Ikuti instagramku ya kakak. alwi08895
Instagram Karena perjodohan, aku terpaksa menikahi suamiku sekarang ini. Di mata orang lain, dia memberiku cukup uang dan cinta, tetapi hanya aku yang tahu bahwa dia tidak pernah menyentuhku. Dua bulan menikah, aku masih seorang perawan ...... Untuk mengubah kebekuan itu, aku telah mencoba merayunya dengan pakaian yang sangat terbuka, tetapi dia bahkan tidak melirikku sama sekali. Yang lebih membuatku patah hati, suatu hari aku melihatnya memegang tangan wanita lain. Wanita itu sendiri yang mengatakan kepadaku bahwa mereka berdua sudah berhubungan seks. Menghadapi kenyataan bahwa suamiku selingkuh, haruskah aku bercerai, atau mencoba membuatnya mencintaiku ......
Season ke dua....
Menceritakan kisah Brayen (Kakak angkat Arya) dan Alena (Adik kandung Alyn).
Mereka terpaksa harus menikah karena kejadian yang tidak di sengaja(Insiden kamar kosong).
Cerita Brayen si mafia yang di buang di panti asuhan saat baru di lahirkan dan Alena yang b
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alwi 1234, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEDATANGAN TAMU
"Assalamualaikum"
"Wa Alaikum salam. Abi, Umi." Ternyata Abi Nizam(Ayah mas Arya) dan Umi Kulsum(Ibu mas Arya) yang datang.
Aku sangat bahagia. Ku kecup punggung tangan Abi dan Umi. Saking bahagianya ku peluk Umi. Aku benar-benar merindukan kasih sayang Umi Kulsum. Beliau mertua yang sangat baik. Aku sudah menganggapnya seperti ibu kandungku sendiri. Mertua rasa ibu kandung.
Ketika aku kecil dulu, Abah dan Umi sering berkunjung ke rumah ku dan membawa banyak oleh oleh untuk ku. Aku suka sekali duduk di pangkuan beliau.
"Abi sama Umi Apa kabar? Alyn kangen."
"Alhamdulillah baik. Kamu sendiri apa kabar kok tambah kurus."
"Alhamdulillah baik Umi."
"Eh. Ini Umi dan Abi tidak di persilahkan masuk."
"Eh. Maaf Umi. Alyn jadi lupa. Silahkan Abi Umi masuk."
Kami bertiga berada di ruang tamu. Umi duduk di sampingku sedang Abi duduk sendiri di hadapan kami.
"Maaf ya Kami berkunjung kesini terlalu malam. Soalnya tadi kami sedang menghadiri reonian SMA. Terus pulang sekalian mampir."
"Oya. Suamimu mana."
"Sebentar Umi. Alyn panggilkan."
"Tok. Tok. Tok. Mas ada Abi sama Umi" Ku ketuk pintu kamar mas Arya dan Ku panggil namanya tapi tak ada sahutan.
"Alyn kenapa kamu mengetuk pintu kamar suamimu? Itu kan juga kamarmu. Apa kalian pisah ranjang?" Aku lupa jika Umi tidak tahu perihal apa yang terjadi pada rumah tangga kami. Umi dapat melihat yang ku lakukan karena kamar kami dapat terlihat dari ruang tamu.
"Ah... Nggak mi...Itu... Mas Arya lagi...Lagi...emm" Aku bingung harus mengatakan apa. Aku sama sekali tidak pandai berbohong. Tiba tiba pintu kamar mas Arya terbuka.
"Ada apa sayang?" Aku diam membeku mendengar panggilan sayang dari mas Arya.
"Ah....Aku lupa. Mas Arya akan selalu berakting saat di depan orang apalagi di hadapan Umi dan Abi."
"Sayang kok diam." Ujar Arya.
"Ada Abi sama Umi di depan mas." Jawabku
"Oya. Kenapa nggak bilang dari tadi." Ujar mas Arya lagi.
Mas Arya merangkul pinggangku. Kami berjalan beriringan menghampiri Abi dan Umi. Sentuhan mas Arya sangat menenangkan hatiku membuatku merasa nyaman walaupun aku tahu ini hanya ke pura puraannya. Galau beberapa hari yang lalu sempat kurasakan sedikit terkikis hanya dengan perlakuan lembut mas Arya.
"Oh Tuhan.... Andaikan mas Arya benar benar mencintaiku." Batinku
Mas Arya mengecup punggung tangan kedua orangtuanya.
"Kenapa Alyn mengetuk pintu kamarmu? Apa kalian tidak satu kamar? Apa ada masalah yang tidak Umi ketahui." Umi mencerca kami dengan pertanyaan beruntun. Ternyata Umi masih curiga.
"Oh.... Arya Zoom Meeting Mi. Makanya saya tidak mengizinkan Alyn masuk kamar." Mas Arya bersilat lidah.
"Oh kirain ada masalah apa." Ucap Umi.
"Umi Abi. Alyn tinggal ke dapur dulu ya." Ucapku santun berpamitan.
Ku pergi ke dapur. Ku periksa isi kulkas. Bahan makanan sisa sedikit. Gula pun habis.
Aku keluar dari dapur. Ku berinisiatif untuk pergi ke supermarket untuk membeli bahan dapur. Aku hendak memasuki kamarku, namun saat tanganku memegang gagang pintu mas Arya menggenggam tanganku. Dan menarikku masuk ke dalam kamarnya sendiri.
"Apa yang kamu lakukan?... Umi tadi sudah curiga pada kita. Bagaimana jika Umi dan Abi tahu kita tidur tak satu kamar?" Ucap mas Arya padaku.
"Aku cuma mau ambil uang di kamarku. Bahan makanan di kulkas sudah nipis. Aku mau berbelanja di supermarket." Jawabku.
"Kan bisa minta uang padaku."
"Kan sisa uang bulanan darimu masih sisa banyak mas."
"Jangan berdebat."
"Terus kalau Umi dan Abi nginep disini aku tidur di mana mas." Aku ingin tahu jawaban dari mas Arya.
"Mereka tidak akan menginap. Aku tidak mengizinkan."
"Aku bertanya, jika mereka bermalam di sini aku tidur di mana?"
"Terpaksa kau harus tidur di sini. Di kamarku."
"Kamu pandai sekali berakting mas. Kenapa nggak jadi artis saja."
"Jangan banyak bicara. Ayo berangkat."
*****
Jangan lupa like komentar vote