setelah mengetahui suaminya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri,karna suatu kutukan Kanaya terpaksa harus berada didalam tubuh suaminya yang telah menghianatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6
Reihan menatap Kanaya sekilas lalu menjalankan mobilnya secara perlahan,jauh jauh mereka datang kevilla ini namun mereka tidak mendapatkan Jawaban dari masalah mereka.
Selama perjalanan Kanaya lebih memilih menatap keluar lewat kaca jendela mobil.
Air matanya perlahan menetes,hidupnya sudah begitu menyedikan dan sekarang ia dihadapapkan dengan masalah yang tidak masuk akal.
Setiap hembusan nafasnya kini terasa berat.
" Sejak kapan mas?"ucapnya memecah keheningan yang ada.
" Sejak kapan apa?"
" Sejak kapan kamu menghianatiku dengan Aurel?"
Denyut jantung reihan seakan berpacu entah kenapa ia merasa tidak nyaman dengan pertanyaan Kanaya.
Ia memegang stir mobilnya kini lebih erat,entah kenapa kini ia merasa takut jika kanaya tahu lebih dalam lagi tentang hubungannya dengan Aurel.
Padahal waktu Kanaya memergokinya ia bersikap biasa saja.
"Hmm baru baru ini"ucapnya gugup.
"Maaf,aku tahu aku salah tapi aku mencintai Aurel,aku minta maaf aku tahu aku salah"
"Aku selalu mempertanyakan kenapa kamu berubah mas,kamu begitu sangat berbeda ketika kita masih berpacaran dan setelah menikah ternyata alasannya karena kamu selingkuh dengan sahabat aku mas"
Air mata yang selalu dibendung kanaya agar tidk terjatuh akhirnya tumpah juga dengan isakan tngis yang terdengar memilukan.
Reihan seolah tak peduli ia menatap datar jalanan yang didepanya, sembari tetap fokus menyetir mobilnya.
Hingga akhirnya mereka sampai dirumah mereka.
Kanaya masuk terlebih dahulu membereskan barang barangnya yang ada didalam kamarnya.
"Lo kamu mau kemana?"
"Untuk sekarang aku ingin kita pisah kamar"
"Kenapa?"
"Kamu pisah kamar pun tidak akan berpengaruh bukankah kita sekarang sedang bertukar tubuh"
"Aku tidak peduli mas,mulai sekarang aku ingin tidur tenang tanpa digangu kamu, aku akan memakai kamar tamu"
"Terserah kamu"
Sintia mendorong kursi rodanya kearah mereka.
"Sudah aku bilang kamu jadi istri itu harus penurut lihat kan putraku jadi ngak ingin satu kamar lagi dengan kamu"
Reihan mengusap wajahnya kasar setiap kali berbicara dengan mamanya,yang menganggap kalau dia dalah kanaya.
" Sudahlah ma,aku ingin istirahat aku capek"
"Anak itu sekarang sudah semakin susah diatur" ucap Sintia kesal.
Sementara didalam kamar barunya selesai merapikan barang barangnya Kanaya membaringkan tubuhnya dalam wujud Reihan kekasur,sembari menatap langit langit kamarnya dengan tatapan nanar.
Hingga akhirnya ia terlelap dalam tidurnya karna merasakan capek pada batinya yang sungguh luar biasa.
Sementara dikamar sebelah Reihan yang baru saja membersihkan tubuhnya dalam wujud Kanaya,merasakan desiran hebat saat memandang tubuh indah Kanaya.
" Ternyata tubuh Kanaya seindah ini,kenapa aku baru menyadarinya saat rohku menyatu pada tubuh ini"
Ia lalu melihat bayangan wajah Kanaya dari pantulan cermin.
" Dia cantik" lirihnya
Seutas senyum terbit dibibirnya ada perasaan tidak karuan pada jiwanya saat melihat wajah cantik Kanaya pada dirinya.
Sudah setengah jam Kanaya teridur perlahan ia membuka kelopak matanya.
Namun ada yang berbeda ketika ia membuka matanya.netranya menangkap sosok perempuan berbaju putih yang beberapa waktu lalu dilihatnya divilla tua itu.
