NovelToon NovelToon
Istriku, Guru Olahragaku

Istriku, Guru Olahragaku

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Nikahmuda / Cintamanis / Tamat
Popularitas:955.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Tria Sulistia

Tepat di hari pernikahan, Ayana baru mengetahui jika calon suaminya ternyata telah memiliki istri lain.

Dibantu oleh seorang pemuda asing, Ayana pun memutuskan untuk kabur dari pesta.

Namun, kaburnya Ayana bersama seorang pria membuat sang ayah salah paham dan akhirnya menikahkan Ayana dengan pria asing yang membantunya kabur.

Siapakah pria itu?

Sungguh Ayana sangat syok saat di hari pertama dia mengajar sebagai guru olahraga, pria yang berstatus menjadi suami berada di antara barisan murid didiknya.

Dan masih ada satu rahasia yang belum Ayana tahu dari sang suami. Rahasia apakah itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tria Sulistia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Kisah Elang

"Semalam bagaimana, Lang? Sudah bisa menaklukan hati Bu Aya?" tanya Farel ketika berjalan beriringan bersama Elang di koridor kelas.

"Belum," jawab Elang santai. "Bu Aya itu benar-benar seperti buaya. Susah dijinakan."

Farel terkekeh mendengar ocehan Elang. Mereka hanya berjalan berdua menuju perpustakaan tanpa adanya Abian.

Namun, ketika mereka berada di koridor yang sepi tiba-tiba sebuah tangan menarik paksa bagian belakang pakaian Elang. Membuat pemuda itu terseret dan terpojokan di tembok.

Rupa-rupanya si pelaku penarikan itu adalah Abian. 

Melihat raut wajah Abian sangat kesal, menjadikan Farel mengerutkan dahi keheranan. Dia menempatkan diri di antara Abian dan Elang, berusaha melerai kedua sahabatnya.

"Elang, kenapa selama ini kamu bohong, hah?" Abian mencengkram erat kerah seragam Elang dengan melayangkan sorot mata yang mengerikan dan penuh amarah. 

Elang tak mengerti maksud ucapan Abian. Dia membalas tatapan tajam sambil menghempaskan tangan Abian dari kerah bajunya.

"Kamu ngomong apa sih, Bi? Aku nggak ngerti."

"Iya, Bi. Ada apa sih ini? Kalau ada masalah, bicarakan dengan baik-baik dong," timpal Farel yang menahan dada Abian yang hendak maju menerjang Elang.

Akan tetapi Abian tak mengindahkan ucapan Farel, sebab pandangan mata Abian hanya tertuju pada Elang dengan segenap amarah di dada.

"Jangan pura-pura deh, Lang! Aku tuh sudah tahu rahasia kamu."

"Rahasia?" kata Elang dan Farel kompak sambil keduanya saling menoleh satu sama lain.

Detik berikutnya, Farel mengibaskan tangan dan menggelengkan kepala cepat ketika manik mata Elang mendelik ke arahnya.

"Kamu yang sudah bocorin rahasia kau, Rel?" tuduh Elang dengan mata yang kini menyipit curiga pada Farel.

Sebab hanya Farel dan Diva yang tahu akan rahasia pernikahan Elang dan Ayana.

Kalau bukan Farel, siapa lagi yang membocorkan rahasia itu kepada Abian. Tidak mungkin Diva, karena wanita itu tidak mengenal Abian.

Kini ketegangan berpindah di antara Elang dan Farel. Elang menatap tajam Farel yang tubuhnya bergetar ketakutan seraya mundur beberapa langkah untuk mengambil ancang-ancang kabur jikalau Elang mengamuk.

"Aku nggak ngomong apa-apa ke Abian, Lang. Sumpah."

Namun, ketakutan yang terpancar dari wajah Farel membuat Elang semakin menyipitkan mata, mencoba mencari kebohongan yang disembunyikan Farel.

"Kalau bukan kamu siapa lagi, Rel? Cuma kamu yang tahu kalau aku nikah sama Bu Aya."

"Hah? Apa? Kamu nikah sama Bu Aya?" Abian tercengang seraya melirik Elang dan Farel bergantian.

Saat itu juga, Elang dan Farel menoleh cepat ke arah Abian. Dahi mereka sama-sama mengerut bingung.

Hening untuk beberapa saat, ketiga pemuda itu sama-sama terkejut sekaligus menautkan alis bingung. 

Abian terkejut karena mendapatkan fakta bahwa Elang menikahi Ayana dan tentu saja benaknya langsung berpikir bagaimana mereka bisa menikah.

Farel juga terkejut, sebab Abian tidak tahu akan pernikahan Elang. Lantas apa maksud ucapan Abian tentang rahasia Elang.

