Naurah harus terpaksa ikut pindah ke rumah neneknya karena sang ayah menjual rumah mereka untuk pengobatan nenek dan juga biaya kuliah tantenya, Kehidupannya yang dulu sangat bahagia kini perlahan menyisahkan kesedihan apalagi setelah di tinggal oleh ayahnya menghadap Ilahi, namun kehidupannya kembali membaik setelah naurah dan ibunya serta adiknya Hasan di minta pergi dari rumah oleh nenek dan tantenya, apalagi sang nenek tidak menyukai Hasan yang merupakan anak angkat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aliyah Ramahdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26.
Suasana hening di sepanjang perjalanan, naurah merasa tidak enak karena hanya ada mereka bertiga di dalam mobil
" Naurah, aku minta maaf soal ucapan mama vanesh, dia salah mengira kamu adalah calon ibu vanesh" ucap randy membuka percakapan
" Gak apa apa pak, lagian itu kan hanya salah paham saja dan aku yakin leona yang telah berbohong padanya"
" Iya dari percakapan tadi aku tau jika leona telah mengatakan hal hal yang tidak seharusnya tentang kita"
" Iya pak"
" Pa, kak naurah boleh tinggal di rumah kita gak? " tanya vanesh
" Gak bisa dong sayang, kan kak naurah punya rumah juga"
" Tapi aku mau bobo sama kak naurah bertiga dengan papa"
" Sayang, gak boleh ngomong kayak gitu, nanti uncle nya ngambek loh"
" Maafkan vanesh ya pa"
" Iya sayang, sekarang kita turun karena kita sudah sampai di kantor" ucapnya begitu mematikan mesim mobil
Vanesh berjalan sembari menggenggam tangan naurah dan berbelok ke ruangan rangga
" Uncle, coba tebak aku datang sama siapa? " ucapnya berlari lebih dulu ke ruangan rangga
" Emang nya kamu datang dengan siapa? " tanya rangga mencubit pipinya
" Sama kak naurah" jawabnya tertawa ceria
" Oya? Lalu dimana kak naurah sekarang? "
" Aku di sini" ucap naurah memasuki ruangannya
" Sayang kamu sudah datang? Kok lama banget? "
" Iya tadi aku mampir ke toko roti, tapi gak sengaja ketemu vanesh dan pak randy makanya sekalian aja ke sini nya"
" Pantas aja aku tunggu kok gak dateng dateng"
" Maaf ya "
" Iya gak apa apa sayang"
" Uncle tadi aku ketemu mama, dan mama ngasih aku boneka ini" ucap vanesh
" Kamu ketemu mama dimana? "
" Tadi gak sengaja ketemu di taman" jawab naurah mewakili vanesh
" Benarkah? Lalu gimana dengan bang randy?"
" Biasa aja sih, cuma ngobrol bentar abis tuh udah "
" Aku hanya takut bang randy merasa sedih setalah bertemu mantan istrinya, kemarin bang randy sempat frustasi di awal perceraiannya "
" Tapi aku lihat pak randy sepertinya sudah iklhas dan udah menerima kenyataan juga"
" Syukurlah" jawab rangga menatap vanesh
*******
Di sisi lain, kini hubungan hasan dan deby semakin dekat, penampilan nya pun kini sudah tertutup meskipun belum sepenuhnya
" Assalamu'alaikum tante " ucap debi memasuki rumah hasan
" Wa'alaikumussalam nak debi, ayo masuk"
" Terima kasih tante, oiya tante aku boleh panggil ibu ke tante? "
" Boleh, ibu malah senang jika kamu memanggil ibu"
" Makasih ya bu " ucapnya
" Iya, oiya nak debi darimana? "
" Aku baru saja pulang kuliah bu, tapi dosennya gak masuk dan kebetulan aku lewat depan ya sekalian aja mampir"
" Emangnya nak debi tinggal dimana? Rumah nya gak jauh kan dari sini? "
" Gak bu dekat kok, oiya ibu lagi ngapain? "
" Ibu sedang menyiapkan pesanan pelanggan ibu"
" Boleh aku bantu? "
" Boleh kalo kamu mau"
" Ini semua ibu yang buat sendiri? "
" Iya, biasanya hasan juga bantuin kalo lagi libur kerja"
" Jadi hasan juga bisa masak? "
" Bisa sedikit, dia biasanya hanya bantu untuk mengantarkan saja"
" Oohh gitu ya bu"
" Oiya nak debi kalo mau ambil aja, ibu memang sengaja bikin banyak karena biasanya hasan membawanya ke mesjid apalagi ini hari jumat "
" Beruntung sekali hasan punya ibu sebaik ibu"
