Wu Sheng anak dari juragan Wu seorang yang sangat kaya di desa Kapas Angin. Sebagai orang kaya sejak kecil dia hidup dengan penuh kecukupan, membuatnya menjadi pemalas.
Ayahnya memiliki beberapa pesan untuknya sebelum meninggal. Namun untuk beberapa alasan Wu Sheng tidak suka dengan ayahnya. Tapi setelah tau kalo ayahnya menyayanginya, dia merasa bersalah dan berniat melaksanakan wasiat ayahnya.
Di mulailah perjalanan Wu Sheng di jalan seni beladiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bagas pw GGWP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah berita.
Pada sorenya rombongan Wu Sheng telah sampai di desa Padi Emas. Perjalanan berlalu dengan nyaman dan tidak ada gangguan.
Di kejauhan sebuah desa dengan banyak rumah-rumah kecil terlihat. Setiap rumah di penuhi dengan tanaman herbal. Bahkan banyak lahan pertanian yang di tanami herbal mengelilingi desa. Hal ini membuat seperti mereka menyatu dengan alam.
Lahan dan desa itu di kelilingi dengan pagar kayu sederhana, untuk mencegah binatang buas masuk. Pagar kayu memiliki tanaman merambat yang tumbuh, menghiasi dengan bunga-bunga putih.
Wu Sheng memasuki desa melalui gerbang kayu sederhana. Pemandangan desa asri seperti biasanya. Anak-anak bermain di luar halaman dengan gembira. Saat hari mulai petang, beberapa ibu membawa ranting bambu panjang pergi ketempat anak-anak itu bermain. Ibu itu meneriakkan beberapa kata dengan ekspresi mengancam. Setelah beberapa saat seorang anak kembali ke rumah dengan ekspresi yang hampir menangis.
Melihat nasib temannya yang sengsara. Anak lain sedikit takut dan mulai bubar. Mereka akhirnya kembali ke rumahnya masing-masing. Meninggalkan beberapa potong kayu dan garis-garis di tanah.
Kakek Qin mengajak Wu Sheng datang kerumahnya. Sebelum itu mereka pergi ke rumah yang membudidayakan ramuan yang di butuhkan Wu Sheng. Rumah kakek Qin berada di pojok di bawah bukit kecil. Rumah ini terbuat dari kayu namun cukup besar. Halaman di penuhi dengan tanaman herbal yang tumbuh berseri.
Udara di sini sangat sejuk dengan bau herbal yang menyebar di sekitar.
"Di belakang tempat untuk mandi, kami memiliki sumur. Biar Qin yue mengambilkan beberapa air untukmu." Kakek Qin berkata sambil menatap Wu Sheng dengan senyum.
Wu Sheng merasa tidak nyaman. "Ah bagaimana aku bisa merepotkan kamu begitu jauh. Aku bisa mengambil air sendiri."
Kakek Qin menggelengkan kepalanya. "Kamu adalah tamu, bagaimana bisa aku melakukan itu?"
Qin yue juga melanjutkan. Dia berkata dengan dengan senyum tulus. "Benar kakak Wu, kamu adalah tamu kita. Pastikan aku melayani mu dengan baik selama berada di sini. kamu telah menyelamatkan kami dan merawat kami dalam perjalanan ini. Jika anda menolak hal-hal kecil ini. Maka saya akan merasa sangat sedih."
Wu Sheng merasa tidak berdaya dan menerimanya begitu saja. Setelah membersikan kotoran pada tubuhnya, Wu Sheng pergi ke kamar yang telah di siapkan. Pergi ke atas ranjang, dia duduk di sana.
Saat ini Wu Sheng dalam posisi meditasi. Di depan Wu Sheng terdapat piring porselen kecil. Bubuk kecoklatan di taruh di atasnya.
Bubuk ini terbuat dari rumput jiwa ungu dan daun semanggi berdaun empat yang telah di keringkan, Setelah di keringkan dan di haluskan, ini bisa di gunakan sebagai dupa.
Pada awalnya Wu Sheng mengira akan lama jika harus mengeringkannya. Tapi ternyata pemiliknya memiliki beberapa stok kering.
"Racun dari ramuan ini saat basah sangat mematikan, mengeringkannya adalah salah satu cara untuk mengurangi efek racunnya." setidaknya itu yang di katakan pemilik nya.
Memahami ini Wu Sheng menghela nafas lega. "Dengan begitu, aku tidak akan langsung mati kan?" gumamnya.
Wu Sheng mulai menyusun bubuk-bubuk halus itu menjadi sebuah pola. Kemudian dia menyalakan api dan membakar tepi.
Pada saat itu bau harum menyebar di seluruh ruangan. Namun keharuman itu seperti aroma kematian. Racun yang terkandung dalam herbal mulai menyebar, bersamaan dengan bau wewangian
Hanya dalam beberapa nafas kepala Wu Sheng menjadi agak berat. Sepertinya racun ini sudah mempengaruhinya.
Wu Sheng mulai mengatur posisi dan memulai pelatihannya. Pada awalnya hal ini terasa sangat berat. Bahkan lebih berat saat Wu Sheng berlatih pertama kali. Setiap tarikan dan hembusan nafas terasa sangat menguras energi.
Setelah satu putaran melakukan metode pernafasan. Wu Sheng merasa tubuhnya mati rasa. Gelombang rasa sakit menyebar di sekujur tubuh, seperti di gigit ribuan kalajengking.
Wu Sheng menggeram kesakitan. Pada saat berikutnya Wu Sheng merasakan aliran hangat memasuki tubuhnya. Seperti air hangat menyembuhkan rasa sakit yang di derita.
