Diusahakan up setiap hari 1-2 bab di jam 18:00-19:00
Demi kesembuhan putranya, Almira Maheswara mau menandatangani kontrak pernikahan sebagai pengantin pengganti pria yang ia sendiri belum mengenalnya.
Namun, Almira dengan hati yang lapang menerima pria itu sebagai suaminya. Namun rupanya, pernikahan itu membawa Almira kembali ke masa lalu.
Pria yang menitipkan noda hingga terpaksa Almira memakai cadar. Kini, pria dan orang-orang itu telah berada didekat Almira.
Bagaimana Almira dapat menyikapi itu semua? Ayo baca dan dukung author nya.
Ikuti ya bebssss😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NingMela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berita Dadakan
Alex langsung sadar, "Alex sudah mengerahkan semua anak buah dengan kemampuan khusus. Tapi, mereka tidak menemukan tanda-tanda keberadaan wanita itu dan anaknya"
Entah mengapa Alex merasa iba dengan Almira yang melakukan apapun demi anaknya. Ia tidak tega harus memisahkan dua orang ini.
Mimilia merasa sedih, "Tolong ya Alex! Kamu harus bantu Arsen untuk menemukan anaknya"
"Kita saja tidak tahu apa wanita itu benar-benar melahirkan bayinya. Jadi, sebaiknya Tante jangan terlalu berharap dulu. Takutnya saat Tante sudah berharap, ternyata hasilnya mengecewakan" ucap Alex terdengar meyakinkan.
"Yasudah, Tante mau ke rumah sakit jenguk Arsen dulu ya... Tante tutup dulu telponnya"
"Baik Tante selamat malam" ucap Alex setelah mendengar Mimilia membalas sapaan nya.
Setelah itu Alex kembali menemui Almira yang sudah lama menunggu dirinya.
_______
Sementara itu di Sydney Australia, Mimilia segera mengambil tas pinggangnya lalu keluar dari kamar. Tidak sengaja ia berpapasan dengan Angela putri angkatnya.
"Mamah mau kemana?" tanya Angela memperhatikan penampilan Mimilia yang sudah rapi ingin pergi.
Mimilia menyelipkan rambutnya dibelakang telinga, "Mamah mau ke rumah sakit"
"Wih, ke kak Arsen ya? Ikut dong"
"Ayok" balas Mimilia merangkul bahu Angela dengan senang.
Di Mobil, Mimilia nampak diam memikirkan sesuatu. Pandangannya yang seakan kosong menatap depan mengabaikan putrinya disebelah.
"Mamah kenapa?" tanya Angela setelah menyadari sikap berbeda ibunya.
"Angela, kamu mau ketemu Alex nggak?"
"Mau" balas Angela mengangguk begitu saja. Ia terlihat antusias mengangguk dengan senyuman.
"Besok lusa kamu ke Indonesia nemuin Alex. Tapi, bukan untuk senang-senang"
Angela mengerutkan dahinya bingung dengan perkataan Mimilia, "Kenapa mah?"
"Mamah ada tugas untuk kamu!" kata Mimilia tersenyum miring.
_______
Kembali ke Alex yang sedang berdiri termenung memakai gamis putih seperti hantu dimalam hari. Beruntung Alex tidak memiliki rambut panjang, bisa cosplay dia.
Namun, penampilannya sekarang sudah sukses membuat dirinya menggaruk kepalanya jengkel. Gara-gara Almira dia harus memakai pakaian ini.
"Aku kok merasa gerah ya? Aku copot sajalah"
"Eh, jangan dilepas. Begitu saja bagus, hanya saja aku lupa memesan peci tadi" puji Almira setelah mengamati penampilan Alex.
"Aku sudah mirip seperti wanita karena dirimu. Sebenarnya kita mau ngapain sih?" kesal Alex berkacak pinggang. Sangat ingin menelan Almira itu.
"Tadi kan aku sudah bilang kalau kita mau sholat. Jadi, kau harus memakai ini" cegah Almira saat Alex ingin melepas pakaian nya lagi.
"Aku sudah merasa ger---"
"Shutt" cegah Almira tidak mau mendengar perkataan apapun dari pria didepannya. "Ayo sholat, kau jadi imamnya dan aku jadi makmum nya. Jika kau tidak tahu tata cara ataupun Do'a nya, kau bisa melihat buku yang sudah ada disamping sajadah itu"
Alex berulang kali menghela nafas jengah. Kata Andre memang benar, ia terjebak dengan wanita bercadar ini sekarang.
"Jika aku tidak mau?"
"Terserah! Aku mau menjadi makmum mu dan kau harus mau menjadi imam ku. Aku sudah menggantungkan diriku dengan dirimu dan kau harus tanggung jawab sebagai seorang imam" tegas Almira membuat Alex menelan ludah.
Mau tidak mau Alex melakukan sholat untuk yang pertama kalinya. Dia dengan khusuk membaca niat yang bertuliskan latin di buku tersebut.