Kedua pemuda itu tenggelam dalam pemikiran masing-masing yang hanya bisa dijawab oleh teman mereka bernama Elang.

Mereka pun kompak menoleh pada Elang yang kini terkekeh sambil mengusap tengkuknya dengan gugup.

"Kamu nikah sama Bu Aya, Lang? Serius kamu?"

"Eh, nanti dulu, Bi. Kalau kamu nggak tahu tentang pernikahan Elang dan Bu Aya. Lalu kamu tahu rahasia Elang yang mana?" tanya Farel penasaran.

Abian menoleh menatap Farel dan berkata, "Aku tahu rahasia Elang kalau selama ini dia itu Tuan Raynar Rasyid, pewaris sekaligus putra dari Tuan Bram Rasyid."

"Apa?" pekik Farel tercengang dan membelalakan mata menoleh kepada Elang. "Apa itu benar, Lang?"

Elang mengusap tengkuknya sambil terkekeh garing. "Iya, betul."

"Kok kamu nggak bilang sih!" protes Abian dan Farel serempak.

"Psstt!" Elang menekan jari telunjuk ke bibir memberi tanda untuk diam. Lalu dia menengok kanan kiri memastikan tidak ada orang yang mendengar pembicaraan mereka bertiga.

Lantas Elang membawa kedua temannya ke taman kecil di sudut sekolah yang jarang ada murid atau guru yang lewat. 

Mereka bertiga duduk di bawah naungan pohon beringin yang lumayan memberikan hawa sejuk di saat sengatan sinar matahari sedang terik-teriknya.

Elang pun menceritakan awal mula dia memilih untuk menyembunyikan identitasnya.

Sejak kecil, bahkan mungkin sejak Elang masih di dalam kandungan sang ibu, dia sudah memikul harapan besar untuk dapat memimpin kerajaan bisnis ayahnya. 

Masa kecil Elang dilewati tidak seperti anak kecil seusianya. Terlebih ibu Elang yang meninggal tepat setelah melahirkan, membuat Bram, ayah Elang, memiliki kuasa penuh untuk mendidik Elang dengan caranya sendiri.

Sederet peraturan harus dipatuhi oleh Elang. 

Tepat ketika Elang menginjak usia tiga tahun, dia dituntut untuk bisa membaca dan menulis. Tujuh tahun, dia mulai belajar bisnis dan ilmu manajemen, dan ketika sepuluh tahun, dia sudah terjun langsung bekerja di kantor menjadi asisten sang ayah.

Tentu saja Elang tidak mendapatkan pendidikan di sekolah konvensional. Dia belajar secara privat di rumah.

Bram mengundang guru besar dan pengajar profesional ke rumah. Mereka mengajar berbagai mata pelajaran yang dibutuhkan untuk mempersiapkan Elang sebagai seorang pemimpin perusahaan.

Tentu saja, Elang sangat tertekan dengan didikan Bram yang sangat otoriter itu. Dia tidak pernah merasakan seperti apa berangkat sekolah atau bermain dengan teman sebaya. 

Tak hanya mengatur pendidikan Elang, Bram juga mengatur semua tindakan yang harus dilakukan Elang. Salah satunya dengan menyembunyikan identitas Elang yang sesungguhnya pada publik.

Tekanan dalam diri Elang semakin menjadi-jadi. Dia yang sudah tak tahan lagi, akhirnya mencoba untuk melawan sang ayah. 

Elang mengancam akan bunuh diri jika Bram tidak menuruti permintaannya. 

Setelah perdebatan yang cukup alot dengan sang ayah, akhirnya Elang diizinkan untuk bersekolah di SMA konvensional dan menjalani kehidupan sebagaimana murid biasa tanpa ada label seorang anak sultan.

Namun, dengan satu syarat, Elang tidak boleh menjalin hubungan asmara dengan wanita. Karena menurut Bram, jatuh cinta hanya akan membuat seorang pria lemah di hadapan wanita.

Abian dan Farel terdiam menyimak cerita Elang. Sesaat mereka menjadi berpikir, bahwa ternyata kehidupan anak orang terpandang tak jauh berbeda dengan mereka yang menyandang status sebagai rakyat jelata.

"Kita senasib ya, Lang," ucap Farel setelah Elang selesai bercerita. "Di rumah, aku juga sering dituntut untuk dapat nilai bagus, dapat rangking satu, dan harus pinter matematika. Aku sering berpikir, kalau aku jadi anak sultan, pasti hidup aku bakal enak. Eh, sekarang aku sadar ternyata anak sultan juga punya masalah yang sama seperti aku."

"Nggak kamu saja, Rel. Aku juga sering dibanding-bandingin sama anak tetangga, anak majikan papa, bahkan sama anak yang nggak kenal lewat depan," kata Abian sambil tersenyum getir. "Capek tahu digituin terus."