Aliran air hangat mulai mengalir dari sekujur tubuh Wu Sheng. kemudian berkumpul di satu titik di bawah perut Wu Sheng. hal itu berubah menjadi setitik air. Setelah beberapa saat kehangatan itu menyebar lagi dan menghilang.
Wu Sheng membuka mata dengan terkejut. tidak terjadi apapun pada tubuhnya. Dia merasa semua perasaan pada saat itu hanyalah ilusi.
Namun ilusi itu benar-benar nyata. Wu Sheng yakin hal ini sangat bermanfaat bagi tubuhnya. Dengan pemikiran tersebut, Wu Sheng menjadi lebih bersemangat. Dia mulai mempraktikkan pelatihan pernafasan sampai pagi.
Semakin jauh Wu Sheng mempraktikannya semakin mudah baginya. Rasa sakit yang awalnya ada, itu menghilang secara perlahan. Dia juga merasa indra-indra di tubuhnya sangat di perkuat. Tapi itu masih belum bisa merasakan qi spiritual.
Saat Wu Sheng membuka mata di pagi hari. Qin yue memanggilnya mengatakan kalo ada 2 orang pria mencari dirinya.
Wu Sheng mengangguk dan bejalan untuk menemui dua orang itu. Dia berpikir keras siapa mereka, namun tidak menemukan apapun dalam pikirannya.
Saat berjalan memasuki ruangan, Wu Sheng menemukan 2 orang pria yang duduk di ruang tamu. Satu orang mungkin Wu Sheng kenal, karena Wu Sheng pernah bertemu dengannya. Namun satu pria lagi Wu Sheng tidak tau,
pria itu masih muda dan memiliki pedang di pinggangnya. Dia menatap ke sekitar dengan dingin, saat melihat kedatangan Wu Sheng dia sangat acuh-takacuh tapi tidak berbicara.
"Tuan Wang apa ada yang bisa saya bantu?" orang tua ini pernah berkata ingin menjadi pelayannya. Namun Wu Sheng merasa tidak yakin. Sejujurnya Wu Sheng sama sekali tidak memahami pikiran orang tua ini. Dengan pengetahuan yang luas dan kekuatan seorang master bagaimana dia melakukan ini? Bukankah 50 koin emas hanya sebuah lelucon baginya?
Jadi Wu Sheng sangat sopan dengan orang tua ini. Bagaimana pun dia seorang master beladiri.
"Haha, tidak ada yang mendesak, selain itu tidak perlu bersikap begitu padaku." Jawab Wang Ye.
Wu Sheng ingin membantah nya, namun saat ini pria muda yang tadi diam berkata. "Aku ingin melawannya master!"
Wu Sheng langsung terkejut dengan perubahan ini. Dia menatap Wang Ye seperti bertanya apa yang terjadi.
Wang Ye tersenyum kecut, kemudian menjelaskan. "Aku lupa memberi tau mu, dia adalah Wei Ling muridku. Dia telah menjadi master beladiri sejak usia muda. Maka dari itu dia menjadi sombong dan menantang semua orang yang dia temui."
Wu Sheng mengangguk memahami ini. Meski dia agak terkejut kalo anak ini seorang master beladiri.
"Jangan berkata omong kosong master. Aku hanya ingin melihat, seperti apa kekuatan dari bocah ini." teriak Wei Lie dengan ekspresi tenang. Sejak masternya tertarik dengan anak yang memiliki benih iblis, Dia menjadi sangat penasaran. Sebagai maniak beladiri, dia sangat ingin melihat seperti apa kekuatan bocah ini.
Wu Sheng tersenyum kaku.
"Sudah cukup Wei Ling, jika kamu ingin melawannya tunggu satu bulan lagi. Bukankah kamu bisa merasakannya kalo dia hanya sekuat seorang ahli beladiri biasa?." Kata Wang Ye saat dia ingin menghentikan semua ini.
Wei Ling menjadi diam, sesaat kemudian dia bertanya. "Hanya dalam satu bulan, apa kamu yakin dia bisa melampaui ku master?"
Wang Ye tersenyum misterius dan tidak lagi berkata-kata. Namun dalam hatinya dia sangat mengagumi peningkatan kekuatan Wu Sheng. Hanya dalam 4 hari yang lalu dia tidak memiliki kekuatan untuk melawan ahli beladiri. Namun dalam 4 hari ini, anak ini benar-benar mencapai tahap tersebut. Jika dia harus melawan penjaga sialan itu lagi, dia yakin Wu Sheng tidak akan kalah dengan mudah.
"Baik, aku akan menunggu satu bulan dari sekarang. Aku tidak akan kalah darimu." Wei Ling berdiri dengan percaya diri. Dia mengulurkan tangannya pada Wu Sheng.
Tidak ada pilihan lain, Wu Sheng hanya menerimanya. Mereka akhirnya berjabat tangan. Namun di lubuk hati Wu Sheng yang terdalam, dia sangat kesal dan tidak henti-hentinya mengutuk orang tua tidak tau malu ini.
Anda sudah tua, berhentilah bersikap seperti anak-anak.
"Jika aku kalah, aku akan memanggilmu kakak, begitu juga sebaliknya." Wei Ling berkata dengan senyum, wajahnya tidak lagi dingin seperti biasa.
Wu Sheng bahkan menjadi lebih bingung, namun dia menyetujuinya begitu saja.
Wang Ye di sisi lain tersenyum cerah. Dia menatap muridnya, kemudian menghela nafas lega.
"Baik, cukup dengan semua ini. Sekarang aku ingin memberi tau mu tujuan kami datang ke sini." Wang Ye memotong semuanya.
"Apa itu?" Wu Sheng tidak tau apa tujuan Wang Ye. Apakah dia ingin mengembalikan uangku?
"Aku punya berita buruk dan berita baik. Mana yang ingin kamu dengar duluan?"