Sholat mereka berlangsung selama 15 menit lamanya. Namun Almira tidak merasakan rasa lelah ataupun jengkel. Justru ia sangat bahagia karena ini kali pertama ia sholat berjamaah dengan pria yang menikahinya.
"Aduh!!! kakiku sangat keram dan mulut ku rasanya kebas" celetuk Alex meregangkan kedua kakinya serta mengisi mulutnya dengan angin.
Almira hanya diam dalam doa! Mendoakan semua orang yang ia ingat serta semua insan yang bersarang didalam hatinya.
Alex memperhatikan kekhusukan yang Almira perlihatkan, pria ini mengernyitkan dahinya melihat lelehan bening keluar dari kedua mata istrinya yang tertutup.
"Heiii, kau baik-baik saja kan?" tanya Alex mengguncang lutut Almira supaya merespon.
Almira segera mengusap air matanya, "Aku baik-baik saja. Air mata ini selalu keluar dan mengganggu komunikasi ku dengan Allah"
"Apa dia akan menjawab jika kau bertanya?"
"Jika kau bersungguh-sungguh, pasti dia akan menjawabnya" balas Almira akan pertanyaan Alex yang membuatnya tersenyum kecil.
"Apa yang biasanya kau tanyakan?" tanya Alex lagi.
Almira terdiam sejenak, "Dimudahkan setiap jalan. Seberapa berat rintangan itu, aku berharap bisa mengatasinya"
Alex mengangguk-angguk, "Lalu?"
"Keluargaku" balas Almira melepas mukenanya.
"Nampaknya kau sangat merindukan keluargamu. Dimana mereka, kenapa mereka tidak hadir di pernikahan mu?" tanya Alex.
"Ayahku sudah meninggal. Aku berpisah dengan Ibuku, jadi entah seperti apa beliau sekarang hanya Allah yang tahu" balas Almira melipat pelan mukenanya. Namun pikirannya tertuju kepada sang bunda.
"Kau tidak mencoba untuk menemuinya?"
Almira menggelengkan kepalanya, "Aku tidak memiliki keberanian untuk menemuinya!"
"Kenapa?"
"Karena--" Almira tidak jadi meneruskan ucapannya. "Tidak apa-apa"
Alex mengusap kesal wajahnya lalu bangkit serta melepas gamis panjang berwarna putih yang gerah itu. Padahal sedikit lagi Alex akan mendengar pengakuan langsung dari wanita ini.
Drettt
Ponsel Alex kembali berbunyi, membuat si pemilik harus bergegas mengangkat nya atau suara itu akan mengotori gendang telinganya.
"Hm, ada apa Andre?" balas Alex menempelkan ponselnya di telinga.
"Alex, pengiriman bahan-bahan restoran mengalami hambatan. Pesawat yang membawa rempah-rempah kita ke luar negeri harus di tahan di bandara" kata Andre diseberang telpon.
"What" pekik Alex terkejut. Baru kali ini ada yang berani menahan rempah-rempah yang ia ekspor ke luar negeri.
"Rempah-rempah kita terbukti menyembunyikan sabu-sabu didalamnya"
"Brengsek!!!" umpat Alex sekali lagi terkejut. "Aku tidak pernah mengirimkan benda-benda terlarang ke luar negeri. Beraninya mereka menuduhku?"
"Datanglah saja, kau akan melihatnya" balas Andre menutup telponnya seketika.
"Aku harus pergi. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan" kata Alex segera mengambil jaket denim yang ada didalam almari.
"Semoga masalahmu cepat selesai" kata Almira menyela untuk menyalami tangan Alex yang sibuk memakai jaketnya.
"Aku pergi dulu, bye Al---"
"Bukan bye, tapi Assalamu'alaikum" sela Almira memotong ucapan Alex. Lalu setelah itu kedua sudut bibir Almira terangkat naik.
Alex merasa salting, "Ak-aku pergi assalamu'alaikum"
"Walaikumsalam" balas Almira membiarkan Alex meraih kunci mobilnya diatas meja lalu keluar dari kamar.
_______
Bruk
Suara pintu mobil tertutup dengan sangat keras saat Alex yang menutupnya. Dari tadi ia menahan perasaannya yang aneh setelah berbicara dengan Almira.
"Assalamu'alaikum..." salam itu mengingatkan ia pada Ronald yang juga menegurnya demikian. Hal itu membuat Alex tersenyum riang.
Namun, semua itu terhempas kala dering telponnya kembali bersuara. Mau tidak mau ia harus mengangkat nya lagi.
"Hm Sania?"
"Tuan, pabrik pembuatan sutra di Kalimantan mengalami kebakaran tuan. Kebakaran berlangsung di jam kerja hingga menewaskan 5 orang karyawan dan lainnya luka-luka" kata Sania gemetar memberikan kabar duka.
"WHATTT"
Kenapa harus tiba-tiba? Kenapa semua harus datang seperti hujan yang mengguyur Indonesia secara rata. Seakan tidak mengijinkan Alex untuk istirahat sejenak saja.
To be continued
kena mental ga tuh😄
muhrim = orang yang berihram
Wallahu a'lam