cerita ini mengisahkan tentang perjuangan orang tua yang perekonomiannya di bawah garis kemiskinan tetapi dengan semangat dan tekat yang kuat akhirnya ia bisa membesarkan anak anaknya akan tetapi setelah anak anak itu dewasa dan sudah bekerja justru mereka lupa akan perjuangan orang tua yang sudah membesarkan mereka..... mau tau ceritanya lanjutkan dengan baca cerita di bawah ini ya❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cuzythree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Yanto sangat bersyukur karena hasil uang yang dia dapatkan untuk hari ini sangat banyak, dia berpikir semoga uang ini cukup untuk membuat sertifikat tanah abahnya
Yanto pun melanjutkan jalannya menuju kebun untuk menjemput adik adiknya
"loh kenapa kalian malah jalan kaki" heran yanto yang melihat adiknya jalan kaki yang sudah hampir separuh jalan menuju kampung
"lah di sana kita ga ngapa ngapain bang ya udah kita pulang aja" sahut daus sambil memanggul satu tandan pisang buat mereka makan sendiri
"ya sudah ayo kalian segera naik" ajak yanto pada adik adiknya
"bang gimana hasil uangnya kan panen kita banyak" tanya adi yang sudah sangat kepo
"alhamdulillah hasilnya di semoga cukup untuk biaya sertifikat dulu ya nanti kalau panen lagi baru kalian aku beri uang lagi" cetus yanto
"iya bang tidak apa apa yang penting urusannya segera selesai" daus menimpali
"daus besok kamu temani ilham dan abahnya ya buat nyadap karet abang mau pergi ke kantor kepala desa dulu" yanto menyuruh adiknya itu karena dirinya besok tidak bisa berkebun
"tidak jadi masalah bang serahkan sama adikmu yang tampan ini" jawab daus dengan percaya diri
"idih percaya diri amat bang bilang tampan tapi tidak ada cewe yang mau" ledek adi
"wah kamu belum tau saja kalau semua perempuan di kampung kita ini pada ngantri" celetuk daus
"ngantri sembako dari pemerintah ya bang" sahut adi sambil tertawa terbahak bahak
"punya adik sialan tidak mau membuat hati abangnya senang dikit apa" kata daus sambil bersungut sungut kesal
"yang jelas tidak semua kali daus" yanto ikut menimpali obrolan adik adiknya itu
"semua bang cuma ada satu saja yang mengantrinya jadi kakak ipar" ledek daus pada abangnya itu
"oh iya betul tidak mungkin mbak anti akan mau sama bang daus" timpal adi
"mai adi tapi jadi kakak ipar aku tidak mungkin menikungnya nanti tidak ada yang memberiku uang lagi nanti aku tidak bisa beli motor gede" celetuk daus
"emang abang mau beli motor gede ya" tanya adi antusias
"kalau tabungan abang sudah cukup tentu saja pengen beli di" sahut daus dengan senyum senyum sendiri membayangkan dia punya motor gede
"mangkanya rajin bekerja dan menabung supaya keinginanmu terwujud" ucap yanto memberi petuah pada adik nya
"siap bang"
mereka bertiga akhirnya sampai di rumah tepat waktu adzan dhuhur berkumandang
"assalamualaikum mak bah"
"waalaikumsalam, segera bersih bersih nak sudah adzan ini" titah abah sodiq
"iya bah"
mereka semua segera melaksanakan sholat dhuhur berjamaah di lanjutkan makan siang bersama
Keesokan harinya daus menemani ilham dan pak ahmad untuk menyadap karet sedangkan yanto dan adi ke kantor kepala desa
"selamat pagi pak" sapa yanto setelah bertemu pak kades
"iya nak ada perlu apa" tanya pak kades dengan ramah
"saya mau membuat sertifikat tanah milik abah saya pak" jelas yanto
"siapa abahmu nak maaf bapak tidak begitu hapal dengan anak anak muda sekarang" kekeh pak kades
"iya pak saya yanto anak ketiga dari abah sodiq dan emak ranti" jawab yanto dengan sopan
"oalah anaknya abah sodiq ya, bapak bisa bantu tanah yang mana yang mau di bikin sertifikatnya" tanya pak kades
"tanah yang kita tinggali pak terus kira kira biayanya berapa ya" ujar yanto
"kalau mengajukan sendiri biayanya sedikit mahal nak kecuali ada bantuan dari negara"jelas pak kades
lalu asisten pak kades menjelaskan semua tentang syarat syarat yang harus di penuhi dan rincian biayanya, yanto pun langsung setuju perihal semua biayanya yang penting sertifikat itu segera jadi begitu pikir yanto
"alhamdulillah semua syarat nya sudah lengkap administrasinya juga besok dari kelurahan akan ada yang datang ke rumahmu ya nak" jelas pak kades
"kira kira berapa lama pak jadinya" tanya yanto
"bapak usahakan sebulan sudah jadi" lanjut pak kades
"alhamdulillah kalau begitu saya pamit dulu pak" pamit yanto kepada pak kades
"iya nak silahkan"
Keesokan harinya beberapa petugas dari kelurahan mendatangi rumah abah sodiq, para tetangga pun kepo kenapa banyak orang berseragam datang ke rumah abah sodiq
"liat liat itu ada apa ya di rumah emak ranti kok di datangi sama orang orang dari kelurahan" si ratu gosip memulai sesi acaranya
"iya ya kok kayak lagi ngukur ngukur luas tanah ya" sahut salah satu ibu ibu julid itu
"ya pastinya sih di jual kali secara kan mereka miskin" kata bu ratna lagi
"iya pasti itu apalagi kan abah sodiq lagi sakit memang mau dapat uang dari mana, anaknya yang merantau saja tak tau kabarnya anak nya yang disini cuma bisa makan dan tidur doank mau dapat uang dari mana lagi" celetuk seseibu lainnya
"ya iyalah namanya juga orang miskin, punya menantu miskin, besan pun miskin ckckckck bener bener kompak miskinnya" sahut bu ratna dengan pedasnya
"iya ya kok bisa kompak begitu" lalu mereka semua menertawakan keluarga abah sodiq dan emak ranti
Emak sumi yang mendengar celotehan lambe lambe turah itu hanya geleng geleng kepala tanpa mencari tahu dulu kebenarannya ini sudah main tuduh saja
"nanti kalau mereka punya ini itu jangan kaget ya" gumam emak sumi dalam hati karena emak sumi tahu hasil kerja yanto yang di peroleh dari berkebun
Kembali ke rumah emak ranti dan abah sodiq, emak sibuk membuat minuman dan camilan untuk tamu dari kelurahan tersebut, sedangkan yanto sibuk mendampingi orang orang tersebut
Untuk masalah memanen getah karet yanto menyerahkan kepada kedua adiknya itu di bantu ilham dan abahnya supaya cepat selesai
Tepat pukul 11 siang semua pekerjaan di rumah abah sodiq sudah selesai dan semua nya juga sudah kembali ke kelurahan
tetap semangat thor...