NovelToon NovelToon
Tetangga Iri

Tetangga Iri

Status: tamat
Genre:Romantis / Balas Dendam / Konflik etika / Keluarga / Tamat
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: Muliana95

Setelah sepuluh tahun berumah tangga, akhirnya Sri Lestari, atau biasa di panggil Tari, bisa pisah juga dari rumah orang tuanya.
Sekarang, dia memilih membangun rumah sendiri, yang tak jauh dari rumah kedua orang tuanya
Namun, siapa sangka, keputusan Tari pisah rumah, malah membuat masalah lain. Dia menjadi bahan olok-olokan dari tetangganya.
Tetangga yang dulunya dikenal baik, ternyata malah menjadikannya samsak untuk bahan gosip.
Yuk, ikuti kisah Khalisa serta tetangganya ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Azhar dan Tari

"Bang, akhir-akhir ini, kok aku merasa iri sama Andin ya? Rasa-rasanya, aku ingin hamil lagi," ungkap Tari.

Dia dan Amar sedang makan mie instan di tengah malam.

"Jadi, kamu mau hamil lagi?" tanya Azhar dengan semangat.

"Heum,,," Tari mengangguk.

"Alhamdulillah, jika memang kamu mau, semoga Allah merestui," balas Azhar bahagia.

Tari pun tersenyum, karena suaminya menaggapi keinginannya dengan baik.

"Tapi, boleh aku nanya gak? Kenapa abang tidak pernah menyuruhku untuk hamil lagi?"

"Karena semua itu hak kamu, kamu yang mengandung, kamu yang merasakan mual, pusing, sakit pinggang, susah tidur saat malam, kontraksi, hingga melahirkan. Dan aku, aku hanya menanamnya, bahkan tidak tahu seberapa sakit pinggangmu saat malam. Belum lagi, kakimu yang kram secara tiba-tiba, saat tengah malam. Jadi, masih pantas kah, aku memintanya lagi?"

Tari menjatuhkan garpu dari tangannya. Penjelasan yang di dengar dari suaminya sangat luar biasa. Dia bahkan sudah lupa, bagaimana rasa itu.

Padahal, saat mengandung pun, Azhar termasuk suami siaga. Dia bahkan tidak tidur, sebelum Tari terlelap. Dia bahkan tidak pernah menolak, saat Tari menyuruhnya memijat pinggangnya.

Bahkan yang paling penting, Azhar pernah pura-pura mencuri ayam tetangga hanya untuk menuruti ngidamnya.

Iya pura-pura, karena sebelumnya Azhar sudah membayar dan minta izin terlebih dahulu pada tetangganya itu.

Dan itu diketahui saat Tari telah melahirkan Daffa. Dan yang mengejutkannya lagi, Ayam itu dibeli dengan harga yang lebih mahal dari pada yang semestinya.

"Tapi, umurku ,,,"

"Kamu masih muda, bahkan sangat muda," balas Azhar.

Tari memukul pelan tangan suaminya. Tapi, tidak bisa di pungkiri, mukanya memerah saat mendengar ucapan suaminya.

"Apa aku masih bisa hamil? Mengingat umurku yang hampir mendekati kepala empat," keluh Tari.

"Baru tiga tujuh, masih jauh dari yang namanya kepala empat. Lagi pula, teknologi jaman sekarang udah cangih," balas Azhar.

Dan mereka terus berbincang, hingga akhirnya keduanya memutuskan untuk ke dokter kandungan keesokan harinya.

Benar saja, setelah urusan pekerjaan rumah selesai, kedua pasangan suami istri itu berangkat ke dokter kandungan terpercaya di daerahnya.

Karena entah kenapa, keinginan itu terasa sangat nyata. Dan Tari, tidak ingin menunda-nundanya lagi. Karena menuntutnya semakin cepat, akan semakin baik.

Tiba disana, baik Tari dan Azhar bernapas lega. Kala mengetahui jika diumur yang sekarang Tari masih bisa hamil. Akan tetapi, jika keduanya mengikuti promil, hal pertama yang dilakukan ialah menjaga kesehatan, serta pola makan yang seimbang.

Tak lupa, Tari mengambil beberapa vitamin dan suplemen untuk mendukung rencananya agar berjalan dengan lancar.

"Sepertinya, abang gak usah merantau lagi," kata Azhar begitu mereka menghentikan sepeda motor di sebuah warung di pinggir laut.

Keduanya berencana ingin menikmati air kepala muda disana.

"Kok gitu?" Tari mengernyit.

"Biar bisa menjagamu," sahut Azhar.

"Terus bagaimana dengan?" Tari menggantungkan ucapannya. Karena yakin, Azhar paham.

"Aku berencana membeli tanah dari pak Usman, dan membangun warung disana," balas Azhar, menatap lekat manik mata istrinya.

"Tapi, apa tabungan kita cukup?" tanya Tari ragu.

"Insya Allah, tapi ditambah dengan tabungan darurat, dan mungkin emas-emas mu," Azhar mengehentikan ucapannya.

"Pakai lah, karena itu demi keluarga kita," balas Tari.

Azhar menggenggam tangan Tari, yang ada di meja. Dia mengecup singkat tangan wanita yang telah berkorban banyak untuknya.

...****************...

Singkat cerita, dua bulan berlalu. Dan Andin telah memasuki hari-hari dimana waktu persalinannya tiba.

Dan pagi ini, seperti biasa, dia sedang berjalan santai di temani Amar di sampingnya.

"Aduh," Andin meringis.

"Kenapa?" Amar panik, kala melihat Andin memegangi perutnya.

"Sepertinya sudah waktunya bang," lirih Andin dengan tersenyum.

Iya, Andin merasa bahagia. Bahkan dia sudah tidak sabar untuk menatap langsung bayinya.