" Alhamdulillah, ibu juga beruntung punya anak seperti hasan nak debi"
" Gak seperti orangtuaku"
" Ada apa dengan orang tua nak debi? "
" Mereka selalu mencampuri urusan aku bu, semua harus di kontrol, dari hal hal kecil, dari pendidikan dan pergaulan, mereka memintaku untuk berteman dengan orang pilihan mereka bu, mereka jahat banget kan bu? "
" Nak debi, di dunia ini gak ada orangtua yang jahat, mereka melakukan itu karena mereka ingin memberikan yang terbaik untuk nak debi, coba bicara dari hati ke hati pada mereka, bicara yang lembut dan penuh hati hati, katakan keinginan nak debi, ibu yakin orangtua nak Debi akan mengerti"
" Percuma aja bu, papaku orangnya keras"
" Kan belum di coba, yakin saja mereka akan mendengarkan nak debi"
" Baiklah bu, nanti aku akan mencoba seperti yang ibu katakan"
Tak berapa lama hasan pun pulang dengan terburu buru dan segera masuk ke kamar nya tanpa menyadari keberadaan debi yang sedang menonton tv
" Maaf bu aku terburu-buru, aku takut terlambat" ucap hasan segera ke kamar mandi
" Bu, nasi kotaknya sudah? "
" Iya nak sudah selesai kok"
" Terima kasih bu, maaf merepotkan ibu"
" Iya gak apa apa, cepatlah mandi " jawab bu tari menyiapkan baju Koko untuk hasan di kamarnya
Debi merasa kehausan dan segera berlalu ke dapur untuk mengambil air minum, kebetulan juga hasan telah keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk
Mereka berdua sama sama terkejut dan saling menatap satu sama lain, Debi merasa makin sangat terpikat pada hasan begitu menatap otot otot di tubuh hasan
" Debi? Sejak kapan kamu di situ? " tanya hasan mematung
" Maaf" ucap debi berlari kembali ke ruang tv
Dug... Dug... Dug...
" Astaga ada denganmu debi? Kenapa jantungmu berdetak sangat kencang? " gumamnya memegang dada nya
" Kamu baru datang atau udah dari tadi debi?" tanya hasan tak lama setelah mengganti pakaiannya dengan baju koko dan sarung tak lupa memakai peci
" Ya ampun, kenapa pria ini bisa setampan ini" gumamnya menatap hasan tanpa berkedip
" Astagaa.. Di cuekin lagi" ucap hasan
" Maaf tadi kamu ngomong apa? "
" Baru datang? "
" Udah dari tadi"
" Masa sih? Tapi aku gak lihat mobil kamu di depan
"Aku ke sini dengan taksi"
" Pantes saja, ya sudah aku jalan ya"
" Bu, aku jalan ya, assalamu'alaikum " ucap hasan mencium tangan ibunya sembari membawa sekantong nasi kotak
Setelah hasan berangkat, debi ikut pamit pulang pada bu tari, dengan menggunakan taksi online dia pun kini tiba di rumah mewahnya
"Assalamu'alaikum ma" ucap debi membuat mamanya terkejut lantaran baru kali ini dia mendengar debi mengucapkan salam begitu memasuki rumah
" Kok di jawab sih ma? " protes debi
" Wa'alaikumussalam sayang" jawabnya tersenyum
" Sayang kamu sudah pulang?"
" Iya ma, oiya papa dimana? "
" Papa sedang ke semarang, ada urusan di sana"
" Kapan papa pulang ma? "
" Mama juga kurang tau, kamu kan tau sendiri papa kalo ke bandung tuh pasti agak lama apalagi saat ini omah sedang kurang sehat"
" Omah sakit? "
" Gak, katanya cuma kurang enak badan aja"
" Ma, aku mau minta maaf sama mama, aku sadar selama ini aku banyak salah sama mama dan papa, gak peduli sama mama, bahkan aku juga terkadang membantah setiap ucapan mama" ucapnya memeluk mamanya
" Iya sayang mama sudah maafkan kamu, mama senang kamu menjadi anak baik seperti ini"
" Iya ma, aku belajar banyak dari temanku, aku sangat iri melihat kedekatan nya dengan ibunya, aku mau seperti itu juga ma"
" Maafkan mama kalo belum bisa menjadi ibu yang baik untukmu, tapi mama janji mulai sekarang mama akan mendukung semua apapun yang kamu lakukan selagi itu masih dalam hal positif"
" Terima kasih mah, aku sayang sama mama" ucapnya kembali memeluk mamanya
" Iya sayang mama juga sayang padamu" jawab bu selvi tersenyum melihat perubahan baik pada putrinya