NovelToon NovelToon
Ustadz & Si Gadis Polos

Ustadz & Si Gadis Polos

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Cinta Murni / Dijodohkan Orang Tua / Fantasi Wanita
Popularitas:283.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Ditaa

❗️EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON❗️

Seorang Pria yang di paksa sang Ayah untuk menikahi Gadis yang tidak tahu asal-usul nya, pernikahan itu di dasarkan karena suatu perjanjian sebelum rekan Ayahnya menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya.

Memang benar, mencintai paksa orang yang tidak di cintainya benar-benar sangat sulit, tetapi dengan selalu berdekatan di antara keduanya akan membuahkan benih-benih cinta. Akan tetapi, apakah mereka benar-benar berhasil mencintai satu sama lain?

-----------

Yukk kepoin ... jangan lupa tambahkan favorite. Like, komen positive & vote nya juga ya bestie😍🔥

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ditaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kejadian Di Resto

Dua pelayan wanita datang menghampiri Fabian dan Adiba dengan membawakan makanan pesanannya.

Pelayan satu persatu meletakkan makanan dan minuman yang ia bawa di atas meja tersebut. Tanpa berucap, pelayan pun langsung melenggang pergi.

Adiba bingung karena ia tidak bisa makan menggunakan garpu dan pisau saja.

"Makanlah ..." ujar Fabian yang ingin memasukkan sepotong daging ke dalam mulutnya.

Adiba malu untuk mengatakannya, ia hanya terdiam menatap suaminya.

"Kenapa, hm?" tanya Fabian, Adiba hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Ya sudah, di makan cepat, habis ini kita langsung pulang." sahut Fabian lalu melanjutkan makannya.

Adiba mencoba untuk memotong daging mengikuti Fabian menggunakan pisau dan garpu nya. Usaha memang tidak menghianati hasil, Adiba bisa melakukannya walaupun terlihat sangat kaku.

Setelah selesai makan, Fabian mencuci tangannya di wastafel yang sudah tersedia di dalam sana, tidak jauh dari tempat duduknya, hanya beberapa langkah saja.

Makanan Adiba masih banyak, wanita itu baru menghabiskan setengah daging dari satu porsi nya. Melihat suaminya selesai makan, Adiba hanya fokus memotong daging dan memakannya.

Fabian kembali duduk, ia menggeserkan kursi nya mendekati sang istri, mengambil pisau dan garpu dari tangan istrinya dan memotong dagingnya kecil-kecil.

"Eumm-" Adiba mengunyah sambil menatap suaminya intens.

"Kenapa? Sudah aku potongkan, makanlah cepat." ujar Fabian lalu menaruh kembali piring yang terbuat dari bahan batu itu ke depan istrinya.

"Hm, terimakasih." sahut Adiba.

Sambil menunggu istrinya selesai makan, Fabian hanya memainkan ponselnya saja sambil sesekali melirik Adiba yang sedang makan di hadapannya.

Lima belas menit berlalu, Adiba baru saja menyelesaikan makannya, masih ada beberapa sisa makanan disana tapi ia tak makan karena sudah merasa sangat kenyang.

"Mau kemana? Habiskan dulu, mubazir kalau di buang." ujar Fabian yang melihat Adiba ingin berdiri.

"Kenyang, Mas." jawab Adiba menghela nafasnya.

"Suapkan ke aku" ujar Fabian lagi sambil menunjukkan mulutnya.

"Ih Mas Fabian rese banget" gerutu Adiba di dalam hatinya, tetapi dengan senang hati Adiba menyuapkan makanan yang masih tersisa di sana kepada suaminya.

"Hm, terimakasih. Sudah sana kamu cuci tangan, aku tunggu di kasir." ujar Fabian, Adiba mengangguk tanda mengerti.

Fabian membayar menggunakan kartu ATM miliknya. Adiba mendekati suaminya dengan berdiri di belakangnya.

Sesudah selesai membayar, Fabian dan Adiba bergegas untuk pulang.

***

Kurang dari satu jam, mobil Fabian baru saja sampai di halaman rumah Pak Alzam, rumah yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, dengan halaman rumah yang luas di tanami beberapa tanaman bunga dan lain-lain membuat rumah itu semakin asri dan terasa segar jika melihatnya.

"Assalamualaikum, Umi ..." ujar Adiba sambil membuka pintu rumah.

"Waalaikumsalam, sayang. Kalian kemana saja? Lama sekali, dari pagi sampai sore." sahut Bu Aisyi terpogoh menghampiri menantunya yang datang.

"Dari siang sampai sore, Mi." ralat Fabian yang masuk dengan membawa kantong belanjaannya.

"Oh iya, Umi lupa ... Wah kalian habis nge-mall ya? Ada buat Umi gak nih??" tanya Bu Aisyi sambil terkekeh.

"Dari supermarket, Mi. Pulang dari Bandara macet, tangan Kakak juga pegel jadi mampir dulu buat makan, kasihan Adiba." ujar Fabian yang baru selesai menaruh belanjaannya di belakang.

"Oh begitu ya ... Umi juga hanya bercanda kok."

"Tapi banyak snack, Mi. Kalau ingin, Umi tinggal ambil saja." sahut Adiba yang tak enak.

"Iya sayang, sudah kalian istirahat dulu saja ... Umi ingin makan dulu." Bu Aisyi mengelus pundak Adiba pelan. Kemudian Bu Aisyi berjalan kearah belakang.

