NovelToon NovelToon
Luka Dibalik Senyum Azalea

Luka Dibalik Senyum Azalea

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Faroca

Azalea, Mohan, dan Jenara. Tiga sahabat yang sejak kecil selalu bersama, hingga semua orang yakin mereka tak akan pernah terpisahkan. Namun dibalik kebersamaan itu, tersimpan rahasia, pengkhianatan, dan cinta yang tak pernah terucapkan.

Bagi Azalea, Mohan adalah cinta pertamanya. Tapi kepercayaan itu hancur ketika lelaki itu pergi meninggalkan luka terdalam. Jenara pun ikut menjauh, padahal diam-diam dialah yang selalu menjaga Azalea dari kejauhan.

Bertahun-tahun kemudian, Jenara kembali. Dan bersama kepulangannya, terbongkarlah kebenaran masa lalu tentang Mohan, tentang cinta yang tersimpan, dan tentang kesempatan baru bagi hati Azalea.
Kini, ia harus memilih. Tetap terikat pada luka lama, atau membuka hati pada cinta yang tulus, meski datang dari seseorang yang tak pernah ia duga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Faroca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Isi Kepala yang Berisik

Suara gemericik air mulai terdengar samar. Angin berhembus lebih lembut, membawa aroma segar dari pepohonan di sekitar gedung psikologi. Disana, terlihat danau buatan dengan permukaan air yang berkilau di terpa cahaya di sore hari.

Langkah Jenara terhenti dibawah pohon rindang di sisi danau tersebut. Jenara masih enggan melepaskan genggaman tangannya pada Azalea. Cowok itu hanya berdiri dihadapan gadis kecilnya, dengan tatapan kawatir.

"Azalea!!!" serunya memastikan keadaan gadis itu .

Azalea tersenyum, "Aman kok Je, gue nggak apa-apa." ucapnya.

"Lo yakin?" tanya Jenara mencari kebenaran Dimata gadis itu.

"Sebenernya jantung gue nggak aman," Azalea berkata sambil memegang dadanya.

"Kenapa? dada lo sakit?" panik cowok tampan itu.

"Gimana mau aman, tangan gue digandeng terus sama lo..." Goda Azalea, membuat Jenara melepaskan genggaman tangan mereka.

"Ya kok dilepas sih Je, padahal kalo di drakor— si cowo bisa gandeng ceweknya sampe tiga episode loh," protes Azalea, namun Jenara memasang wajah dingin seperti biasanya.

"Nih cowok ekspresinya cepet banget berubah, tadi kawatir sama gue eh sekarang udah mulai pasang muka dingin lagi. Gue nggak boong, sejak dia gandeng tangan gue tadi... Jantung gue udah nggak aman sampe sekarang," batin Azalea berisik.

"Kenapa lo liatin gue kaya gitu?" tanya Jenara, yang merasa tatapan Azalea seperti ingin mencari sesuatu.

"Nggak ada kok," jawabnya cepat.

"Lo beneran ok?" Jenara masih penasaran dengan keadaan hati sahabatnya itu.

"Beneran Je, gue nggak apa-apa kok. Udah capek tau kalo harus nangis terus,"

Jenara mencubit pipi Azalea pelan, "Bagus dong kalo gitu. Itu baru namanya Azalea," ucapnya bangga. Azalea mengangguk dan tersenyum manis ke arah cowok dingin di depannya.

"Azalea!!!" panggil Regi sambil berlari kecil mendekati Azalea dan Jenara. Disampingnya Fani memasang wajah cemberut.

"Lo nggak apa-apa kan? Kesel banget gue sama Amara, nyari gara-gara mulu. Padahal lo udah ngejauhin Mohan," cerocos Regi di sela-sela nafasnya yang ngos-ngosan.

"Kalo lo mau nangis, nangis aja Za. Gue bakalan temenin lo kok," sambungnya lagi sambil melirik ke arah Jenara,

Azalea tersenyum kecil, "Gue udah capek nangis mulu Gi, gue nggak mau terus-terusan nangisin sesuatu yang nggak jelas. Gue nggak mau muka gue jadi keriput kaya nenek-nenek umur seratus tahun," ujar gadis itu santai.

Regi terkekeh mendengar celetukan ansurd Azalea "Keren lo Za, ini baru temen gue." ucapnya sambil mengacungkan jempolnya ke arah Azalea.

"bye the way... what's going on with our friend here?" tanya Azalea melihat Fani cemberut sejak sampai disini.

"I don't know... Maybe, she's on a talking fast." jawab Regi asal.

"Hahaha—kenapa harus puasa ngomong Fan? cerewet lo tuh energi buat kita loh, bener nggak Gi?" ucap Azalea yang langsung disetujui oleh Regi.

"Nggak usah ketawa deh, gue kesal sama Jenara..." ucap Fani tiba-tiba,

"Kenapa gue?" ucap Jenara dingin.

"Lo mikir nggak sih, jarak dari kantin utama ke danau buatan ini lumayan jauh. Ngapain Lo bawa Azalea kesini? Gue capek tau ngikutin kalian..." cerocosnya dengan raut wajah lucunya. Membuat Azalea dan Regi menahan tawa.

"Nggak ada yang nyuruh lo ngikutin kita. Gue bisa jaga dia, gue nggak butuh lo." Nada dingin Jenara membuat Fani jadi ciut, namun melihat kedua temannya masih mode tahan tawa dia pun menimpali kata-kata Jenara.

"Eh batu es, Azalea bukan punya lo ya. Jangan dipatenin dong," ucap Fani, namun gadis itu bersembunyi dibalik tubuh Regi yang tingginya melebihi Fani.