"Su-sudah waktunya? Maksudnya, mau melahirkan?" Amar panik. "Bagaimana ini? Apa masih sanggup jalan? Atau aku gendong aja? Atau,"

"Udah, gak apa-apa. Kita lanjut jalan-jalan aja dulu," Andin menangapi dengan santai.

Karena menurut informasi yang di dapatkan Andin, anak pertama butuh waktu sedikit lama untuk melahirkan.

Dan lagi, rasa mualnya masih sempat hilang muncul.

"Kita ke rumah sakit aja," Amar kembali di serang panik.

"Kita beli bubur dulu ya, nanggung," rengek Andin.

Alhasil, Amar memilih mengalah. Apalagi, kala Andin mengatakan jika sakitnya udah hilang.

Selama dua puluh menit Andin duduk di bangku tunggu, tak sekalipun Andin kembali merasa kram. Dia bahkan, masih bisa menikmati beberapa kue warung yang tersedia.

Sedangkan Amar malah kebalikannya. Dia bahkan tidak sanggup hanya sekedar untuk minum.

"Sakit Mar?" tanya penjaga warung menyerahkan kresek berisi pesanan Amar.

"Hah?" Amar terkejut.

"Kok pucat sekali? Kamu sakit?" ulang penjaga warung.

"Oo, nggak ... Tapi," Amar melirik Andin yang masih terlihat santai.

Dan perempuan paruh baya itu seolah paham apa yang dimaksud Amar. Apalagi, dia pernah menjabat sebagai dukun beranak, semasa dulu.

"Oo, alhamdulillah, sehat-sehat ya nong," ujarnya tulus.

Nong ialah, panggilan atau sebutan untuk wanita.

"Kamu bawa aja, gratis, untuk calon ibu dan ayah," ujarnya lagi, kala Amar menyerahkan uang sebesar lima puluh ribu.

Tak hanya Amar yang panik. Ternyata, Rohani juga begitu. Alhasil, mau tak mau, setelah sarapan, Andin berangkat ke rumah sakit. Tentu saja dengan Rohani yang ikut serta.

Mereka pergi menggunakan mobil milik tetangga.

Sampai di rumah sakit, petugas menyuruh Andin untuk berbaring. Kemudian, mereka cek pembukaannya.

"Ini baru pembukaan dua, dan bisa saja masih lama," tutur petugas perempuan. "Jadi, kalo mau, ibu bisa jalan-jalan sebentar di koridor rumah sakit," lanjutnya.

Setelah infus terpasang, masih di temani oleh Amar. Andin mulai berjalan di sekitar koridor rumah sakit. Sesekali, keduanya memilih duduk di bangku panjang yang telah di sediakan oleh pihak rumah sakit.

Kembali Andin meringis, kala merasa kram di perutnya.

"Sakit ya?" tanya Amar dengan mata berkaca-kaca.

Andin mengangguk, apalagi rasa itu semakin sering muncul.

"Aku harus apa?" tanya Amar lagi.

Padahal, saat kram itu muncul, tangannya di remas begitu kuat oleh Andin. Akan tetapi, dia tidak mengeluh sedikit pun. Karena tahu, rasa yang dirasakan Andin jauh lebih parah.

"Temani aku ya," pinta Andin.

Amar mengangguk-anggukan kepalanya. Dia berjanji, tidak akan jauh sedikit pun dari istrinya.

"Amar?" seorang yang melintas di depan Amar tak tahan untuk tidak menegurnya.

1
Zenun
akhir yang bagus kak😍, selalu ada pelajaran yang dipetik
Zenun
Ibu suri😄
niktut ugis
andin kamu emang keren 👍
niktut ugis
minta d ruqyah nech rohani
niktut ugis
emak rohani, anak bujang mu amar juga butuh kehidupan pribadi emang pengen ya amar bunuh diri lagi seperti kakaknya Krn pny emak pelihara sifat sirik dengki culas + matre
Muliana: hehe, makasih ya udah mampir
total 1 replies
neni nuraeni
yaaa udah tamat aja si rohani
neni nuraeni: 👌 kak othor
total 2 replies
niktut ugis
wah Bu Suryani aku padamu lah 👍😍
Teteh Lia
bintang 5 untuk karya kaka author yang luar biasa. ❤
Muliana: Makasih banyakk ❤️❤️
total 1 replies
Teteh Lia
Terimakasih untuk cerita luar biasa na, kak. 🙏 di tunggu cerita2 selanjut na ❤
Wanita Aries
Udah tamat aja.. dari kisah ini byk hal yg kita ambil dikehidupan nyata.

Semoga masalahnya lekas membaik thor
Zhafran Althaf: semoga ada cerita baru lagi😍😍😍
total 2 replies
Zenun
akhirnya Rohani betul-betul berubah
Teteh Lia
Emak udah beneran berubah. Nda iri atau suudzon lagi .
Teteh Lia
emak rohani beneran udah berubah ini?
Aquarius97 🕊️
nanti dilihat emakmu ngomel loh mar
Aquarius97 🕊️
Haha rasakan rohalus
Aquarius97 🕊️
Tadi bukan anda ya Bu roh /Facepalm/
Aquarius97 🕊️
berat banget sih emang, lagian ngapain sih Din kamu nungguin roh halus ..sok2an mau nakluin hatinya
Wanita Aries
MasyaAllah bu rohani udh menghilangkan sifat buruknya
Muliana: Iya, walaupun melewati banyak proses. Setidaknya belum terlambat untuk bertobat
total 1 replies
neni nuraeni
mantaaap.. semoga rohani sllu Istiqomah ya thor
Zenun
Nah gitu mak, jahat tu ama pelakor, eeh😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!