Balas Dendam (Pelakor)

Bela sudah berada di Cafe, ia menyuruh seseorang untuk mengikuti kemana langkah Desi, baginya balas dendam ini tidak boleh setengah-setengah, ia akan melakukan apa saja agar Desi menderita.

" Kamu yang sudah melukai Kak Sintia, dan luka itu akan aku kembalikan pada mu?? bagaimana pun caranya!!, jika kebahagiaan mu adalah Bram maka akan ku buat Bram sebagai sumber luka dan derita yang harus kamu terima.. jangan anggap remeh aku Desi.. " ucap Bela sambil tersenyum melihat Foto sang kakak yang sedang ia pegang.

" Sebentar lagi kak, orang-orang yang menyakiti kakak akan merasakan rasa sakit ini juga.. " ucap Bela memeluk foto sang kakak.

Itu yang di namakan Dendam, segala macam cara pasti akan dilakukan agar dendamnya terbalaskan sama halnya yang di lakukan Bela, ia harus pura-pura mendekati Bram dan membuatnya nyaman walaupun dalam hatinya ia benci sekali dengan sosok laki-laki itu.

Handphone milik Bela bergetar tanda seseorang sedang menghubunginya, ia segera mengangkat teleponnya, telepon itu dari salah satu orang suruhannya.

" Halo, bagaimana dengan penyamaran mu, apa kamu berhasil?? " tanya Bela

" Nona tenang saja, semuanya sesuai rencana kita "

" Apa yang sedang di lakukan Desi tadi malam, apa Bram pulang ke rumah orang tuanya?? "

" Saya mendengar jika Nona Desi semalam menangis bahkan sampai meleparkan gelas sehingga Bu Jeni datang ke kamarnya lalu meredam amarah nona Desi, tapi saya tidak melihat jika Tuan Bram pulang ke rumah "

" Bagus kalau begitu, kamu terus pantau Desi, laporkan semua gerak geriknya pada Saya.. "

" Baik Nona, Saya pamit mau ke dapur dulu, saya di perintahkan untuk menyiapkan makan siang untuk Tuan Bram.. sepertinya Nona Desi yang akan mengantar makanan ini ke kantor Tuan Bram "

" Yasudah, kamu kembali ke dapur sana, jangan sampai mereka curiga padamu apalagi Bu Jeni.. bisa gawat kalau dia tahu kamu bekerjasama dengan ku " ucap Bela

" Baik Nona " ucapnya langsung menutup teleponnya

Ini kesempatan bagus untuk Bela membuat Desi semakin marah padanya, Dan Bram akan semakin benci Desi, Dia langsung menuju dapur cafe miliknya, ia mulai menyiapkan makanan dan kopi yang kemarin ia berikan pada Bram. Setelah itu ia langsung memesan taksi menuju kantor Bram.

Ia ijin pada karyawannya untuk pergi ke kampus untuk menyelesaikan skripsinya yang belum selesai, semua karyawan tampak senang dengan perubahan Bela karena ia kembali ceria seperti dulu.

Bela masuk kedalam taksi yang sudah ia pesan sebelumnya, tak butuh waktu lama untuk pergi ke kantor Bram, ia hanya menempuh waktu tiga puluh menita saja.

Kini ia sudah sampai di kantor Bram, ia segera menghampiri resepsionis yang ada disana, ia memberitahukan jika ia ingin bertemu dengan Bram, karyawan itu segera memberitahukan keberadaan Bela pada Bram, dan Bram menyuruh karyawannya untuk mengantarkan Bela ke ruangannya.

" Aku harus membuat Desi sampai duluan di ruangan Bram " batin Desi

" Mba, bolehkah saya ke Toilet dulu.. saya tidak tahan ingin pipis dahulu " ucap Bela berbohong, ia sengaja memakai alasan begitu agar tidak ada yang curiga padanya.

" Baik Nona, biar saya tunjukan Toilet nya "

" Terima kasih Mba " ucap Bela sambil tersenyum

Bela segera menuju toilet khusus wanita, sedangkan karyawan itu menunggu Bela di luar. Bela pura memutar kran air agar terlihat seperti nyata dan beberapa menit kemudian ia segera keluar dari toilet itu.

" Aku harap Desi sudah berada di ruangan Bram.. aku ingin lihat reaksi dia kalau aku juga datang kesini membawakan makan siang untuk Bram.. " batin Desi

.

.

Sementara di tempat lain tempat di ruangan Bram, ia tampak senang karena Bela malah datang kesini, ia masih menduga-duga apa alasan Bela sampai mah jauh-jauh ke kantornya.

Tok... Tok... Tok...

" Masuk "

Tenyata pikiran Bram salah, yang datang kali ini adalah Desi dengan menggunakan pakaian seksi dan segera menghampirinya, Bram tidak melirik sama sekali niat hatinya ingin terlihat sibuk dan keren di depan Bela namun malah Desi yang ada di hadapannya.

" Sayang... " Ucap Desi membuat Bram kaget

Bram benar-benar kaget kenapa wanita yang tidak ia harapkan malah muncul di depannya sekarang membuat dia emosi saja. Tapi ia harus terlihat tenang karena takut Bela datang dan Desi membuat keributan lagi.

" Untuk apa kamu datang kesini?? " tanya Bram dengan nada sinis

" Bram sayang, aku kesini membawakan makanan kesukaan mu.. pasti kamu senang, ayo kita makan sama-sama " ucap Desi menghampiri Bram

" Jangan mendekat " ucap Bram

" Kenapa... ?? " Ucap Desi bingung

Tiba-tiba suara ketukan pintu menghentikan pembicaraan antara Desi dan Bram, Bela masuk kedalam ruangan Bram, ia pura-pura kaget di depan Bram karena kehadiran Desi.

" Astaga kak Bram maaf aku gangu.. kalau begitu aku permisi dulu " ucap Bela langsung memegang handle pintu ruangan Bram

" Bela Tunggu " ucap Bram menghentikan langkah Bela

" Yes, aku bisa membuat Desi lebih membenci aku " batin Bela

Bersambung...