21+++
Sinopsis :
Naina Alexandra adalah seorang gadis berumur 18 tahun yang memiliki banyak pesona, dia mampu memikat siapa saja yang menatapnya. Namun dirinya benar-benar tergila-gila kepada sosok Jonas Tirta Alvino yang usianya terpaut jauh dengannya. Bahkan Jonas sudah bisa dikategorikan sebagai om-om.
Naina tergila-gila padanya bukan tanpa alasan yang kuat. Jonas menjadi sosok malaikat penolong sekaligus pelindung baginya, rumah ternyaman untuknya. Namun mampukah gadis ini meluluhkan hati Jonas yang selalu tidak berselera dengan sentuhan-sentuhan para wanita ? bagaimanakah petualangan cinta mereka sampai terjadi ikatan yang benar-benar kuat ?
Temukan jawabannya dalam Novel ini !!!!!
Tokoh Utama :
1. Naina Alexandra
2. Jonas Tirta Alvino
Tokoh Pendamping:
1. Dimas Prabowo
2. Dewi Maharani
3. Tiara Aurora
4. Dirgantara Putra
5. Micko Hadi Prakasa
6. Bagas Alvino
7. Ivana Nelasari
Tokoh Pelengkap :
1. Imelda Salsabilla
2. Kirana Paramitha
3. Salma
4. Susi
5. Kepala Desa
6. Adam Prakasa
7. Sandra Prakasa
8. Herlambang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23
POV Jonas Tirta Alvino
Flashback On
8 Tahun Yang Lalu
Aku dan Micko adalah sahabat sejak SD, sejak sekolah aku dikenal sebagai anak yang pemberani, mudah akrab, cerdas, dan pujaan para wanita. Sementara Micko agak pendiam namun tetap tampan. Saat melanjutkan kuliah di Amerika kami bertemu Wilhelmina. Dia adalah ratu kampus di MBA, dengan body seperti gitar spanyol, rambut pirang berdada besar banyak mahasiswa tergila-gila padanya namun Wilhelmina malah jatuh cinta padaku. Aku akui karena siapa saja yang melihatku akan menatap semua yang ada padaku. Ketampanan, kekayaan, kesempurnaan sebagai kaum adam, semua ada padaku, tidak ada wanita yang tidak tertarik padaku meskipun gara-gara itu aku kesulitan melihat siapa yang tulus padaku.
Wilhelmina tanpa ragu menyodorkan tubuhnya padaku bahkan berkali-kali menawarkan kehangatan ranjang untukku. Sebagai laki-laki yang ingin menjaga kesuciannya tentu aku selalu menolak, bahkan aku berjanji pada Wilhelmina aku akan menikahinya setelah kami menyelesaikan studi di sini. Dia bahkan setuju berpindah keyakinan demi aku. Sungguh itu membuatku bahagia.
Namun kebahagiaan itu hanya bertahan sebentar. Aku menerima sebuah pesan singkat yang memperlihatkan video Wilhelmina sedang bercumbu dengan sahabatku sendiri. Aku kaget luar biasa. Pesan itu mengatakan bahwa mereka sering bercumbu di salah satu kamar pelanggan club malam “Tonight”. Untuk pertama kalinya aku menginjakan kakiku ke sebuah club malam. Sungguh aku kaget melihat orang-orang di sana berciuman panas, bercumbu, berpakaian nyaris telanjang bahkan minum-minum dengan bebasnya.
Aku yang malam itu datang sendirian langsung menyusuri sudut-sudut club malam itu. Saat aku ingin naik keatas menggunakan lift
Ting
Lift terbuka dan aku kaget melihat didepan mataku, wanita yang katanya mencintaiku tengah berciuman panas dengan sahabatku sendiri. Bahkan berpakaian nyaris telanjang dengan memperlihatkan belahan dadanya yang terpampang nyata.
“Jadi semua itu benar ?” ucapku kaget.
“Jonas tunggu, aku bisa jelaskan !”
Aku sudah terlanjur kecewa, Wilhelmina mencoba mengejarku untuk menjelaskannya sampai akhirnya dia berhasil menghadangku ketika aku ingin masuk ke mobilku.
“Jonas, ini bukan salahku sepenuhnya, aku melakukan itu karena kamu selalu menolakku ?”
“Dasar perempuan gampangan, aku ingin menjaga kesucianmu karena kamu bilang kamu mencintaiku, tapi malah kamu memberikannya ke banyak lelaki, bahkan memberikannya ke Micko.”