" Ngak aku pasti sedang bermimpi" lirihnya sambil mengucek ngucek matanya.
Tapi tetap saja hal yang dilakukannya tidak mampu membuat sosok perempuan itu menghilang dari pandangannya.
Hingga Kanaya bangkit dari tidurnya.
" Setan"teriaknya.
" Were'nt you the one who called me to come here"
" Haaaaaa" Kanaya melongo.
" Oh tuhan aku tidak mengerti apa yang kamu katakan"
"Maksud aku kamu yang memangil aku untuk datang kesini"
"Oh tuhan aku pasti sedang bermimpi,kenapa aku selalu saja mengalami hal yang tidak masuk akal" ucapnya bermolog pada dirinya sendiri.
"Tenanglah aku mengerti masalah mu kita bisa mengobrol"
"Mengobrol katanya,bagaimana bisa sekarang aku bisa mengobrol dengan setan"
"Ayo mendekatlah dengan ku"
Dengan tangan yang begitu gemetar akhirnya Kanaya mendekat kearah angel.
"Namaku angel,kamu pasti sudah tahu dan kepedihan kita sama"
Akhirnya kanaya memberanikan diri menoleh kearah angel.
"Lalu kenapa kamu mengutukku jika kesakitan kita sama"
"Maaf,tapi aku terpaksa melakukan itu, diantara mereka hanya kamu yang bisa melihat ku dan aku butuh bantuan mu untuk menemukan jazadku"
Kanaya tersenyum sumbang
" Kamu terlalu egois angel,kamu tidak mengerti betapa sakitnya aku hidup didalam tubuh pria berensek ini"
" Maaf,aku tidak ada pilihan lain"
"Aku tidak tahu jazad aku dikubur dimana sama wanita sialan itu"
" Wanita sialan?"
"Wanita yang telah merenggut kebahagian aku, selingkuhan suamiku" ucapnya dengan wajah merah padam.
Kanaya bisa merasakan rasa sakit itu.
" Tapi kenapa aku yang harus membantumu,kenapa bukan mbok Nuh.bukankah dia juga bisa melihat mu"
"Aku juga bingung setiap kali aku berusaha mendekati dan memunculkan wujud aku didepan mbok Nuh energi aku menjadi lemah dan roh aku bisa kesakitan dan akhirnya menghilang"
" Tapi dengan kamu aku bisa merasakan energi kuat mungkin kita merasakan sakit yang sama"
Kanaya menghelai nafasnya panjang jujur ia sangat capek dengan segala hal kemustahilan ini.
" Tapi bagaimana caranya aku bisa membantumu"
" Aku bisa membuatmu melihat masa lalu,tapi aku tidak bisa membuatmu melihat hari esok dan masa depan"
Pupil Kanaya melebar.
" Benarkah?"
" Kalau begitu tolong,buat aku melihat sejak kapan hubungan Aurel dan suami ku terjalin"
" Kamu yakin kamu akan merasakan sakit?"
" Aku yakin biarkan rasa sakit ini terlalu dalam hingga perasaan ini hilang karna begitu muak."
" Baiklah aku akan membantumu untuk melihat semaunya"
" Pejamkanlah matamu"
Dari balik pintu kamar Sintia tidak sengaja mendengar putranya bercerita sendiri.
" Kanaya tidur dikamar sebelah lalu Reihan berbicara dengan siapa didalam"
Perlahan ia memegam gangam pintu dan terlihat tidak ada siapa siapa disana.
Kanaya yang baru saja memejamkan matanya reflek membuka matanya dan menoleh kearah pintu.
" Ada apa ma"
" Tidak apa apa nak,mama hanya mendengar kamu sedang mengobrol dengan seseorang?"
" Tidak ma aku tidak mengobrol dengan siapa pun"
" Tapi mama dengar tadi kamu seperti sedang mengobrol dengan seseorang"
"Tidak ma itu hanya perasaan mama saja"
Sintia meneguk ludahnya kasar,kemudian ia menutup pintu kamarnya dengan rapat.
Seketika bulu bulunya merinding.
" Ngak mungkin ada setan siang bolong begini" ucapnya meyakini dirinya sendiri agar ia tidak merasa takut.