Komedi, Fantasy, Slice of life, Survival
Julian hanyalah seorang Adventure lemah yang bekerja sebagai seorang pemandu dungeon. tapi suatu hari, Julian malah memandu party yang berisi orang-orang bego yang hanya bisa mesra-mesraan.
Julian berakhir di tinggalkan oleh party sampah itu dan harus menghadapi monster Rank B seorang dari. Julian menggunakan semua cara untuk kabur dan malah berakhir masuk portal aneh yang membuatnya terjebak di dungeon.
Di sana Julian mendapatkan trait tersembunyi yaitu Petani dungeon dan mendapatkan makhluk yang memiliki potensi sampai Rank SSS.
Bisakah Julian keluar dari dungeon dengan selamat? baca kelanjutan hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
malah lari
Julian berjalan meninggalkan dapur. Ia ingin keluar untuk membeli semangkok bakso mang Sodikin yang berada tidak jauh dari rumahnya. Rumah mang Sodikin berada di depan rumah Julian.
Julian melewati emaknya yang masih saja nonton TV sambil mengelap air matanya dengan tisu. Julian hanya bisa menggelengkan kepala ketika melihat emaknya itu.
Julian pergi melewati emaknya. Namun Julian harus menghentikan langkahnya karena emaknya memanggil "Mau kenapa Julian? Katanya mau makan, udah belom makannya?"
Julian berbalik ke arah emaknya. Ia memberitahu bahwa ia mau membeli bakso di depan "Mau beli bakso mak—Emak mau Julian sekalian beliin gak? Julian males masak, telornya keras gak bisa di pecahin, mungkin emang telor naga mak!"
Emak Julian nitip bakso kepada Julian dan setelah itu ia melanjutkan menonton tv"Oh,gitu. Kalo gitu emak mau satu jul, di bungkus aja."
Julian melanjutkan langkah kakinya menuju pintu keluar. Julian membuka pintu lalu menutupnya. Tidak lupa ia juga memakai sendal jepit bermerk 'Swandal'.
Di samping jalan ada beberapa ibu-ibu yang sedang membicarakan kejadian Dungeon break di sulawesi yang menewaskan banyak orang.
"Jeng, udah liat berita di sulawesi belum? Ngeri banget loh! " Ucap bu siti.
Bu ajeng menghentikan aktifitas menyapu nya untuk merespon perkataan bu siti "Udah busit, di berita sih, tadi liat korban jiwanya nambah seribu orang!".
Julian diam di pinggir jalan untuk mendengar obrolan kedua ibu-ibu itu. Ia tidak menyangka bahwa angka korban jiwa semakin bertambah.
Julian mendapatkan informasi-informasi baru dari obrolan ibu-ibu tersebut. Seperti berita internasional maupun info lokal.berita internasionalnya di sulawesi sekarang sedang di adakan pemakaman masal untuk para korban.
Sedangkan berita lokalnya adalah anaknya pak luhut di di kampung sebelah hamil di luar nikah dan di tinggal kawin oleh yang menghamilinya.
"Bu siti tau gak, kalo anaknya pak luhut, si sinta bunting loh." Ucap bu ajeng.
"Hah, yang bener bu? Bukannya kemarin beritanya dia udah mau nikah ya?" Bu siti kaget karena ia kemarin dapet kartu undangan.
"Beneran bu! Katanya sih gak jadi nikah, soalnya penganten lakinya kabur gak mau tanggung jawab!" Ucap bu ajeng dengan muka serius.
"Terus, itu gimana bisa ketauan kalo si sinta lagi bunting?" Tanya bu siti.
"Si sintanya ngomong sama bapaknya sambil nangis-nangis gara-gara di tinggal lari sama lakinya." Cibir bu ajeng.
Julian yang awalnya mau beli bakso malah keasyikan mendengar gibahan dari ibu-ibu tersebut "Jadi lupa kan gua mau beli bakso. Gara-gara ibu-ibu tukang gibah sih, kenapa harus gibah di sono dah? Ke gak ada tempat lain aja."
Julian kemudian melanjutkan langkah kakinya yang sempat tertunda karena tertarik dengan obrolan ibu-ibu tadi. Tapi ia harus berhenti lagi karena ada orang yang memanggilnya.
"Kak Julian! Mau kemana?"
Julian berbalik ke arah sumber suara. Dia melihat seorang wanita yang memiliki wajah cukup cantik tapi penampilannya kurang bahan.
"𝘕𝘨𝘢𝘱𝘢𝘪𝘯 𝘯𝘪𝘩 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘯𝘺𝘢𝘱𝘢-𝘯𝘺𝘢𝘱𝘢 𝘨𝘶𝘢 𝘴𝘦𝘨𝘢𝘭𝘢? 𝘛𝘢𝘱𝘪, 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘢𝘬𝘦𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘪𝘩, 𝘥𝘪𝘢 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘢𝘣𝘪𝘴 𝘮𝘢𝘪𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘤𝘰𝘸𝘰𝘬." Batin julian.
