tahun. Itu ambisi yang berani."
Lyra tahu pertanyaannya adalah ujian.
"Aku hanya mencoba membuktikan bahwa aku tidak akan membuang-buang waktu di Ibu Kota. Sama sepertimu, Tuan Pendragon."
pintu yang berada di atas auditorium terbuka dengan suara berderit yang menarik perhatian. Semua mata, termasuk mata Lyra dan Aen, tertuju ke pintu itu.
Keheningan seketika menyelimuti aula.
Saat pintu terbuka, muncul sosok yang langsung memancarkan aura kegilaan dan Mana yang liar. Itu adalah Seraphine.
Wanita itu memiliki rambut merah menyala dan mata biru yang memancarkan kegembiraan mengerikan.
Lyra segera mengenalinya dari informasi yang ia baca. Seraphine adalah wanita gila yang mengajar di kelas Lyra, kekuatannya adalah Crimson Night, dan dia menciptakan kristal merah untuk proyektil.
Seraphine berjalan menuruni barisan auditorium, bukannya berjalan ke podium, dia justru berjalan melewati kursi murid-murid. Auranya yang tidak terkendali membuat Mana di udara bergetar.
Seraphine melihat seorang murid baru, seorang Magician muda yang duduk di barisan tengah, yang seketika ketakutan dan pucat pasi melihatnya.
Dengan senyumannya yang mengerikan, Seraphine tiba-tiba menerjang ke arah murid itu, wajahnya berjarak hanya beberapa inci dari wajah murid yang ketakutan.
"Apa yang kau takutkan, Sayang...?"
tanya Seraphine dengan nada yang dibuat-buat lembut, tetapi matanya liar.
"Aku tidak akan membunuhmu."
Murid itu hampir menangis. Aen Pendragon di sebelah Lyra tampak tegang, sementara Lyra hanya mengamati—dia tahu ini adalah bagian dari gaya mengajar Seraphine.
Seraphine tertawa kecil, lalu berbalik dari murid yang malang itu dan berjalan ke podium, seolah tidak terjadi apa-apa.
Dia berdiri di tengah panggung, menyambut pandangan ratusan pasang mata yang kini dipenuhi rasa takut.
Lalu dia berbalik menghadap murid-murid. Mana-nya meledak.
Seketika, di sekelilingnya muncul kristal tajam berwarna merah yang memancar dari udara, mengelilingi Seraphine dalam formasi mengancam yang tajam dan mematikan. Cahaya merah dari kristal itu menyinari wajah Seraphine, membuatnya tampak seperti ratu iblis.
Seraphine berteriak, suaranya melengking dan gila.
"KECUALI KAU MENGECEWAKAN!"
Kristal merah itu berputar dengan kecepatan tinggi, menciptakan bunyi mendesis yang menakutkan.
Murid baru yang tadi diterjang ketakutan, hampir menangis. Murid-murid lain mencengkeram kursi mereka, berharap ini hanyalah demonstrasi.
Sama cepatnya dengan saat mereka muncul, kristal itu hilang, menyisakan Seraphine yang tersenyum lebar dan ceria, seolah dia baru saja menceritakan lelucon lucu.
"Selamat datang di Akademi Elorick untuk murid baru!"
katanya, nadanya berubah 180 derajat, kini terdengar ceria.
"Namaku adalah Seraphine. Aku akan menjadi instruktur di kelas ini. Ya, aku tidak peduli kalian dari bangsawan, atau anak raja, atau apakah kalian seorang Magician atau Archmage yang bersembunyi. Di sini semuanya setara. Hanya ada satu aturan yang akan kalian pelajari dari instruksi Mana-ku:"
Seraphine mencondongkan tubuh ke depan, matanya yang biru menyala.
"Jika kau gagal, kau MATI!"
Seraphine berbalik dari papan tulis, di mana ia baru saja menuliskan "Crimson Night: Pengantar Proyeksi Mana Tingkat Lanjut" dengan tulisan tangan yang kacau namun elegan.
Dia menepuk tangannya dengan sekali sentakan, menarik perhatian para murid yang masih gemetar.
"Baiklah, dasar-dasarnya sudah jelas. Sekarang, mari kita bahas tentang bagaimana kalian bertahan hidup, alias mendapatkan poin,"
kata Seraphine, dengan nada ceria yang sangat mengganggu.
Seraphine melompat turun dari podium dan mulai berjalan di lorong tengah auditorium, berjalan di antara deretan kursi.
"Akademi Elorick adalah sistem meritokrasi yang kejam. Dan cara kami mengukur nilai diri kalian di sini sangat sederhana: Poin Akademi."
Seraphine berhenti sejenak, melirik ke seorang murid yang mencatat dengan panik.
"Kalian mengumpulkan Poin Akademi melalui berbagai cara"
Nilai Ujian Akademik. Tentu saja. Ujian teori dan praktik Mana. Nilai sempurna memberikan poin besar. Nilai gagal? Itu mengurangi poin kalian, dan jika mencapai nol... selamat malam."
Seraphine menyentuh bahu murid itu dan tersenyum mengerikan.
Arena Duel. Ini adalah sumber poin yang paling cepat dan paling berbahaya. Menantang dan mengalahkan murid dari tingkat sihir yang lebih tinggi? Poin ganda! Mengalahkan seseorang di levelmu? Poin standar. Kalah? Poinmu akan dijarah oleh pemenang."
Dia melanjutkan berjalan, menunjuk ke Lyra dan Aen.
Misi Komunal. Misi yang ditugaskan oleh Dewan, atau Dewan Archmage, atau bahkan petinggi dari Heaven Grail. Misi ini sering kali melibatkan sihir tingkat tinggi, penyelidikan politik, atau pengamanan artefak. Misi yang berhasil memberikan Poin Akademi dan... bonus tak terduga."
Seraphine naik ke barisan tempat Lyra dan Aen duduk.
"Poin-poin ini adalah segalanya. Mereka menentukan Kelas Mana kalian. Kelas kalian, dari E hingga A, bergantung pada akumulasi poin ini. Kelas A mendapatkan akses ke perpustakaan Rune kuno dan guru-guru terbaik. Kelas E mendapatkan pelajaran dasar dan... kesempatan untuk dikeluarkan kapan saja."
Seraphine membungkuk sedikit, berbicara langsung kepada seluruh kelas dengan suara yang lebih rendah dan mengancam.
"Dan sekarang, bagian yang paling penting. Kami tidak peduli pada gelar bangsawan kalian. Jika kalian gagal mempertahankan ambang batas poin tertentu di akhir setiap semester, nama kalian akan dicoret dari daftar. Dan di Sincorta, dikeluarkan dari Elorick sama saja dengan kehilangan dukungan faksi kalian, kehilangan hak waris, dan kehilangan perlindungan."
Dia berkedip, senyumnya kembali.
"Jadi, bekerja keraslah, anak-anak. Kumpulkan poin. Hindari kegagalan. Karena di sini, Poin Akademi adalah nyawa kalian. Mari kita mulai dengan pengantar Proyeksi Mana. Jangan sampai ada yang tertidur, atau kalian akan ditusuk oleh kristal merahku yang cantik."