Jodoh Pilihan Mamah

Malam hari,semenjak Bia sakit Antonio mulai berbagi ranjang.Sudah tak ada drama sebelum tidur.Bia bahkan lebih hati-hati jika Antonio ingin mengulangi malam itu, namun semenjak itu suaminya tak meminta lagi.

Dan malam ini Antonio sedikit lain,Bia sudah tidur dari dua jam yang lalu.Namun orang di sebelahnya tak juga memejamkan mata setelah menonton film Barat.Berbagai adegan di suguhkan,hingga ia melirik terus pada orang di sebelah yang selalu memunggungi.

Bukan Antonio namanya jika kesabaran nya tidak setipis tissue bagi dua.Ia bahkan sudah menahan,melepas baju dan melempar ke sudut ruang.

"Bi...Biaa..." panggilan nya tak ada jawaban.

Tangan nya meraih remote yang ada di nakas,mengganti chanel dan mematikan lampu utama.Yang nyala hanyalah lampu tidur.

Menurunkan tubuhnya,melempar ke bawah guling yang biasa untuk pembatas, Bia yang setiap malam meletakkan guling itu di tengah.Tangan Antonio mulai menyingkirkan rambut yang terurai menutupi leher Bia.Ia mendekat dan mulai mengendus,merasa tidur nya terganggu Bia pun membuka mata.

"Geli Bang ishh,kan sudah aku beri pembatas kenapa kesini?!" tanpa menoleh dia pun sedikit menekuk tubuhnya seperti udang.

"Kamu datang bulan kapan?" tanya Antonio.

Bia pun menoleh ke belakang,melihat Antonio bertelanjang dada.

"Ihh kenapa tak di pakai baju nya?!" Bia pun mencoba menyingkirkan tangan Antonio yang sudah mencekal lengan.

"Aku gerah Bi,,jawab pertanyaan ku..Kamu terakhir datang bulan kapan?!" Tanya Antonio mengulangi nya lagi.

Bia berfikir untuk apa menanyakan datang bulan,apa yang sebenarnya sedang di rencanakan oleh Antonio.

"Kapan?!" tangan nya mengguncang lengan Bia.

"Sepuluh hari yang lalu" jawab Bia.

"Apa tanggal nya selalu sama?" tanya Antonio lagi.

Mendengar ucapan lelaki di sampingnya Bia turun dari ranjang.Ia tidak menjawab namun menatap Antonio sinis.Begitupula dengan Antonio ia duduk di ranjang melihat Bia yang berdiri tak jauh dari nya.

"Kenapa tidak menjawab?"

"Kenapa tanya begitu?"

Antonio pun berdecak,bukan nya menjawab Bia malah balik bertanya balik.

"Jawab dulu,apa selalu teratur atau tidak?"

"Memang kenapa?"

Pertanyaan nya selalu di tanyakan balik,ia bahkan tak menjawab. Antonio pun turun dari ranjang mendekati Bia,namun Bia menyingkir.Ia bergidig ngeri melihat Antonio yang bertelanjang dada,padahal bukan hanya sekali ini saja melihat nya.Namun Bia merasa takut.

"Bi kenapa menghindari ku, pertanyaan nya belum kamu jawab!"

Dengan wajah yang sayu,mungkin hasrat Antonio sudah menggebu melihat Bia.Sementar Bia terus melangkah hingga posisi nya terjepit di antara meja dan tembok.

"Bang,aku mohon minggir lah sana.Aku mengantuk ingin tidur!" rayu Bia pada suami nya.

"Makanya sini,aku hanya ingin memeluk mu!"

"Tapi hanya itu ya?" Mohon Bia pada Antonio.Lelaki itu pun tersenyum menyeringai.

Mendekat dan seketika Bia di dekap oleh Antonio,dekapan yang erat lalu ia pun mengangkat nya dan membawa ke ranjang.

"Aww..." karena terlalu keras nya Antonio,hingga tubuhnya tertimpa tubuh kekar Antonio.Bia belum siap dan masih memiringkan badannya.

"Rambut ku kejepit!!!" ucap Bia,Antonio pun menyingkirkan badan.

"Apa datang bulan mu tepat waktu Bi?" untuk kesekian kalinya Antonio bertanya,Bia pun mengangguk.

"Paling mundur satu hari mundur satu hari.Memang kenapa?" Bia menoleh.

Antonio pun tetap dengan posisi memeluk dari belakang,posisi mereka tidur miring dengan tubuh Bia masih di dekapan Antonio.

"Kita ulangi malam itu,kamu tidak merasakan sesuatu mengeras di sana?"

Bia pun mencoba berfikir sampai Antonio mendekatkan miliknya di punggung Bia.

Wanita itu menoleh,,"Kamu hanya menginginkan ku untuk melakukan itu kan Bang?"

"Jika tidak dengan mu dengan siapa lagi,kamu istriku Bia!"

Suara nya masih lirih dan pas di telinga Bia,ia pun meremang bulu kuduk nya berdiri.Membalikan tubuh Bia,mereka saling menatap.Antonio mendekatkan wajah nya dan menempelkan bibirnya di bibir Bia.

Kedua tangan Bia ia letakkan di samping kiri dan kanan kepala,dan menggenggam nya erat.

.

.

.

Antonio yang Bia kenal dingin dan kaku menjadi se agresif ini,ia bahkan bingung sosok suaminya berangsur berubah semenjak malam itu.

Beralaskan kata "Kamu lah istriku" Bia kini berada di bawah kuasa Antonio.Mereka bergumul di bawah selimut yang sama,saling memberi dan menerima.Mengingat apa saja yang dilakukan malam sebelum nya,Bia tak sekaku di awal.

Kedua nya sudah sama tak ada sehelai pun benang yang menempel,bahkan Antonio sudah mengayuh miliknya di dalam sana.

"Arghh... Masih seperti kemarin!" ucap Antonio di sela sela kegiatan.

Bia merasakan sesuatu yang berbeda,Antonio lebih lembut walau sudah sedari tadi ia lakukan dan Antonio belum sampai juga.

"Kamu di atas Bi!" ucap Antonio,Bia menggeleng seketika.

"Akhh..aku tidak bisa!Akhh..." Antonio mencabut kasar milik nya.Tubuhnya merosot dan mulai menunduk menenggelamkan wajah nya di sana.

Melihat itu seketika Bia menutupi nya dengan tangan namun di singkirkan oleh Antonio.

"Aku malu,.. " ucap nya lirih,setelah itu dada nya membusung merasakan sesuatu menggelitik di bawah sana.

Mengulangi terus menerus beberapa kali kegiatan nya hingga matahari sudah tinggi Antonio masih memeluk Bia dalam keadaan seperti semalam.

Kamar mereka bahkan sudah sangat berantakan karena Antonio menginginkan berpindah pindah semalam.

Bia mengerjapkan mata,teringat ucapan terakhir Antonio.

.

.

.

To be continue