"Ngapain ngumpet Fan?" seru Regi bingung,

"Gue takut sama es batu itu..." ucapnya sambil mengerutkan bibirnya membuat kedua temannya tertawa ngakak. sedangkan Jenara menggaruk keningnya yang tidak gatal.

"Lo yang ngomel, lo sendiri yang takut. Gimana sih," ucap Regi.

"Sahabat lo nggak ada manis-manis nya Za, menakutkan..." celetuknya pelan

"Bawain dari lahir, jadi biarin aja. Mau gimanapun ekspresinya, dia tetep ganteng banget menurut gue..." bisik Azalea pelan.

"Ciee... ganteng banget nih?" Goda Regi

Tiba-tiba Pandu muncul dari belakang Regi dan Fani. " Siapa yang ganteng banget? Gue ya?" ucapnya dengan penuh percaya diri. Ternyata cowok itu mendengar bisikan Azalea.

"Emang harus ya, lo nyamperin kesini?" ucap Jenara tidak suka.

"Hehehe... Gue cuma mau tau keadaan cewek absurd gue ini," ujarnya sambil mengelus rambut Azalea.

Jenara menatap tajam ke Arah Pandu, "Jangan sentuh dia, Pandu..." ucapnya dingin.

"Lo kenapa sih Je... posesif banget," ucapnya santai.

"Jangan sampe, pukulan gue mendarat mulus dimuka playboy lo." Ancam Jenara,

"waw... Takut gue Je, Hahaha—" tawa Pandu pecah melihat kemarahan Jenara,

"Je.... Kayanya lo takut banget Azalea nyaman ke cowok lain. Kalo suka bilang aja, daripada gue yang ambil," Ledek pandu, Azalea dan kedua temannya hanya saling pandang melihat tingkah ajaib kedua cowok itu. Namun kata-kata Pandu barusan, membuat Azalea memberanikan diri menatap ke arah Jenara.

Dan pada saat itu juga, Jenara sedang menatap Azalea. Tatapan dalam Jenara, membuat dada gadis mungil tersebut berdebar tanpa sebab. Dia jadi salah tingkah, Azalea buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Jangan tatap gue kaya gitu Je, gue takut salah paham nanti," ucapnya gugup.

"Cieee Aza, salting" Ledek Fani gemes.

"Jadian aja kalian deh, gue dukung kok.." timpal Regi.

Pandu menyipitkan matanya, "Gue juga bisa natap lo kaya gitu Za, mau gue praktekin?" ujar Pandu dengan sengaja ingin membuat Jenara marah.

"Nggak perlu, cukup gue aja..." ucap cowok dingin itu ketus.

"Posesif, padahal cuma sahabat." balas Pandu sambil terkekeh.

Azalea hanya terdiam mendengar celetukan dari teman-temannya, saat ini dia sedang menormalkan degub jantungnya yang sedang tidak waras sejak adegan gandengan tadi.Padahal itu bukan pertama kalinya buat mereka, Jenara sudah sering melakukannya. Tapi kenapa akhir-akhir ini setiap sentuhan yang diberikan olehnya membuat jantungnya tidak aman. Azalea menggigit bibir bawahnya agar ritme jantungnya kembali normal.

"Berenti gigitin bibir bawah kamu, karena itu terlalu menarik buat diliat oleh laki-laki lain. Aku nggak suka," bisik Jenara di telingan Azalea.

"What? Itu beneran suara Jenara kan? Aku—kamu dia bilang. Astaga, kok dia jadi manis gini sih. berarti dari tadi dia merhatiin gue dong, apa dia tau ya kalo gue lagi salting? Atau dia malah tau, kalo gue udah mulai suka sama dia. Aaaahhhhhhh!!! malu gue...." batin Azalea.

"Azalea, lo ok???" tanya Regi yang sadar dengan ekspresi berubah-ubah dari Azalea.

"Kenapa? Isi kepala kamu berisik?" tanya Jenara lembut. Kata Kamu yang keluar dari bibir tipisnya itu, membuat Fani dan Regi membelalakkan matanya. Pandu hanya terkekeh pelan, Nampaknya Jenara sudah mulai termakan pancingan yang sejak tadi dilepas oleh Pandu.

"Emang se-berisik apa isi kepala lo Za? Sampe Jenara bisa denger," celetuk pandu di tengah-tengah ke chaosan jantung Aza.

"Pandu!!! emang harus ya lo tanya kaya gitu, saat ini isi kepala gue, berisiknya ngalahin sound horeg. banyak pertanyaan di otak gue, kaya: Bener nggak sih Jenara suka sama gue?, kenapa Jenara posesif banget ke gue?, kenapa dia selalu ngebikin gue nyaman? Astaga, masih banyak lagi pertanyaan yang lain." berisik batin Azalea

"

1
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
Dewi Faroca: terimakasih kak, sudah mau membaca.
total 1 replies
Ff Gilgamesh
tetap semangat 💪tetap berkarya
Dewi Faroca: terimakasih...
total 1 replies
Raka Yoga Pratama
tema cerita bagus, alur cerita mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yg mudah dimengerti juga. sukses selalu untuk penulis 😍😍
Dewi Faroca: makasih ya
total 2 replies
Raka Yoga Pratama
semangat buat penulis nya, cerita begini bikin flashback ke masa-masa abg dulu 🤣🤣
Andhika teguh Nurhidayat
keren, semoga lebih baik lagi
Hakim Bohiran
Duh, hati rasanya meleleh.
Dewi Faroca: makasih udah mau baca🙏 semoga terus dibaca lanjutannya ya.
total 1 replies
ahok wijaya
Waktu membaca cerita ini rasanya seperti di masa lalu, indah dan penuh warna.
Dewi Faroca: makasih😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!