"Temenin Umi gih, aku keatas dulu." ucap Fabian kepada Adiba.

"Iya, Mas." Adiba setuju karena memang ia juga ingin menemani mertuanya, tidak enak jika harus meninggalkan mertuanya makan sendirian di tempat makan.

"Hm." sahut Fabian.

Mereka sama-sama berjalan, Adiba menghampiri Bu Aisyi yang sedang menyedokkan makanan ke dalam mulutnya.

"Eum, Adiba ..." ujar Bu Aisyi dengan mulut yang masih mengunyah.

"Hehehe ... iya, Mi." Adiba menarik kursi kosong di sebelah Bu Aisyi dan duduk disana.

"Kamu kenapa kesini, Dib? Umi kan sudah bilang kepadamu untuk beristirahat saja, pasti capek kan di perjalananan ..." ujar Bu Aisyi.

"Gak, Mi ... Adiba sudah tidur di dalam mobil hehehe ..." sahut Adiba jujur.

"Ya gak apa-apa. Beristirahatlah sana ... Umi makan hanya sebentar saja kok."

"Adiba temankan, Mi. Adiba bosan kalau di kamar." ujar Adiba.

"Haha ... Baiklah-baiklah, Umi mengerti." sahut Bu Aisyi sambil tersenyum. Adiba hanya tersenyum canggung.

Di dalam kamar, Fabian yang sudah sangat lelah langsung menyalakan AC kamar kemudian merebahkan tubuhnya sambil memeluk bantal gulingnya. Tubuhnya sudah terkulai lemas, menyetir mobil sejak pagi membuatnya ingin berisirahat sebentar saja.

Sementara di dapur, Bu Aisyi sudah selesai dengan makan nya, mereka berdua sudah berada di dalam dapur. Adiba membantu membersihkan piring-piring dengan mencucinya di wastafel.

"Dib, bagaimana keadaan Ibu mu? Maaf Umi belum sempat bertemu lagi dengannya." tanya Bu Aisyi.

"Ibu baik-baik saja, Mi. Gak apa-apa, yang penting Umi sehat, Ibu juga sudah senang mendengarnya." sahut Adiba.

"Kamu beneran mau ikut Fabian ke Kairo, Dib?" tanya Bu Aisyi lagi, ia harus merelakan anak dan menantunya untuk pergi.

Adiba mengangguk "Iya, Mi. Tapi kalau Mas Fabian nggak mengizinkan, Adiba juga nggak maksa."

"Bujuklah suamimu untuk bekerja disini saja, kali saja si Fabian mau jika kamu yang memintanya." ujar Bu Aisyi dengan lirih.

"Iya, Mi. Nanti Adiba akan coba membujuknya ..." sahut Adiba, ia juga tidak tahu seperti apa pekerjaan suaminya di Kairo.

"Terimakasih, sayang."

"Sama-sama, Mi."

1
Erni Zahra76
alhamdulillah...sdh sekian purnama br up lg...semangat kk author 💪💪🙏
Erni Zahra76: ihhh aq g punya hehee
Ditaa: Kak, aku terharu lho ternyata masih ada yang ngikutin ceritaku, aku usahain biar up terus ya Kak dan tamatin ceritanya... Kalau Kakak mau baca novel aku, cek apk sebelah ya Kak, dua tamat, satunya lagi on going💞💞💞🙏🏻😊
total 2 replies
Siwi nur Asih
Luar biasa
Purwadi
lanjut thor
Eka Mardika Banchin
Tulisan yang bagus
𝐈𝐬𝐭𝐲
lanjuut dong Thor...
kairin
ceritanya bagus.tpi syang blom ada lanjutannya.
pelajaran yg bisa di ambil.ustadz hanyalah gelar saja.tpi orangnya tetap manusia biasa yg TDK terlepas dari khilaf.tetapi kmudian kembali ke jalan Allah SWT
Erwin Cuantiq
Luar biasa
kairin
kapok bian, jgn di maafkan dulu, kasih pelajaran buat bian
kairin
gobloknya bian.ih...bikin emosi...
kairin
udah panas dingin nih....
kairin
udah mulai greget nih
Zuny Achmad
alhmdulillah lnjut kak
Helda Watie
syukur alhamdulillah..akhir nya dpt juga kmi membaca sambungan nya..terima kasih banyak2 wahai sang penulis..god jop..terbaik
Helda Watie
lanjut kn lh..lama kmi menunggu..sambungan nya..cerita yg mantop.harus ada ending nya..terus kn lh berkarya .jng berhenti..semoga anda tetap maju dlm karya mu..berapa kli sudah aku membaca cerita ini.tanpa jemu..sehingga setiap episod sudah ku hafal..🤣🤣🤣..kmi tunggu sambungan nya .wahai penulis..
Ditaa: Siap Kak hehehe🤗🤗
total 1 replies
Helda Watie
mana sambungan nya..lama sudah menunggu.sayang sekali.jln cerita sudah bagus tapi sayang seribu kli sayang cerita nya tergantung...lama sudah kmi pembaca menunggu sambungan nya..
Ditaa: Stay tune ya kak😁
total 1 replies
Roudhotul Zannah
Lumayan
Roudhotul Zannah
Biasa
micha_chaa
next kak
𝐈𝐬𝐭𝐲
lanjuut thor..
𝐈𝐬𝐭𝐲
wanita mah gak bakalan lupa mas malah sukanya ungkit² hal yg sudah berlalu yg bikin kesel.. 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!