Perempuan tersebut adalah 'amel' orang yang dulu pernah Julian taksir di SMA. Bahkan Julian dulu pernah di jadiin pelampiasan sama tuh cewek. Ingatan yang paling nyesek bagi Julian adalah ketika dia ngelihat si amel ciuman sama orang lain ketika dia baru saja nyatain perasaannya kepada tuh cewek.
"Mau ke depan mel. Ada apa?" Ucap Julian sambil tersenyum yang di paksakan.
"Ke depan mana? Ke depan kan banyak!" Ucap amel dengan nada suara di imut-imutkan.
"𝘈𝘯𝘫𝘪𝘳 𝘭𝘢𝘩, 𝘯𝘪 𝘤𝘦𝘸𝘦𝘬 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢. 𝘎𝘶𝘢 𝘵𝘢𝘶 𝘭𝘶 𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘶 𝘨𝘶𝘢 𝘮𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘭𝘪 𝘣𝘢𝘬𝘴𝘰! 𝘋𝘪𝘢 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘢𝘶 𝘯𝘨𝘪𝘬𝘶𝘵 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘱𝘶𝘳𝘢-𝘱𝘶𝘳𝘢 𝘨𝘢𝘬 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘶𝘪𝘵, 𝘥𝘢𝘯 𝘶𝘫𝘶𝘯𝘨-𝘶𝘫𝘶𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘨𝘶𝘢 𝘣𝘢𝘺𝘢𝘳𝘪𝘯 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢. 𝘚𝘪𝘢𝘭, 𝘨𝘶𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘶𝘴𝘢𝘩 𝘯𝘰𝘭𝘢𝘬 𝘭𝘢𝘨𝘪! 𝘖𝘩 𝘪𝘺𝘢. 𝘎𝘶𝘢 𝘢𝘭𝘢𝘴𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘶 𝘭𝘢𝘳𝘪 𝘢𝘫𝘢, 𝘪𝘥𝘦 𝘣𝘢𝘨𝘶𝘴 𝘫𝘶𝘭 𝘩𝘢𝘩𝘢𝘩𝘢."batin Julian berusaha menghindar dari cewek tersebut.
"Ini mel, Gua mau lari sore. Yaudah ya, gua lari dulu, babay." Ucap Julian. Ia berlari meninggalkan amel dengan wajah murung karena di tinggal oleh Julian.
"Cih, sok jual mahal tuh orang, awas aja lu jul, gua bakal buat lu naksir lagi sama gua dan gua peras semua duit lu!" Ucap amel. Ia menunjukkan sifat aslinya yang matre dan manipulatif.
Ibu-ibu yang melihat amel langsung mengalihkan pembicaraannya yang awalnya membicarakan anaknya pak luhut sekarang membicarakan amel.
"Eh, itu bukannya si amel ya? Habis dari mana dia." Ucap bu ajeng dengan wajah ngeselin seperti mengejek amel.
Bu siti membalas dengan suara di keraskan agar amel menjawabnya "Ya habis NGELACURLAH! Dia kan cewek murahan hahaha."
Kedua ibu-ibu itu tertawa mengejek amel. Amel yang mendengar itu marah dan mulia saling roasting dengan kedua ibu-ibu tersebut.
Biarkan saja mereka bertengkar dan kita akan beralih kepada Julian yang sedang berlari. Ia sudah melewati bakso Mang Sodikin dan berlari cukup jauh dari rumahnya.
"Haduuuh, capek bener dah. Jarang lari sih gua, ini juga gara-gara tuh cewek! Ngapain coba tiba-tiba muncul, biasanya juga dia balik malem, kenapa tumben-tumbenan balik jam segini." Ucap Julian sambil memegang lutut.
Ia merasa capek karena sudah berlari cukup jauh dari rumahnya. Tiba-tiba sistem muncul di depannya.
Ding!
>Stamina host telah bertambah satu
Stamina Julian meningkat karena ia berlari sampai kelelahan. Ia sudah lama tidak melakukan olahraga seperti lari. Itulah kenapa stamina Julian masih stack di angka dua puluh.
Semua stat bisa di tingkat dengan beberapa cara seperti artefak, item, potion, tapi yang paling bisa di lakukan oleh semua orang adalah dengan olahraga. Tapi sayangnya Julian itu orangnya malas.
"Haaah... Huuuhh... Gak papa lah, setidaknya ada untungnya juga gua capek lari." Ucap Julian.
Julian kemudian berbalik badan untuk kembali ke tujuan awalnya yaitu beli bakso.