"Masalah yang aku tanggung itu nggak seberapa dengan masalah kalian berdua," Elang menatap Abian dan Farel bergantian. "Coba bayangkan aku sejak kecil sudah dituntut untuk bisa ini itu. Aku lebih capek dari kalian semua."

"Terus, Lang. Kamu bagaimana bisa nikah sama Bu Aya?" tanya Abian. "Apalagi kamu kan nggak boleh pacaran sama bapak kamu. Lah ini kamu malah nikahin anak orang."

Elang mengangkat bahu. "Aku nggak tahu bagaimana reaksi ayahku saat tahu aku menikah, tapi aku yakin ayah pasti nggak bakal marah. Secara aku anak satu-satunya."

"Kamu yakin, Lang?" Farel bertanya untuk memastikan.

"Yakin lah."

"Eh bentar! Kamu belum cerita, bagaimana bisa kamu nikahin Bu Aya?" protes Abian sambil menghentakan kaki saking kesalnya.

Ketika Elang membuka mulut untuk berbicara, tiba-tiba dari datang Tedi yang berkacak pinggang melihat tiga murid berada di luar kelas saat jam pelajran berlangsung.

"Ini kenapa pada ngumpul di sini?" Tedi berteriak penuh amarah. 

Menjadikan Abian, Elang, dan Farel terlonjak kaget dan menoleh ke sumber suara. Wajah mereka bertiga sama-sama tegang bercampur takut dan mereka pun mengangkat tangan sebagai tanda minta ampun.

"Ini sudah masuk jam pelajaran, kenapa kalian masih ada di luar, hah? Memang nggak ada guru di kelas?"

"A-ampun, Pak. Kami nggak sengaja," kata Abian terbata-bata.

"Nggak sengaja, nggak sengaja," cibir Tedi yang kemudian membentak sambil mengacungkan tangan ke arah ruang kelas. "Masuk ke kelas sekarang!"

1
Julia Juliawati
mampir
Ibrahim Efendi
😄😄😄
Ibrahim Efendi
yaaaaahhhh... pingsan lagiiiii....
Ibrahim Efendi
😜😄
ᄂ⃟ᙚₘₒₘરᵤyzz🤎𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁🥑⃟❣️
Luar biasa
Cheng Nyo
👍
ᄂ⃟ᙚₘₒₘરᵤyzz🤎𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁🥑⃟❣️
Luar biasa
echa purin
/Good//Good/
Qaisaa Nazarudin
Salah kalian juga,Ngapain nyuruh Hani yg ngurusin anak kalian..
Qaisaa Nazarudin
Malah keputusan kamu ini yg paling SALAH,Kalo mau Elang kembali jangan pernah kamu pisahkan dia dengan Ayana..
Qaisaa Nazarudin
Hadeeehhh 🤣🤣🤣
Qaisaa Nazarudin
Elang tiba2 jadi Oon bin Amnesia 🤣🤣🤣🤣😜😜
Qaisaa Nazarudin
Ngapain nanya Trisno, Sekarang kamu udah mendapatkan jawabannya..
Qaisaa Nazarudin
GILA..GAK MASUK AKAL..ANAK SEKECIL ITU,HAK SESUAI UMUR DAN OTAK KECILNYA HARUS DIPAKSA UTK HAL2 YG SEPERTI ITU..
Qaisaa Nazarudin
Kalo Farel mungkin aku percaya dia gak kenal siapa Elang,mungkin mereka baru kenal saat SMA,Lha Abian apa kabar?Apa Arif juga baru setahun dua jadi sekretaris tuan Bram?
Qaisaa Nazarudin
Itu mah singa bukan buaya..
Qaisaa Nazarudin
Gak mau di publikasi,Tapi potonya di pajang di ruangannya,Apa setiap orang yg masuk keruangannya Bram termasuk koleganya bisnisnya gak lihat poto itu? 🤣🤣🤣
Qaisaa Nazarudin
Heran deh padahal udah belasan tahun umur Bian dengan Elang,Masa ia dari kecil sampai gede Arif gak kenal sama Elang atau di kenalin Elang ke Bian??Biasanya anak assisten dengan anak majikan pasti saling kenal lah..
Qaisaa Nazarudin
Kalo Bian anak Arif,Yang di maksudkan Bian,Ayahnya selalu membanding2 kan Abian dengan anak majikannya itu berarti Elang kan? Apa bian gak tau kalo Arif ayahnya bekerja dengan daddynya Elang??🤔🤔
Qaisaa Nazarudin
Niatnya Elang mungkin TULUS utk menolong Diva,Tapi disalah artikan oleh Diva,inilah yang akan jadi Boomerang hubungan antara Elang dan Ayana nantinya..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!