“Pliz Jo, aku perempuan yang perlu kepuasan, kita lupakan hal ini oke, aku janji tidak akan melakukannya lagi, maafkan aku ya Jo ?” ucap Wilhelmina memelas.
“Aku tidak ingin menerima barang bekas, minggir !”
Aku mendorong tubuh Wilhelmina secara kasar. Sejak kejadian itu aku memutuskan untuk pindah kuliah tanpa memberitahukan siapapun. Aku pindah ke Jerman. Sejak aku pindah ke Jerman aku tidak lagi bertemu dengan Wilhelmina dan Micko. Ku akui selama bertahun-tahun menghindari mereka, mereka selalu mencari dimana keberadaanku. Bahkan mereka sering ingin bertemu denganku tapi selalu tidak aku ladeni. Terlebih lagi saat Micko mengatakan, dialah yang mengirim pesan dan video itu ke aku, Micko mengatakan dia melakukan itu karena mencintai Wilhelmina, dia pikir setelah berpisah denganku Wilhelmina akan menjadi kekasihnya. Nyatanya Wilhelmina semakin terobsesi padaku.
Semenjak aku di khianati dan selalu di uber-uber oleh Micko dan Wilhelmina membuat aku stres dan hal itu lah yang membuatku membutuhkan pelarian. Aku sering keluar masuk Club Malam, tidur dengan berganti wanita setiap malam. Tapi meskipun aku melakukan itu aku tidak pernah mendapat kepuasan dan bahkan aku sering tidak berselera. Aku sudah terperangkap jauh dan sangat sulit berhenti dari kebiasaan gilaku. Malangnya lagi hidupku tetap di recoki oleh mereka.
Sampai suatu hari saat aku berada di kantor, para karyawan heboh saat Wilhelmina datang dan mengancam akan terjun dari atas gedung kantorku jika aku tidak menikahinya. Dia yang sudah berdiri di pinggir atap gedung dan bersiap melompat membuat orang semakin panik. Aku sama sekali tidak memperdulikannya. Micko yang mengetahui hal itu mencoba membujuk Wilhelmina dengan berbagai cara. Wilhelmina berharap akulah yang membujuknya tapi entahlah kenapa, hatiku begitu beku dan tidak peduli padanya.
Sampai akhirnya.....
Brukk.....
Aaaaa.....
Suara Wilhelmina menjatuhkan dirinya diiringi suara kaget orang-orang, aku pun langsung mematung seketika. Dia jatuh bersimpah darah.
Aku yang mengetahui bahwa Wilhelmina sudah berada di kamar jenazah salah satu rumah sakit ibukota berniat melihat jenazahnya untuk terakhir kali. Kedatanganku malah di sambut amukan dan amarah Micko. Dia menyalahkan aku karena tidak membujuk Wilhelmina. Tentu saja aku tidak terima dan memukul balik. Di depan kamar jenazah yang sepi kami berdua saling pukul. Sungguh hati Micko sudah dibutakan oleh cinta. Cinta butanya terhadap wanita murahan seperti Wilhelmina sudah merasuki seluruh pikirannya sehingga saat itu dia tidak bisa membedakan yang mana yang baik dan buruk. Hal itu pula lah yang membuat aku tidak ingin mengenal cinta. Aku takut menjadi bodoh seperti Micko.
Aksi pukul memukul kami terhenti saat aku melihat seorang gadis kecil pingsan. Aku langsung menghampiri gadis kecil itu, aku sangat kaget melihat tubuhnya begitu mengerikan dengan luka di sekujur tubuhnya. Akupun langsung mengangkat tubuh kecil itu.
“Terserah lo mau bilang gue egois ataupun apa Ko, yang jelas gue gak mau menjadi bodoh seperti lo !” ucapku langsung meninggalkan Micko yang masih frustasi.
Aku meminta dokter di IGD memeriksa gadis kecil itu. Sementara menunggu hasil pemeriksaan, aku menghubungi Dimas sekretaris sekaligus asisten pribadi baruku untuk menutup kejadian mengerikan tadi agar tidak tersebar luas sehingga berdampak pada perusahaan. Sejak kematian Wilhelmina, Micko begitu membenciku dan persahabatan sejak kecil kamipun berubah menjadi permusuhan yang tidak tau kapan akan berakhir.
Flashback Off
Jonas jg ceo Lebih sibuk
gak yakin kalo nyata ada yg tentram aja krna kesibukan masing2