Tidak ada yang menyangka bahwa dirinya masih hidup, semua orang menganggapnya sudah mati. Padahal dia telah tumbuh dewasa menjadi seorang pria yang berbahaya.
Adam Alvarez atau pria bernama asli Marvin Leonardo, pria berusia 28 tahun itu adalah seorang mafia berdarah dingin, karena kepiawaiannya dalam menaklukkan musuh membuat dia mendapatkan julukan A Dangerous Man. Namun, ada sebuah luka di masa lalu yang membuat dia bisa berbuat kejam seperti itu.
Saat dia masih kecil, dia dan ibunya diterlantarkan oleh sang ayah, hanya karena ayahnya sudah memiliki wanita lain, bahkan wanita itu membawa seorang anak perempuan dari hasil hubungan gelap mereka. Hingga berakhir dengan peristiwa pembunuhan sadis terhadap ibunya.
Karena itu Adam memanfaatkan Nadine Leonardo, putri tercinta ayahnya sebagai alat untuk membalaskan dendam terhadap ayahnya. Adam tidak akan memaafkan siapapun yang telah tega membunuh ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menghancurkan Rencana
Tuan Rama tercengang begitu melihat isi di dalam kotak bingkisan yang telah dia buka. Dia melihat ada gaun berwarna biru muda yang semalam dipakai oleh Nadine, dan gaun itu dalam kondisi berlumuran darah.
Tuan Rama merasakan nafasnya terasa sesak, sampai pikirannya begitu kalut, membuat dia semakin mengkhawatirkan kondisi Nadine. "Oh Nadine!"
"Brengsek! Siapa yang melakukannya?"
Tuan Rama melihat ada sepucuk surat di dalam bingkisan itu, dia segera membacanya.
...Bagaimana rasanya kehilangan orang yang paling berharga untukmu? Aku akan membuatnya menderita disetiap harinya, seperti apa yang kau perbuat kepada kami, ayah....
"A-ayah?" Tuan Rama menganga mengapa orang yang mengirim bingkisan itu memanggilnya ayah.
Tidak mungkin dia Marvin, dia yakin Marvin sudah meninggal 18 tahun yang lalu. Tuan Rama rasa pasti ini adalah perbuatan orang yang ingin menerornya.
Hati Tuan Rama diliputi rasa ketakutan, dia sangat takut bagaimana kalau Nadine disakiti oleh orang misterius itu.
"Darren!" Tuan Rama langsung berteriak memanggil Asisten Dareen. Nafasnya terangah-engah, matanya memerah, pikiranya benar-benar kacau.
Asisten Dareen bergegas masuk ke dalam ruangan tersebut begitu mendengar teriakan Tuan Rama, "Ada apa, Tuan?" Asisten Dareen tidak mengerti mengapa Tuannya terlihat begitu panik.
Begitu juga Sonya, kebetulan hari ini dia mampir ke kantor, dia menjadi penasaran mengapa suaminya terlihat ketakutan dan panik seperti itu. "Ada apa ini, Mas?" Dia pura-pura khawatir.
Tuan Rama memperlihatkan bingkisan yang berisi gaun Nadine yang berlumuran darah pada Asisten Dareen dan Sonya.
Keduanya terkejut melihatnya, apalagi Sonya, dia menjadi tidak enak hati karena kemarin ada pria misterius yang meneror gang The Bloods menulis nama Marvin di punggung anak buahnya Erza, dan sekarang ada yang meneror suaminya memanggil ayah pada Tuan Rama.
Apakah mungkin Marvin masih hidup?
Tapi rasanya tidak mungkin Markus membohonginya, padahal waktu itu telah ditemukan tulang belulang anak kecil di tempat kebakaran yang menewaskan Marvin dan ibunya.
Sonya menangis histeris, "Oh Nadineku sayang, apa yang terjadi padamu huhuhu..?"
Tangisan Sonya memang bukanlah akting belaka, dia menangis karena dia takut rencananya gagal padahal sebentar lagi Tuan Rama akan menyerahkan seluruh hartanya pada Nadine.
Sebenarnya memang ada bagusnya jika Nadine mati berarti harta suaminya langsung jatuh padanya. Namun masalahnya status Nadine masih belum diketahui dia mati atau tidak, tapi jika dia membaca kembali pesan itu, sepertinya Nadine sengaja tidak dibunuh dulu, bisa saja Nadine harus dibuat menderita dulu.
"Astaga, Nadine huhuhu..." Sonya menepuk-nepuk dadanya sambil menangis, dia memeluk suaminya yang sedang menangis juga.
Tuan Rama sadar betul masalah ini bukanlah kasus kecil, dia juga harus melibatkan para penjahat untuk mencari siapa orang yang mengaku-ngaku Marvin itu. "Dareen, kau harus sewa para gangster untuk mencari keberadaan Nadine, dan juga siapa orang yang telah menculik Nadine, aku tidak akan membiarkan dia hidup." Tuan Rama mengepalkan tangannya.
"Baik, Tuan." Asisten Dareen menganggukan kepala, "Tapi Tuan, bagaimana kalau ternyata yang mengirim bingkisan itu adalah Tuan Marvin?"
"Apa kau gila? Marvin sudah meninggal 18 tahun yang lalu, bagaimana mungkin orang yang meninggal bisa hidup kembali?" Tuan Rama mengatakannya dengan nada membentak.
Asisten Dareen menundukkan kepalanya, "Maaf, Tuan."
"Jangan dulu melaporkan kasus ini ke polisi. Kita cari saja Nadine dengan jasa para gangster itu." Tuan Rama curiga orang yang menculik Nadine memiliki dendam padanya, dia takut jika polisi berhasil menangkap si peneror tersebut malah terbongkar apa kesalahannya, karena di masa muda dia bukan pria baik-baik, pantas jika dia memiliki musuh, sampai orang tua Bu Rena tidak menyukainya.
Ah... sial, aku tidak akan membiarkan rencana aku gagal, Leon Grup harus menjadi milikku._ hati Sonya meracau.
Sonya tidak ingin usahanya sia-sia, dia sampai tega merebut Nadine dari ibu kandungnya agar Tuan Rama mau menikahinya, karena dia berpura-pura hamil anak perempuan. Namun rencana yang dia susun selama ini malah dihancurkan oleh si peneror itu.
