Ketika hidupnya diinjak-injak dan harga dirinya dihancurkan, Raka Wiratama menemukan sebuah kekuatan misterius—Sistem Upgrade Emosi.
Semakin besar amarahnya, semakin kuat pula dia menjadi.
Dari seorang pemuda biasa yang diremehkan semua orang, Raka Wiratama perlahan bangkit. Setiap penghinaan, setiap luka, dan setiap pengkhianatan… hanya membuatnya lebih kuat!
Dengan amarah sebagai bahan bakar, Raka Wiratama bertekad untuk membalikkan takdir.
Musuh yang dulu meremehkannya, kini gemetar ketakutan.
Dunia yang menertawakannya, kini dipaksa berlutut di bawah kekuatannya!
💥 Inilah kisah seorang pemuda yang menjadikan amarah sebagai senjata untuk menaklukkan dunia!
[Karya ini hanyalah ide yang muncul tiba-tiba. Jadi kalau tiba-tiba gak update, maaf banget ya]
[Jadwal Update: Setiap hari jam 0.00 WIB]
#Kalau telat berarti belum selesai dan sedang ada kendala.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nocturne_Ink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 - Pengobatan
Raka Wiratama tersenyum sinis: “Bahkan dewa pun nggak bisa diselamatin ya?”
“Kalau nggak jago soal obat-obatan, jangan sok pinter deh.”
“Sok pinter, ya? Hmph! Bocah berbulu umur dua puluh aja berani ngomong gitu di depan saya? Kayaknya kamu juga nggak punya surat dokter, kan?”
Raka Wiratama ngangkat dagu dikit, tatapannya sombong, terus bilang datar: “Saya tinggalin kata-kata saya di sini. Kalau ada apa-apa sama Pak Hendrawan, saya juga akan bunuh diri!”
“Heh! Kamu kira kamu itu penting? Hidup kamu ada nilainya gitu? Hidup kamu sama seberharganya seperti Pak Hendrawan?”
Denger kata-kata Raka Wiratama, ekspresi Kakek Hendrawan juga agak jelek. Lagian, Dokter Adrian udah nemenin dia selama empat tahun.
“Ini… nama kamu Raka Wiratama, kan?”
“Sepertinya kamu masih muda, masa sudah seekat ini?”
Raka Wiratama cuma melempar tatapan tipis, udah tau waktunya pura-pura terpaksa.
“Kakek, saya nggak ngawur, saya bukan cuma bisa bikin kakek minum, tapi saya juga bisa sembuhin penyakit kakek!”
“Omong kosong!” Dokter Adrian geleng-geleng kepala sambil cemberut.
Arini Prameswati juga sedikit mengernyit. Raka Wiratama kan masih SMA, kapan dia ngerti soal medis?
Dia nggak bisa nggak khawatir dikit, tapi Kakek Hendrawan kan doyan minum, takutnya Kakek Hendrawan malah setuju sama kata-kata Raka Wiratama di hatinya.
Raka Wiratama senyum tipis, bilang santai: “Kakek, kamu udah sakit hati selama 20 tahun, tapi mulai parah tujuh tahun lalu.”
“Terus nggak terkontrol. Dokter barat bilang sih ini sirosis hati. Penyebab utamanya karena kakek kecanduan alkohol, jadi sejak itu jangan minum lagi.”
“Tapi kalau tebakan saya bener, setahun lalu kakek masih minum dikit dan hampir nggak apa-apa.”
“Dan cara pengobatan Dr. Adrian pasti cuma suplemen makanan sebagian, lebih ke kontrol kondisi doang, kan?”
Denger kata-kata Raka Wiratama, Kakek Hendrawan nggak bisa nggak melirik. Dia belum dicek nadi, catatan medis juga nggak liat.
Tapi Raka Wiratama ngerti banget kondisi dia, jelas Raka Wiratama emang ada dua “urusan”.
“Yang kamu bilang benar, tapi… saya nggak tau cara bikin Pak Hendrawan mau minum, ya sudah.” Dokter Adrian nyengir sambil geleng kepala.
Raka Wiratama senyum: “Sebenarnya, anggur bisa memberikan nutrisi organ dalam dan menghilangkan kelembapan sama racun tubuh.”
“Tapi Kakek kebanyakan minum, suka minum-minuman keras, jadi hatinya udah rusak parah.”
“Apa? Bisa menghangatkan organ dalam… omong kosong!”
Raka Wiratama lempar pandangan tipis, bilang: “Kalau Kakek percaya sama saya, Kakek bakalan tau setelah mencoba, tidak usah menunggu, bisa minum malem ini juga.”
Saat itu, hati Kakek Hendrawan rasanya ada 10 ribu semut merayap. Minum itu adalah kesenangan terbesar dia.
Kalo nggak boleh minum, salah satu kesenangan hidupnya akan ilang.
Yang lebih bikin sebel, beberapa teman tuanya sering ngejek dia soal ini.
Lebih parah lagi, dulu dia pernah bawa dua botol anggur bagus buat ngerayu dia.
Hari ini, begitu denger ada cara biar dia mau minum, hatinya langsung kayak kebakar api terus.
Kakek Hendrawan langsung angkat tangan, bilang berani: “Yah, saya sudah tua, anak-anak saya nggak ngerti apa yang saya pikirin, jadi saya menginginkan mabuk lagi di sisa hidup saya!”
