Menjalani kehidupan rumah tangga sempurna adalah impian setiap wanita ketika memiliki seorang suami yang sangat mencintai dan menjadikan satu-satunya yang dicintai.
Namun, semuanya hancur ketika mengetahui bahwa pria yang selama ini dicintai telah menipunya dengan menciptakan sebuah konspirasi untuk bisa memilikinya.
Konspirasi apa yang membuat hidup seorang Diandra Ishana berubah penuh kepalsuan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dianning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Otak mesum
Kalimat bernada kasar serta ketus dari wanita yang berada di hadapannya itu membuat Austin seketika tertawa terbahak-bahak. Bahkan ia merasa untuk pertama kalinya dikalahkan oleh wanita tidak dikenal yang berpenampilan kampungan.
Bahkan ia yang dari tadi mengamati penampilan wanita di hadapannya mulai dari ujung kaki hingga kepala, merasa aneh ketika pertama kali melihat ada yang berani melamar pekerjaan dengan kondisi mengenaskan sekaligus berantakan.
"Benar juga apa yang kamu bilang." Austin menghentikan ucapannya sesaat untuk melihat bagaimana reaksi dari wanita yang tidak diketahui namanya.
"Sebelum aku menyuruhmu bertanggungjawab atas kerugianku, jawab dulu pertanyaanku. Siapa namamu?"
Kali ini Diandra yang benar-benar tidak paham dan tidak habis pikir dengan apa yang disampaikan pria arogan dan dianggap tidak tahu sopan santun tersebut. Apalagi kata ganti rugi yang membuatnya seolah melakukan sesuatu, padahal hanya melakukan kesalahan kecil.
Ia mengembuskan napas berat ketika menatap ruangan luas dengan kursi dan meja besar di tengah ruangan serta ada beberapa furniture yang menghiasi dan membuatnya bisa menebak jika itu adalah tempat petinggi perusahaan.
Tidak ingin berlama-lama berurusan dengan orang hebat yang tidak akan bisa dilawan, kini Diandra berbicara singkat.
"Tolong katakan saja apa hukuman Anda karena kelancangan saya yang tidak tahu apa-apa. Lagipula nama saya sangat jelek dan tidak perlu disebutkan."
Diandra yang merasa sangat lapar karena tadi terburu-buru tidak sarapan, kini mengumpat di dalam hati. 'Sial, aku kelaparan!'
Namun, ia berusaha bersikap biasa. Meskipun saat ini tubuhnya sudah panas dingin saat bulu kuduknya meremang. Tidak hanya itu, keringat dingin sudah memenuhi seluruh tubuhnya.
Sementara itu, Austin yang dari tadi sibuk mengamati wajah wanita yang seolah ingin menyembunyikan namanya tersebut, refleks langsung mengarahkan tangannya untuk menghapus peluh di wajah yang sudah terlihat pucat tersebut.
"Apa kau takut padaku? Kenapa bisa berkeringat seperti ini."
Merasa tidak suka dengan pria yang sudah kedua kali menyentuh tanpa izin, Diandra merasa sangat kesal, sehingga bergerak mundur untuk menghindar.
"Jaga tangan Anda, Tuan!" Mengarahkan tatapan tajam mengintimidasi agar tidak lagi mengulangi hal sama.
Namun, baru saja menutup mulut, Diandra merasa kepalanya berkunang-kunang dan pandangan tiba-tiba blur. Hingga beberapa saat kemudian merasa semuanya tiba-tiba terasa gelap dan kedua matanya perlahan terpejam ketika kehilangan kesadaran.
Sementara itu, Austin yang tadinya asyik menatap bibir sensual wanita berpenampilan kampungan karena hanya memakai pakaian biasa, bukan bermerk seperti yang dikenakan oleh beberapa staf perusahaan, kini sangat terkejut saat tiba-tiba tubuh wanita di depannya terhuyung ke belakang.
Tentu saja ia refleks membuka kedua tangan dan akhirnya bisa menyelamatkan wanita itu jatuh terhempas ke lantai dingin di ruangannya.
Austin yang kini sudah menahan tubuh ramping tersebut, kini terdiam beberapa saat karena tengah asyik mengamati pemandangan indah tepat di depan mata. Bahkan ia saat ini tidak berkedip menatap bibir sensual wanita yang berada dalam pelukannya.
'Astaga, apa yang harus kulakukan saat ada wanita yang pingsan di pelukanku?' Austin kini bergumam sendiri di dalam hati dengan tidak berkedip menatap bibir sensual pucat yang sangat kering itu.
Seolah tengah melambai untuk diberikan kelembaban. "Wanita ini seperti tidak makan dan minum seharian saja karena bibirnya sangat kering."
Saat ia menormalkan perasaannya karena naluri mesum dari sifat playboy bangkit, Austin memilih untuk menggelengkan kepala beberapa kali. 'Aku sudah gila karena ingin mencium wanita kampungan ini.'
Tidak ingin bertambah pusing, Austin langsung meraup tubuh itu ke atas lengannya dan merebahkan wanita tersebut ke atas sofa. Kemudian langsung mengirimkan pesan pada seseorang.
Austin kini duduk di dekat wanita yang terbaring telentang di atas sofa ruangannya. Bahkan ia kembali menatap wajah pucat itu.
Bahkan ia bergerak merapikan anak rambut yang terlihat menutupi wajah wanita yang pingsan itu.
"Aku ingin memberikan pelajaran pada wanita arogan ini, tapi kenapa malah merepotkanku?"
Kemudian ia menatap ke arah siluet tubuh di balik kemeja berwarna navy dan rok di bawah lutut berwarna abu-abu tersebut. Tentu saja ia mengerjapkan mata begitu melihat dengan jelas kaki jenjang putih mulus itu terpampang nyata di hadapan dan membuatnya menelan ludah.
Sebagai seorang pria yang selama ini gemar berganti-ganti pasangan, tentu saja melihat pemandangan dari seorang wanita yang terbaring, berhasil membuat pikiran mesum menguasai diri.
Bahkan ia ingin sekali mencium bibir pucat itu untuk sekedar membasahinya. Namun, menepuk jidatnya berkali-kali karena memikirkan tubuh indah di balik pakaian tipis yang memperlihatkan pakaian dalam yang melindungi dua bukit kembar tersebut.
"Dasar otak mesum!"
To be continued...
kan sdah bahagia d austin sdh berubah jdi baik...