“Pak Hendrawan… Saya tidak setuju, bocah ini…” Dokter Adrian buru-buru ngeyakinin waktu Kakek Hendrawan ngomong gitu.
“Gak boleh apanya!” Kakek Hendrawan liat dia dengan sebel.
“Oke, sekarang suruh orang kamu ambil 30 gram kulit kura-kura, saya bisa bikinin minuman enak langsung.”
“Kura-kura? Gampang lah!” Keluarganya punya beberapa hotel, dapetin kura-kura itu mudah.
Dokter Adrian cuma bisa bengong. Kalau Raka Wiratama hanya iseng, dia yang bakal tanggung jawab kalo Pak Hendrawan kenapa-kenapa.
Tapi resep dari Raka Wiratama beneran efektif, bikin wajah dia langsung kesel lagi.
Raka Wiratama tatap dia, senyum tipis: “Dokter Adrian, tenang aja, kalau ada apa-apa sama Kakek, saya yang tanggung sendiri.”
“Arin, jadi saksi ya!” Raka Wiratama senyum tipis ke Arini Prameswati.
Arini Prameswati liat dia marah, tanya: “Kamu nggak bercanda kan? Beneran ada caranya?”
Raka Wiratama pegang punggung, angkat kepala dikit, kaya pertapa, senyum: “Tentu aja!”
Beberapa menit kemudian, kura-kura hidup dibawa, masih mengeluarkan kepala sama cakar-cakarnya.
“Kakek, urusan saya sendiri yang tanggung, maafin saya kalau nanti ada sedikit kejutan, hehe.” Terus Raka Wiratama bawa dua botol Anggur Jamu Khas sama kura-kura ke dapur.
Bubuk kulit kura-kura emang punya efek khusus buat sirosis hati, obat tradisional.
Biasanya nggak ada guna buat sirosis hati Kakek Hendrawan… Tapi Raka Wiratama ini sistematis.
Dia ambil pisau dapur, giling bubuk kura-kura, tuang ke botol anggur.
“Buka sistem!" pikir Raka Wiratama.
...****************...
[Ding! Sistem Upgrade Emosi terkuat]
[Level Host: 0]
[Kondisi Fisik: Kuat]
[Mental: Lemah… Pikiran kotor]
[Nilai Emosi: 20/10000]
[Kekuatan: 1,8]
[Kecepatan: 1,5]
[Otak terpakai: 0,04]
[Skill: Lidah Licin (Lv. 1)]
[Poin: 1530/10000]
...****************...
Untung tadi dapat 20 poin emosi dari Dr. Adrian dan Arini Prameswati, kalau nggak bakal ribet banget.
“Upgrade Anggur Jamu Khas!”
[Ding! Upgrade membutuhkan 10 poin emosi untuk mendapatkan Anggur Jamu Khas level satu. Apakah Host yakin untuk upgrade?]
“Yakin!”
Dengan dua “ding-ding”, Raka Wiratama upgrade dua botol Anggur Jamu Khas.
[Ding! Anggur Jamu Khas berhasil di upgrade, Host mendapatkan Anggur Jamu Khas level 1, berfungsi untuk nutrisi ginjal dan bikin fisik sedikit meningkat]]
Raka Wiratama senyum, ini yang dia butuhin banget.
Waktu makan malam di rumah Mbak Rina, Raka Wiratama juga upgrade minuman es jeruknya, efeknya udah familiar.
Abis di-upgrade, badan peminum langsung hangat dan nyaman, nggak ada efek samping sama sekali.
Aroma anggur langsung nyebar ke halaman.
Mata Kakek Hendrawan langsung melotot pas nyium aroma anggur.
Dokter Adrian yang nggak minum banyak, ikut senang ngerasa rileks.
“Kakek, saya sudah menyiapkannya! Silahkan bisa minum tanpa khawatir!”
“Beneran?” Kakek Hendrawan nggak sabar ambil botol, cium aromanya.
“Tsk… kamu bikin anggur ini gimana ya? Aromanya harum banget?”
Raka Wiratama senyum: “Resep rahasia khusus!”
Di samping, Dokter Adrian tegang parah, tapi liat situasinya udah nggak mungkin buat ngehentikan Raka Wiratama, soalnya kalau dicoba, Pak Hendrawan pasti marah
Dia udah siapin semua alat medis, kalau sewaktu-waktu Pak Hendrawan kenapa-napa, langsung bisa diselamatin.
Begitu ngomong, Kakek Hendrawan tuang sedikit, teguk pertama…
Arini Prameswati sama Dokter Adrian berkeringat tipis di dahi, tegang.
Tapi Raka Wiratama duduk santai penuh percaya diri…
Abis teguk pertama, Kakek Hendrawan mukanya puas banget, hampir nangis terharu: “Udah setahun lebih nggak ngerasain rasa ini.”
Terus dia habisin semua isi gelas sekaligus.
Setengah menit kemudian, Kakek Hendrawan bersiul.
“Gimana? Aman kan, Pak Hendrawan?” Dokter Adrian nelen ludah sambil nanya cemas.
Kakek Hendrawan mengernyit, tuang setengah gelas lagi, terus angkat kepala dan habisin semua.
[BERSAMBUNG]